SUARA ketukan high heels―setidaknya lima sentimeter berhasil mengisi penjuru lorong apartemen. Dengan belah bibir melipat geram, Seohee berusaha melangkah cepat namun terkesan kalem―takut-takut gaun indah yang ia kenakan robek di bagian selangkang lalu membuat Taehyung terkikik geli sambil mengejeknya. Sesampainya di depan sebuah alat transportasi vertikal yang dapat membawanya ke lantai dasar, ia bergegas memasuki lift agar dapat segera sampai di lobby.
Sayangnya ada hal yang lebih menyebalkan saat ia harus berurusan dengan pria paruh baya di dalam lift dan menatap genit ke arahnya lantas hal tersebut sukses membuat Seohee menyorot tajam. Hanya ada mereka berdua di dalam sana, meski begitu Seohee tak berniat lekas menghantamkan satu pukulan telak dengan menggunakan tas yang menggantung di bahunya. Tiba-tiba ia malah teringat pada Jungkook sebab tatapan jahil dan genit yang lelaki itu torehkan justru sangat menyenangkan dibanding dengan keadaan sekarang.
Sejenak obsidiannya melirik pria berkaca mata yang masih mencuri pandang ke arah dadanya, membuat wanita itu mendesis sebal dan saking tak sabarannya memencet tombol hingga berkali-kali, siapa tahu bisa lebih cepat―pikirnya.
Seohee memutar bola matanya dengan lengan terlipat di depan dada, mengembuskan napas panjang lalu mengintip pria setengah baya yang makin gencar melirik dan entah sejak kapan sudah hampir menyentuh lengan telanjangnya. Sial. Seohee tidak tahan lagi ingin meluapkan emosinya yang mencapai ubun-ubun.
Alih-alih melimpahkan amarah, wanita itu buru-buru mengaduk isi tasnya dan mengeluarkan ponsel, menelepon Taehyung setelahnya berteriak kencang sampai membuat pria setengah baya tadi terperanjak kaget, berakhir merapatkan dirinya pada bagian sudut lift. "Hei, Berengsek! Masih di lobby kan? Tolong siapkan lengan kerasmu itu untuk menghantam perut pria yang sedari tadi menatapku seolah bola matanya akan keluar."
Di sisi lain, Taehyung tengah kebingungan lantas keningnya mengernyit. "Maksudmu?"
"Aku ingin membunuh seseorang sekarang! Haruskah kucongkel matanya dengan ujung heels mahal darimu ini atau―"
"Wow, tenanglah, Sayang. Jelaskan padaku pelan-pelan." Seohee mendengus geram dan secepat kilat menoleh ke arah pria yang kini meringkuk ketakutan di sudut lift. Irisnya melebar disertai mantra-mantra ancaman yang terdengar seperti bisikan tak masuk akal.
Pria itu buru-buru mendekat pada tombol lift, memaksa henti hingga akhirnya pintu terbuka entah di lantai ke berapa dan presensi itu langsung keluar dari sana dengan lari tunggang langgang. Seohee menarik sudut bibirnya puas lantas menekan tombol lift. "Tidak jadi. Aku sudah aman."
"Ya, baiklah. Tapi maaf sekali, kau tidak aman sebentar lagi." Taehyung membuat suara 'clack' yang sukses membuat Seohee mengendikkan salah satu alis lurusnya, bingung. Gelenyar aneh mulai bermunculan dalam benaknya hingga tanpa sadar wanita itu menggigit bibir bawah dengan gemas. "Dan lengan keras katamu? Oh, maaf. Aku tidak sekeren itu. Cepat kemari atau aku akan benar-benar menghukummu." Setidaknya Seohee bisa mendesah lega untuk sesaat usai mendengar ucapan Taehyung barusan. Saat daun ganda pintu lift terbuka, buru-buru wanita itu membawa tungkainya melangkah cepat menuju lobby yang terlebih dulu harus melewati sebuah lorong.
Setelah sampai di lobby, Seohee memerhatikan punggung tegas seorang pria yang kini tengah membelakanginya dan masih menempelkan ponsel pada telinga. Ia terlebih dulu menghirup napas dalam-dalam sebelum berakhir menghela napas hingga membuat perhatian seorang resepsionis mengarah padanya. Detik itu pula, Taehyung telah menyadari bahwa istrinya tengah berada di belakang sana dengan air muka yang sedikit tegang. Terlihat jelas dari kedua tangannya yang memilin gaun bagian bawah dengan begitu gusar.
Taehyung berhasil dibuat takjub sekali pun keringat di pelipis wanita itu membuat dandanannya jadi terlihat berantakan. Sambil menjejalkan ponselnya ke dalam saku celana, Taehyung mulai berderap ke arah Seohee yang tengah gemetaran.
YOU ARE READING
Trapped by Desire
Fanfiction[SUDAH DITERBITKAN DAN TERSEDIA DI GRAMEDIA] Tak pernah terlintas sedikit pun di pikiran Min Seohee bahwa ia akan menikah dengan seorang pria yang bahkan tak pernah ia cintai. Jika bukan karena desakan dari keluarganya yang sedang kelimpungan memik...
