17. Hello

17.9K 2.3K 409
                                    

TIAP pagi telah menyapa, ada dua pasang jendela kamar yang harus Seohee buka agar udara segar dapat merangsek masuk dan menggantikan udara lama. Terkadang kaki telanjangnya dibiarkan menjajaki lantai kayu flat guna menuju balkon dan menghirup udara segar pagi hari sepuas mungkin sebelum semuanya digantikan oleh polusi dan Taehyung akan melihat sejurus ke arah punggung wanita itu dengan handuk yang melingkari pinggulnya lalu berakhir mengabaikan untuk bersiap-siap menuju kantor.

Tetapi hari ini semuanya terasa amat berbeda. Seohee masih di atas ranjang hingga pukul delapan pagi, tak acuh pada rutinitasnya membuka jendela atau pun berlari menuju balkon―tergantikan dengan aktivitas yang tak biasa; menatapi paras tampan seorang Kim Taehyung cukup intens lalu membiarkan dirinya didekap erat lagi hingga wajahnya membentur dada pria itu.

Rasanya benar-benar canggung. Dan Seohee menyadari ada gelenyar aneh yang kini mulai menyambangi dirinya. Ia suka menghirup aroma Taehyung, ia suka wajahnya berada di dada itu untuk waktu yang lama dan ia suka ketika salah satu tangan Taehyung mengusap pelan punggungnya tanpa maksud tertentu.

Seohee memejamkan matanya yang tadi sempat terjaga sementara tangannya bergerak perlahan hingga menggantung lemah pada pinggang pria itu. Ia bingung pada dirinya sendiri, kenapa bisa luluh begitu saja sejak mereka berpelukan hingga semalam suntuk. Tapi melihat cara pria itu memeluknya semalam, Seohee dapat merasakan sesuatu yang berbeda menguar di antara mereka. Ada getaran-getaran rumit yang sulit dimengerti. Juga tatapan lembut yang bahkan tak ia ketahui artinya.

Yang Seohee tahu, semalam Taehyung sempat terjaga selama satu jam lamanya saat ia hampir terlelap namun akhirnya memutuskan untuk ikut terjaga pula karena merasa agak khawatir pada kondisi pria itu. Mereka berbincang tentang beberapa hal―tentang rencana bulan madu yang telah Taehyung sampaikan.

Sejujurnya Seohee tidak mengerti harus mengambil keputusan apa, terlebih saat manik hitam Taehyung berusaha menguncinya hingga lama dan berakhir membuat Seohee menciptakan celah pada bibir ranumnya. Bahkan semalam wanita itu menyingkir dari tubuh Taehyung dan memilih untuk memberi jarak di antara mereka, tahu jika kondisi Taehyung terlihat lebih baik dari sebelumnya.

Kini keduanya saling menatap lekat hingga beberapa menit, hanya mengunci bibir masing-masing. Taehyung yang menanti dan Seohee yang berpikir keras, masih dalam posisi berpelukan sejak keduanya telah sama-sama terjaga.

Bulan madu bukanlah perkara mudah bagi Seohee. Ia harus menjaga perasaan seseorang yang sangat ia cintai―dan jika saja ia memutuskan tanpa berpikir panjang lebih dulu, kesalahpahaman pasti tak dapat dihindari nantinya. Sedangkan Seohee ingat betul, bahwa sekali pun Jimin membiarkan pernikahan palsu antara dirinya dengan Kim Taehyung itu terwujud, Jimin tetaplah orang pertama yang paling menentang jika terjadi sesuatu yang dapat menghancurkan hubungan mereka.

Selama berada dalam dekap hangat Taehyung, ia tak henti berpikir.

"Taehyung, mengenai yang semalam―" Seohee sebenarnya bingung harus mengatakan apa. Masih terlalu pagi untuk membahas perkara semalam yang belum juga terselesaikan. Ia butuh saran dari seseorang, tapi siapa? Yoongi―kakaknya itu sepertinya sibuk sampai-sampai tak pernah mengabari, bahkan sekali saat ia menghubungi, Yoongi malah menolak panggilannya. Jungkook, rasanya konyol jika ia harus berdiskusi dengan iparnya. Orang tuanya, tentu saja mereka akan mendukung―apalagi yang bisa Seohee lakukan? Ia seorang diri.

Taehyung mengeratkan dekapan, mengembuskan napas hingga menyentuh pucuk kepala Seohee lalu berbicara dengan suara serak, "Nanti kita pikirkan lagi, aku memberimu waktu dua hari," tuturnya lembut dan atmosfer berubah hangat seketika. Seohee membisu dengan kedua mata yang masih memejam lalu tangannya bergerak menuju dada pria itu untuk memberi jarak. Ia menekan agar mereka saling menjauh.

Trapped by DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang