26. The Past

12.8K 2K 203
                                    

ANGIN malam yang dingin terasa menggigit kulitnya hingga merasuk ke tulang-tulang. Tadi Seohee berlari keluar tanpa pikir panjang, mantel hangat yang ia kenakan masih mampu di tembus udara dingin―membuatnya melangkah tanpa arah sambil mendekap tubuhnya sendiri, mengusap lengan guna menghantarkan kehangatan.

Tungkainya menyusuri sepanjang bahu jalan―dari hotel dan akhirnya sampai di pantai yang letaknya tak begitu jauh. Kelopak matanya sudah memanas sejak tadi, sampai persendiannya mulai lelah dan Seohee langsung berjongkok di atas gundukan pasir pantai.

Deburan ombak menyambut kedatangannya, membuat Seohee menatap nanar dengan berbagai macam pikiran. Suasana hatinya sedang tak baik saat ini, mengingat rasa kecewanya terhadap Taehyung.

Sejenak Seohee menyembunyikan wajah di antara lutut. Tangannya meremat mantel hangat yang ia kenakan dengan erat―sesaat kemudian punggungnya bergetar hebat karena sekelebat wajah Taehyung membayanginya.

Seohee merasakan tangan kirinya mendadak nyeri karena terguncang hebat. Isakannya tak dapat dihentikan sekali pun ingin menyudahi. Air matanya menetes hingga merembes dan membasahi mantel hangat.

Tubuhnya menggigil karena kedinginan, sementara rasa panas di sekitar wajahnya malah membuat keadaan semakin memburuk. Belum lagi kerongkongannya jadi sakit karena berusaha menahan tangis mati-matian.

Harusnya sedari awal, Seohee tidak usah mengenal Kim Taehyung saja.

Seohee pikir Taehyung bisa dipercaya saat pria itu berhasil memenangkan hatinya; meyakinkan dirinya. Tapi pria itu baru saja menghancurkan hatinya malam ini, membuatnya kecewa karena dibohongi. Seohee bahkan tidak tahu bagaimana perasaannya saat ini, semakin terasa rumit tiap detiknya.

Kepalanya seakan dipenuhi dengan benang kusut. Seohee memukuli dadanya, menangis keras seperti seorang remaja patah hati. Dalam hati ia membatin, kenapa harus menangis sehebat ini hanya untuk seorang Kim Taehyung?

Padahal Seohee jelas-jelas tak memiliki perasaan apa pun pada pria itu. Tapi saat tahu Taehyung hanya ingin mengeruk banyak keuntungan darinya, Seohee jadi merasa rapuh dan hancur. Beranggapan bahwa Taehyung hanya pria berengsek yang gemar mempermainkan dirinya.

Selang lima belas menit berada di sana, kepalanya terangkat perlahan tatkala merasakan tangan seseorang melilitkan sebuah syal di lehernya. Seohee masih mematung, menatap lurus ke arah pantai―mengamati ombak yang bergulir dengan tatapan kosong.

Jungkook berdiri di belakangnya, menyorot punggung sempit Seohee dengan tatapan teduh. "Aku tahu kau terluka, tapi menghukum diri sendiri di tengah udara dingin seperti ini bukan hal yang bagus, Seo."

Berikutnya isakan Seohee terdengar makin jelas, ditambah punggungnya yang tetap bergetar hebat. Seohee memejam sambil mengasihani dirinya. Lalu Jungkook memegang lembut bahunya untuk diajak berdiri. Begitu Seohee menghadap ke arahnya, Jungkook langsung merangkum tubuh itu ke dalam dekapan. Tangannya mengusap lembut punggung Seohee, sementara netranya tak lepas memandangi ombak.

Bibir keduanya terasa kering karena udara dingin. Jungkook bahkan dapat merasakan tubuh Seohee menggigil dalam dekapannya. Jungkook menggenggam tangan kanan Seohee yang terasa dingin; membeku lalu menjejalkannya ke dalam saku mantel hangat miliknya. Ia menyimpan hot pack di masing-masing saku; bermaksud membaginya dengan Seohee.

Sepertinya hari ini Seohee terlalu banyak menangis, tapi itu bagus. Seohee mungkin akan mendapatkan tidur nyenyak nanti. Jungkook tidak tahu harus melakukan apa selain membiarkan wanita itu menangis dalam pelukannya. Ia tidak bisa berbuat apa pun. Menenangkan Seohee pun tidak ada gunanya di saat seperti ini. Pikirnya, biarlah Seohee menangis dan meluapkan segala kemarahannya. Mungkin itu yang terbaik daripada terus memendamnya.

Trapped by DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang