IX 🍁 Tersebarnya gosip murahan

1.5K 117 12
                                    

"Apa buku seperti ini?" buku kecil yang sudah tua itu kini berada di tangan Alaska.

Seketika PERI itu bangkit dari gulungan selimut mendekat ke Alaska lalu meneliti buku itu dalam diam, apa ucapan Alaska benar? Sebab wajah PERI itu di liputi dengan keterkejutan, seperti melihat sesuatu yang ajaib.
"Apa buku ini?" Alaska kembali bertanya mendesak, ingin sekali Alaska meneriakan kata itu supaya pertanyaannya di jawab bukan di acuhkan seperti ini.

PERI itu memandang Alska dengan mata yang masih berbinar
"D-ddari mana kau mendapat-kannya?" alih-alih di jawab tapi malah balik bertanya.

.🍁🍁🍁

Seminggu berlalu setelah kejadian di mana buku Alaska di bawakan PERI secara tak wajar, membuat satu kelas heboh hingga sampai sekarang mereka tak bisa melupakannya, dan berita itu menyebar begitu cepat entah bagaimana caranya tapi satu sekolahan sekarang tau akan cerita itu, meski sebagian lagi menganggap itu semua hanya omong kosong tentu guru juga beranggapan sama.

Tapi kebanyakan menganggap itu semua benar di tambah rumor bahwa akhir-akhir ini Alaska sering ngomong sendiri, dan tentunya ada yang melihat kejadian sore hari pas hujan di mana Alaska berpenampilan seperti orang gila, tapi si kembar malah menganggap bahwa itu semua hal menarik apalagi pas sore itu Alaska bersama cewe kecil yang menurut mereka cantik.

Dan sudah seminggu juga Alaska mendapatkan tatapan sinis dan takut, seolah-olah Alaska bisa memanggil rumahnya dan melemparkan ke orang yang memandangnya, akhirnya Alaska menjadi siswa yang tak begitu di sukai dan di kucilkan, dan entah sejak kapan Alaska tak pernah lagi mengumbar senyumannya pada orang yang berpapasan dengannya, ia lebih memilih tutup mulut saat ada orang yang mencemoh bahkan mencibir, lebih baik tak bergerak saat ada orang yang memancingnya agar memanggil benda seperti buku terbang itu.

Tak ada lagi yang menepuk bahunya, tak ada yang menyapa, tak ada yang tersenyum padanya , tapi yang lebih menyiksanya adalah tak ada lagi yang mau memberinya jawaban soal.

kecuali si kembar yang masih mau bersama, selebihnya karena mereka anak bosnya
"Siapa cewe yang berada di samping mu?" bahkan si kembat tak hentinya bertanya ini khususnya Ron.

Sampai tak sanggup lagi menjawab bahwa
"Tak ada cewe di samping kuu!!" tukas Alaska malas.

"Yaaa tak ada karena di samping kau adalah aku" jawab Roy dengan mulut yang siap memakan roti kacangnya.

Mata Ron melirik adiknya dengan tajam dan sedikit menggerakan bibirnya
"Aku tak bertanya pada kau!!" semburnya "kau Alaska!! Siapa cewe itu?? Aku dengar kau bermain hujan dengan cewe cantik saat sore itu".

Alaska masih tak mau memberi tau mereka tentang PERI dan mungkin kedua benda ajaib yang masih jadi misteri baginya
"aku tak bermain hujan!! Kau kira aku bocah ingusan?! Bermain hujan? sembarangan aja kau ngomong" tukasnya mencoba menghentikan topik ini.

Tiba-tiba kedua tangan Ron memegang dagunya dan menariknya hingga sejajar dan dekat dengan mukanya
"Semua anak satu sekolahan tau dan katanya kau tak sendirian pada saat itu" jelas Ron nadanya hampir sama dengan Elisa saat dia menginginkan sesuatu dari Alaska.

Hampir saja mulutnya mengelurkan kembali sosis yang tadi ia makan
"Sejak kapan kalian mempercayai gosip murahan yang di sebarkan oleh cabe-cabean sekolah?" tanya Alaska agak mual.

"Sejak kapan kau cuek dan tertutup pada kami?" serempak kakak beradik ini meneriakinya, lalu mereka bersalaman "ternyata kita sama" gumam mereka dan kembali menatap Alaska dengan satu alis terangkat.

Gelengan Alaska membuat si kembar kembali ke posisi semula
"Ok! Jika kau tak mau cerita. Tapi jangan sampai kau" telunjuknya nyaris menyentuh mata Alaska "memacari kedua wanita!!" lalu memainkan ponselnya.

Alaska sedikit heran akan ucapan yang terakhir Ron ucapkan
"Apa maksudnya??" sungguh Alaska tak mengerti apa yang di katakan Ron.

Ron tak menjawab dia hanya melirik ke adiknya
"Sudah dua hari ini Lala menanyakan kau saat pulang sekolah, dan kau tau?! Dia bertanya pada Ron!!" bisik Roy meski Alaska yakin bisikannya terdengar Ron, mungkin mereka sengaja?.

"Tapi kenapa dia tak berkata apa-apa saat di kelas? Padahal di kelas kita sering bertemu malah lebih enak kan jika ingin mengatakan apapun itu?" tanya Alaska lebih pada diri sendiri.

"Itulah yang membuat kita curiga! Dan hampir membuat kakak tersayang ku stres" kata Roy dengan nada menyeleneh.

Alaska tak terlalu memikirkan itu, mungkin Lala sama seperti si kembar yang ingin jelas apa yang terjadi saat buku terbang itu, karena dialah satu-satunya cewe yang tak berteriak dan bergerombol ke luar.

Makin lama seringkaian dan tatapan tajam itu menjadi hal biasa dan Alaska mengabaikannya, hingga sifat Alaska berubah menjadi orang yang cuek, wajahnya bagai kaku karena jarang melengkung untuk menyapa, dan tak perduli dengan saat ada orang yang meneriakkan namanya Ia akan menoleh jika saja orang itu menghampirinya.

.🍁🍁🍁

"Kau baru pulang! Mau kemana lagi?" PERI memperingati.

"Aku harus kerja!" jawab Alaska singkat sambil memakai jaket hitamnya.

"Biasanya kan malam?"

Alaska menghembuskan napas dengan berat
"Aku harus sering cari uang... Kau kan makan juga!!, aisssh... Baru aja ada orang yang numpang hidup aku harus dapat uang banyak, apalagi nikah!! Hadeuuuh..." keluh Alaska.

"Maaf, aku juga akan cari uang untuk mu" wajahnya tampak cerah.

Sekejam Alaska terdiam, bagai mana PERI ini nyari uang?, tapi mungkin akan menguntungkan jika dia mendapatkan hasil
"Akan ku lihat hasil berapa" kata Alaska dan beranjak pergi.

🍁PERI NYASAR 🍁
Vote komen
Kritik saran

Next Chap ajj ttang buku y soalnya jari nya udah encok ngetik mulu.

Salam kenal
🌟

Peri NyasarWhere stories live. Discover now