13. Drunk - A

19.6K 2.6K 565
                                    

PUKUL sepuluh malam setelah satu jam Jungkook dan Seohee kembali, keadaan ruang tengah benar-benar tak terduga. Bantal sofa berhamburan di atas lantai, bungkus camilan berserakan pun kaleng bir yang memang masih dapat dihitung jumlahnya.

Seohee kepalang tewas di sofa; bukan dalam artian sebenarnya―dengan posisi berselonjor sementara Jungkook masih betah menyaksikan acara membosankan di salah satu saluran televisi―duduk di atas karpet beludru putih bersih yang kini harus ternodai remah camilan. Punggungnya menyandar lemah pada sofa yang saat ini dikuasai oleh kakak iparnya untuk menjadi tempat istirahat.

Wanita itu mabuk berat setelah menenggak banyak kaleng bir, mencurahkan berbagai macam hal yang terkadang hanya disambut anggukan oleh Jungkook sebab lelaki itu sama mabuknya, meski tak begitu parah.

Jadi, setelah acara makan dan minum-minum mereka berakhir, keduanya lemas lalu mengambil daerah kekuasaan masing-masing. Tadinya Jungkook ingin membawa wanita itu menuju kamar, namun tubuhnya sempoyongan. Biar saja Seohee tewas di sana, pikirnya. Sekalian agar bisa mengamati wajahnya dengan bebas selagi kakak iparnya itu tertidur.

Jungkook mendesah gusar dengan mata terpejam sementara tengkuknya bersandar pada tepian sofa. "Sialan." Ia bergumam sambil menenggak bir lagi, membasahi bibir tipisnya yang telah memerah.

Tubuhnya terasa menghangat, sangat tak nyaman. Peluh merembes pada kausnya, membuat basah dan lengket.

Tubuhnya berusaha untuk bangkit dari posisi setelah meletakkan kaleng bir―yang menyisakan setengah isinya ke atas meja. Namun akibat tubuhnya sedang tidak seimbang saat berbalik, tiba-tiba saja Jungkook limbung, hampir tersungkur di atas lantai kalau tak buru-buru menahan bobotnya dengan berpegangan pada badan sofa.

Mendadak irisnya melebar kala dirinya tersadar bahwa saat ini tengah mengungkung Seohee yang masih terlelap dengan satu bantal sofa di bawah kepalanya―memberikan kenyamanan tersendiri pada sang empu.

Semuanya tiba-tiba berkabut saat Jungkook membuka mata kembali setelah sempat mengedip kilat untuk menarik kesadaran. "Ah, kenapa aku ini?" tanyanya pada diri sendiri, masih memandangi wajah cantik Seohee―lekat berlipat-lipat ganda. Bibir ranum wanita itu seolah merayunya, merekah lebih menawan seperti kelopak mawar.

Melihat Seohee tidur manis saja membuatnya jadi berbunga-bunga tak keruan. Tangan kanannya senantiasa menahan bobot, menumpu pada tepian sofa dan nyaris jatuh sungguhan karena mendapat serangan pening pada kepala. "Kenapa harus kau, sih? Kau itu istri Hyung, mana mungkin―" sambil bermonolog, Jungkook bernapas ringan. Menahan euforia yang terus menggelegak dalam dirinya. "Kalau hanya mengecup bibir, boleh kan?"

Tangan kirinya berganti menyangga pada sandaran sofa lalu tangan kanan bergerak mendekat pada paras si wanita. Napasnya berembus penuh kehati-hatian sementara dada bidangnya yang terbungkus kaus basah tak henti naik dan turun. Detak jantungnya menggila di tengah-tengah persiapan―hati serta pikirannya sibuk berdiskusi tentang boleh atau tidak. Jungkook bisa gila sungguhan hanya dengan memikirkan dirinya yang tak lagi sabaran untuk menyentuh.

Aku tidak suka disentuh Jerapah itu!

Kekehannya tiba-tiba melantun bersamaan dengan tangan kanan mengepal erat, berganti jadi senyuman masam―mengingat ketika Seohee mencurahkan isi hatinya beberapa waktu lalu. Sekali pun itu larangan untuk Kim Taehyung, entah kenapa Jungkook merasa bahwa itu juga bisa menjadi ancaman untuknya pula.

Ia menciut dalam sepersekian detik dan kepalanya terasa kian pening. "Kita pindah, ya. Aku akan membawamu ke kamarku, agar Hyung tak mengganggu."

Sebelum dirinya benar-benar membawa Seohee menuju ke kamar―Jungkook terlebih dulu mengecup kening wanita itu dengan lama. Rasanya sangat nyaman dan lembut, serasa hatinya langsung diselimuti kehangatan tak terbantahkan.

Trapped by DesireWhere stories live. Discover now