I 🍁 Peri?

4.5K 311 26
                                    

"ALAS!!" teriak seorang pembeli dari pojok ruangan.

Sebenarnya aku tak suka dengan nama panggilan itu, karena panggilan 'ALAS' tak setara dengan wajah ku yang bisa di kategorikan dalam 'Cogan'.

"ALAS!!" teriak nya kembali dengan sedikit membentak.

Ku angkat tangan dan menghampiri nya "Iya, anda mau pesan apa?" ini lah pekerjaan ku menjadi seorang pelayan Cafe yang jika malam berubah hujud menjadi Bar, di mana aku harus bersikap sopan meski hati ingin mencaci, dan itu membuat ku menjadi orang yang munafik.

Dia tersenyum mungkin merasa puas sudah membuat ku berada di ujung jarinya "Aku ingin menawarkan mu sesuatu!" ucap nya misterius tapi sayang wajahnya tak seperti ucapannya, efek minuman yang ia pesan.

"Apa maksud mu Jerri?" tanya ku, dia adalah Jerri pembeli setia bar, dan aku sudah menganggap nya sebagai teman bicara, walaupun aku tak suka akan jalan hidupnya yang mengaku seorang 'Jagoan'dan 'petualang kota' mungkin maksud nya adalah maling.

"Tapi kau tak boleh bilang pada siapa-siapa" tegasnya dalam bisikan, menambah rasa penasaran ku.

Aku hanya mengangguk menanggapi ucapannya.

Jerri ikut mengangguk-an kepalanya
"Kau tau kan mistery tentang 'Benda Ajaib' itu?" tanya Jerri dengan mendekat kan wajahnya.

"Tidak memang nya kenapa?" aku pernah mendengar ya tapi tak begitu menarik perhatian ku, ku pikir itu hanya dongeng pengantar tidur saja.

BRUUUK...

Jerri menjatuhkan kepalanya ke meja
"Aissss...bagaimana bisnis berjalan? jika kau tak tau misteri itu" erangnya tanpa memperlihatkan kan wajahnya.

"Aku pernah dengar tapi-"

Jerri memotong ucapan ku
"Bagus!!" ia merogoh sakunya "Aku mendapat kan benda itu" ucap Jerri lalu memperlihatkan buku kecil yang sudah usang.

Aku sempat terkejut dengan ucapannya, apa dia cuma bercanda? Dan mendapatkan buku itu hasil curian?,
"Jika kau ingin bercanda aku tak berminat untuk saat ini, banyak pekerjaan yang belum aku kerjakan, dan jangan lupa bayar minuman itu" ucap ku beranjak dari kursi yang sendari tadi ku duduki.

"Jika kau tak percaya tak apa, tapi dengan ini kau bisa bertemu dengan orangtua mu" sungguh aku tak bisa untuk mengabaikannya.

Ku tatap wajah Jerri berusaha melihat kebohongan tapi... Apa Jerri tak berbohong?
"Apa maksud mu?"

"Aku tak berbohong ambilah, aku tak mencuri dan tidak membutuh kannya!!" dia sedikit memaksa dan menjejalkan buku itu ke dalam saku celana ku.

"Tap-"

"ALAS!!" bos ku berteriak dari arah dapur.

"Baiik aku kesana!!" jawab ku dengan melambaikan tangan.

Sebelum aku berbicara kembali, Jerri sudah tak sadarkan diri  "kau terlalu banyak minum!".

Sudahlah lupakan semuanya, aku harus pulang ini sudah lewat tengah malam, karena jika Bos sudah memanggil ku ia sudah pasti menyuruhku untuk pulang.

"Ini jatah lembur mu" dengan menyodorkan 3 lembar 10.000.

Ku ambil jatah ku dan beranjak pergi untuk pulang.

"Sebelum kau pulang buang lah sampah yang ada di sisi pintu!!" perintah bos ku.

"Baik!!" respon ku, setelah sampai di pintu belakang ku lihat 2 kantong plastik  sampah, ku ambil dan keluar dari Bar lalu aku akan berjumpa kembali dengan gang sempit yang gelap.

Apa hidup ku akan terus begini? Berada di ujung-jari orang, huuuuh jik-.

DUUK....SRRREEET...BRAAAK.....BRRRRUUUUUUK......

Suara itu berhasil membuat ku menengadah kelangit, dan selintas ada bayangan hitam dan kuning yang terjatuh pada tempat sampah.

Tempat sampah itu agak jauh dari tempat ku berjalan hingga aku tak bisa melihat dengan jelas apa yang sudah terjadi, aku berjalan dengan kencang meski 2 plastik sampah ini menjadi beban.

Setelah berada di tempat yang ku tuju, tak ada apapun selain kotak besar tempat sampah yang baunya menyengat, hingga aku tak mau mendekat dan cuma bisa memandang dari jarak dua meter.

"Mungkin itu hanya baju orang yang jatuh" gumamku lalu melemparkan plastik sampah.

"Oww apa ini?" suara itu berasal dari kotak sampah.

Oh!! Apa ada orang di sana?.

Sesosok hitam mencuat dari kotak itu dengan wajah yang mengenaskan, untuk apa di berada di tempat sampah? Atau mungkin dia yang terjatuh dari atas itu?.

Reflek ku ambil ponsel dan menyalakan senter untuk membuat penerangan
"Siapa kau?" tanya ku setelah tau bahwa dia seorang wanita.

"Aku adalah Peri" jawabnya.

"Tak mungkin" mana ada lelucon seperti itu?.

"Kau tak percaya?" tanya nya.

"Wajah mu tak memungkinkan kalau kau adalah Peri" mungkin sebaiknya ku ladeni lelucon ini.

"Ck...hidup itu susah ya udah jadi Peri masiiiih aja kurang cantik" erang nya dan mencoba keluar dari kotak sampah...

🍁PERI NYASAR 🍁

VOTE KOMEN
KRITIK SARAN....

Segitu dulu y

Ternyata buat fantasy lebih susah dari yang ku bayangkan .(eaaaaa)

Next 10++  vote y

Peri NyasarWhere stories live. Discover now