7. Brothers Conflict

20.9K 2.8K 255
                                    

SEHARIAN ini Seohee terlalu banyak melamun, seperti orang linglung yang tengah berpikir keras mengenai masalah tak jelas. Maniknya menatap kosong ke arah pantry sementara tangannya mulai membelah sosis di atas talenan. Rambutnya yang digelung tinggi merosot, membelai belakang tengkuk sebelum benar-benar jatuh tergerai menyelimuti punggung. Bahkan kala presensi Jungkook sudah berada di sana sambil menatap heran, kesadaran wanita itu masih belum kembali ke peraduan.

Pemuda Kim itu menuju lemari pendingin untuk mengambil sebotol air mineral. Hari ini ia tidak memiliki jam kuliah, jadi sedari pagi hanya bersantai, bermain game seperti harian santai biasanya. Merasakan wanita itu masih senantiasa pada posisinya membuat Jungkook bergegas menoleh, mengamati surai sepunggung yang terurai dengan indah. Jungkook menenggak mineralnya sekali lagi sebelum berakhir mengembalikan ke dalam lemari pendingin lalu mendekat pada Seohee.

"Jarimu bisa terluka jika terus-terusan melamun." Tutur lelaki itu, meloloskan satu gelang karet berwarna hitam dari pergelangan tangan lalu menyisir surai Seohee dengan jemarinya. Sempat merasa terkejut, kakak iparnya itu menoleh dengan kedua tangan bertumpu di atas talenan. Untung saja dirinya tidak benar-benar terluka karena menggunakan pisau secara tak fokus―berhasil diselamatkan oleh Jungkook. Helaan napas berembus gusar dari belah bibir wanita itu.

Seohee hanya berdiam diri selama iparnya membantu untuk menguncir rambut. Sempat merasa ragu, dirinya pun memutuskan untuk membuka suara. "Tahu tidak? Taehyung mengajakku makan malam, hanya berdua." Katanya dengan raut bingung. Jemari Jungkook masih telaten merapikan surai Seohee dalam satu genggaman setelahnya mulai mengaplikasikan gelang karetnya untuk menguncir. Lesung pipi lelaki itu menunjukkan presensinya tatkala mengulum bibir.

Sebenarnya Seohee sendiri merasa heran, sebabnya Jungkook bersikap begitu manis padahal tidak ada angin pun hujan. Jangan-jangan Jungkook punya niat terselubung, begitu pikirnya.

"Dia sudah memberitahuku." Selesai menguncir rambut hitam wanita itu, Jungkook memutari meja pantry hingga berada di hadapan Seohee, tangan nakalnya mencomot potongan sosis untuk dimasukkan ke dalam mulut namun Seohee tak memberikan reaksi apapun selain mengerucutkan bibir karena masih membingungkan tawaran Taehyung. "Kenapa kau terlihat tidak senang?"

Menilik sejenak, Seohee akhirnya menghela napas dengan kedua siku mendarat pada meja pantry, menopang dagunya dengan tatapan lekat ke arah iparnya. "Bukannya tidak senang. Hanya saja aku merasa ada yang janggal. Jangan-jangan dia mulai frustasi."

"Karena apa?" mulut pemuda itu tak henti mengunyah, tahu-tahu sosis di atas talenan lenyap tanpa jejak dan tak disadari sang pemilik.

Seohee merotasikan bola matanya, berhenti lalu hanya menilik langit-langit. Setelah bola matanya kembali menetapkan fokus pada Jungkook, rasa pening tak nyaman muncul dalam beberapa detik hingga menyentuh pangkal hidungnya. "Karena penyerahan harta warisannya belum juga disetujui hingga saat ini." Seohee menghela napasnya. "Tahu tidak? Nenek sepertinya mengetahui sandiwara ini. Beliau menyinggung statusku dengan Taehyung beberapa waktu lalu saat kita berada di Daegu."

Iparnya terlebih dulu mendaratkan bokong pada sebuah kursi yang terlihat mirip dengan kursi bar. "Kenapa tidak bilang? Hyung tahu soal ini?" wanita di depan Jungkook langsung memberi gelengan pelan lalu menyingkirkan dagunya dari kedua tangan yang sempat menopang. Detik berikutnya Seohee dapat mendengar Jungkook mendesis lantas ekspresinya berubah, seolah bertanya; ada apa? Alih-alih lekas menjawab, Jungkook malah tampak kesal dengan tanggapan wanita itu. "Dasar bodoh." Sindirannya berhasil menohok Seohee.

"Seharusnya kau mengatakan hal itu pada Hyung, jadi dia bisa mengatur rencana agar dapat meyakinkan Nenek."

Helaan napas berembus cukup kasar dari Seohee yang kini mendaratkan keningnya di atas meja pantry. "Aku tidak tahu." Sesalnya sambil menggeleng-gelengkan kepala sebab merasa bingung. Sepersekian detik berikutnya manik Seohee kembali menuju ke arah Jungkook. Pemuda itu hanya menatap bingung disusul dua bahu mengendik juga ekspresi wajah tak menyenangkan.

Trapped by DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang