15. Desire

20.5K 2.5K 507
                                    

TAK cukup lama Seohee termenung di atas ranjang putih itu, ia pun bergegas bangkit sembari memegangi kepalanya yang tiba-tiba terasa pening. Rasanya ia ingin cepat-cepat pergi dari sana lalu memutuskan untuk lekas melangkah dengan sempoyongan meski sempat melirik nakas di sisi ranjang untuk sekali lagi. Memandangi pigura yang ada di atas sana, merasakan bahwa dua bersaudara Kim itu dulunya tampak begitu akrab dan ramah ketika bersama.

Obsidiannya beralih pada hal lain―di mana ada banyak foto polaroid bergantungan di dinding dengan susunan rapi bahkan setiap sudut ruangan itu dihiasi foto polaroid yang berbeda-beda. Mulai dari skyline, pertokoan, tempat wisata, foto keluarga, kopi dan banyak lainnya. Tapi satu hal yang paling menarik perhatian Seohee adalah foto polaroid yang bergantungan tepat di belakang pintu kamar, membuatnya menyipit sejenak hingga akhirnya memutuskan untuk melangkah lebih dekat.

Sejenak wanita itu memiringkan kepala, menerka-nerka akan foto sosok seorang gadis yang banyak bergantungan di sana. Ada beberapa foto yang menunjukkan bahwa gadis itu cukup dekat dengan iparnya mulai dari yang menggunakan seragam sekolah, bergandeng tangan, berpelukan atau pipi yang saling menempel dengan menunjukkan pose imut―terlihat sangat bahagia dan membuat Seohee menarik kesimpulan; keduanya berpacaran. "Oh, ini bukan Chanmi. Kupikir Jungkook berpacaran dengan gadis itu." Gumam Seohee lirih, menyentuh salah satu foto dengan jari telunjuknya. Hanya satu dan berbeda dari yang lainnya, di mana Jungkook tengah berciuman dengan gadis tersebut―dan di bawahnya tertera sederet tulisan.

"Aku dan Minji," katanya membaca lirih, mengerutkan alis sambil menjauh dan pada akhirnya memilih untuk keluar dari kamar dengan perasaan campur aduk.

Setelah sampai di luar, Seohee lebih dulu menyandarkan punggungnya pada pintu kamar Jungkook yang sudah tertutup―sedikit terkejut kala menemukan ruang tengah yang berhadapan dengannya terlihat begitu berantakan―kaleng bir dan bekas bungkus camilan berserakan di mana-mana, membuatnya berusaha mengingat beberapa reka adegan semalam. "Ah, semalam aku mabuk dengan Jungkook." Pikirnya memejam sejenak, belum mampu mengingat hal lain mengenai insiden ceroboh antara ia dan Jungkook.

Seohee kembali berderap dengan langkah gontai, melenggang masuk usai mendorong pintu kamar Taehyung yang ternyata tidak tertutup rapat lalu memejamkan mata sejenak, merasakan pening menjalar makin liar di kepalanya. Meringis kecil di sela langkah yang terkesan hati-hati lalu akhirnya melebarkan iris saat melihat seonggok gundukan menyembul di balik selimut―tepat di atas ranjang. "Taehyung?" panggilnya dengan suara rendah, beranjak naik ke atas ranjang untuk memastikan setelah mengetahui bahwa kepala seseorang itu sedikit menyembul dari balik selimut. "Hei, kau tidak kerja hari ini? Jangan bilang kesiangan―sekarang jam berapa?" pikir wanita itu sambil menilik jam dinding yang berhadapan dengan ranjang mereka.

"Taehyung, sekarang sudah jam delapan!" katanya berseru sambil menggoyang-goyang tubuh sang empu yang nihil akan jawaban―menciptakan rasa khawatir tak terkendali lantas memaksanya untuk menyibak selimut dengan paksa dan berakhir mendapati Kim Taehyung tengah memejam gelisah terbukti dari kedua alisnya yang nampak bertautan.

Seohee menutup mulut serta hidungnya dengan kedua tangan, terkejut kala mengetahui wajah pria itu dipenuhi lebam juga terdapat darah mengering pada sudut bibirnya. "Hei, Kim Taehyung―apa kau baik-baik saja?" tanyanya tak juga mendapat jawab. Tangannya lekas memegangi kening pria itu―merasakan suhu tubuhnya yang cukup tinggi lalu menggigit bibir bawah sejenak. "Astaga, kau demam tinggi."

Wanita itu langsung turun dari ranjang lantas keluar dari kamar dan berlari gesit menuju dapur―menyiapkan air hangat selama beberapa menit lalu menuangkan ke dalam sebuah mangkuk, berderap lagi menuju kamar untuk mengambil selembar sapu tangan berwarna putih di dalam lemari. "Di mana Jungkook? Kenapa bisa terluka hingga demam begini sih?" disela kegiatannya memeras sapu tangan yang telah direndam air hangat―Seohee sempat mengomel sendiri, merasa prihatin.

Trapped by DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang