XXII🍁Rumah Di Tengah Hutan

1K 89 12
                                    

"Apa kau seorang PERI Alaska?" Lala membalikan badan, raut wajahnya seolah mengharapkan sesuatu yang selama ini di impikannya.

Alaska hanya terdiam dengan mata yang mengerjap cepat, Ia tak begitu mengerti akan ucapan Lala.

"Alaska?... Jawab dengan jujur! Apa kau PERI?" Lala kembali bertanya bersamaan dengan langkahnya yang mendekat ke arah Alaska.

Sadar ternyata Lala kini tepat di hadapannya, mata besar itu... Alaska teringat akan si PERI
"Kenapa kau bertanya seperti itu?" Alaska balik nanya, masih bingung kenapa Lala bersikap seperti itu.

Lala menggigit bibir dengan sedikit guncangan di tubuhnya
"Aku... Butuh jawaban... Bukan pertanyaan..." erang Lala di selingi getaran dalam suaranya.

Mata itu makin membesar dan genangan air mulai memenuhinya
"Apa kau seorang PERI?" entah kenapa pertanyaan itu keluar tanpa pemikiran terlebih dahulu, Alaska masih terpaku pada mata Lala yang kian lama kian mengeluarkan cairan bening.

"Aku sudah bilang! Aku hanya butuh jawaban kau ALASKA!" raung Lala tubuhnya semakin terguncang kini di tambah dengan isakan dari tangisnya.

"Oh sudahlah... Jangan menangis aku tak ingin ada orang yang melihatnya, dan kenapa kau menangis?" gumam Alaska risih karena tangis Lala semakin mengencang.

Lala mengusap matanya dengan sembarangan, tanpa perduli bahwa wajah yang selalu tampil cantik itu kini berantakan
"Aku dapat merasakannya... Tapi kenapa sekarang aku tak merasakannya?... aku merasa senang saat ada aliran hangat menjalar di tubuh ku... Hiks... Tap-tapi kenapa sudah seminggu ini aku tak merasakan apapun?..."  Lala berbicara apada dirinya sendiri dengan tatapan yang liar.

Apa cewe ini gila? Pikir Alaska, kenapa Lala bersikap seolah tak terkontrol tak seperti biasanya
"La-"

Seketika Lala mengarahkan telunjuknya ke arah mata Alaska dan jaraknya sangat dekat, sehingga Alaska berusaha menghindar dengan mundur beberapa langkah
"JAWAB AKU!... kenapa aku tak merasakannya... APA KAU PERI ALASKA?... itu tak mungkin karena  aku tak merasakannya!" sikap Lala terkesan aneh karena sering bicara pada dirinya meski di saat membentak Alaska.

"Kau kenapa?" tanya Alaska yang mulai ketakutan jika saja cewe ini gila karenanya gimana? Tapi tak mungkin karena Ia tak melakukan apapun pada cewe ini sejak Ia sampai ke sini.

"JAWAB AKU ALASKA!... kenapa? Kenapa tak ada yang kurasakan?" Lala masih seperti orang yang gila.

"Aku manusia LA! aku tak mempunyai sayap!" tegas Alaska, kesal karena sudah di perlakukan dengan tak sopan, menyudutkannya di belakang sekolah oleh seorang cewe?  Sungguh aib yang memalukan.

Telunjuk yang sendiri tadi mengarahnya kini terjatuh dengan lemas, Lala mundur memegang kedua telinganya
"Aku sudah menduganya... Tapi kenapa aku pernah merasakan itu saat dia melanyangkan buku di kelas... Tap-tapi kenapa? Kenapa?" tingkah Lala semakin liar, tubuhnya gemetar dengan hebat tangannya masih mencengkram kedua telinganya.

Alaska mendekati Lala untuk mengetahui kenapa cewe ini bersikap aneh
"Lala, kau kenapa?" Alaska merasa bimbang.

"Aku melakukan kesalahan... Aku telah melakukan kesalahan... Tidak! Aku tak sengaja... Aku tak tau! Tapi kenapa?..." gumam Lala napasnya memburu, ada sesuatu yang mencuat keluar dari celah tangan Lala yang mencengkram telinganya.

Lala menatap Alaska yang mendekatinya, Lala mundur dengan wajah yang ketakutan dan liar, Ia tampak berantakan
"Menjauh dari ku, MENJAUH DARI KUUU!" teriak Lala yang langsung berlari ke arah hutan, Alaska dapat melihat sesuatu yang keluar dari punggung Lala saat berlari menjauh.

Lantas Alaska mengejarnya
"Lala PERI?" gumam Alaska dan mengelurkan tenaganya di kaki agar Ia bisa mengejar Lala yang kini telah berubah menjadi PERI, sayapnya mencuat dan rambut hitamnya berkibar kesegala arah hingga akhirnya hilang di telan pepohonan yang rimbun.

"LALA!"

Tak ada jawaban, yang terdengar hanya suara dirinya yang menggaung di hutan seperti berteriak di ruangan besar yang kosong
"Apa benar Lala PERI? Atau manusia yang berubah jadi PERI? Kenapa perubahannya begitu cepat?" gumam Alsaka bertanya-tanya pada diri-sendiri.

Makin jauh kakinya melangkah makin rapat pula pepohonan yang berada di sekitarnya, Alaska menyerah dan memilih untuk berhenti merebahkan tubuhnya di bawah naungan pohon
"Ck, ngapain ngejar PERI ke hutan? Itukan alam mereka, lagian Lala tak akan apa-apa jika memang dia pergi ke alamnya sendiri" gerutu Alaska baru sadar akan kebodohannya.

Alaska bangkit dan berjalan kembali dengan lemah, meski langkahnya sering terhenti karena semak belukar dan ranting-ranting yang mengait di tas bahkan celananya.

"Tunggu! Kenapa banyak PERI yang datang ke dunia?... Maksudku dunia manusia, pertama PERI, oh aku tak tau nama PERI bodoh itu, kedua laki-laki yang ada di hutan! Ya dia, tapi kenapa dia tak memiliki sayap? Macam Lala, kendatinpun demikian Lala berubah dengan sendirinya, sesaat setelah dia mengatakan 'aku melakukan kesalahan'? Aku harus menemui laki-laki itu!" tegas Alaska sembari memutar badannya untuk kembali menembus hutan.

"AAARGH... "

BRUUK...

"KAU!" raung Alaska setelah bangkit dari jatuhnya.

"Yeah aku"

"Sejak kapan kau berada di belakang ku?" tanya Alaska menatap tajam sosok laki-laki yang memakai topi dari daun.

"Sejak kau berniat menemuiku, sudah ku peringatkan kau tak boleh kesini sebelum 1 minggu!.. Dan jangan menatap ku seperti itu! Aku lebih tua darimu bocah!" gertak lelaki itu tak terima jika di perlakukan layaknya orang gila.

Alaska membiasakan raut wajahnya
"Aku menemui kau bukan untuk menjemput temanku! Aku ingin bicara dengan mu" jelas Alaska.

"Bicara dengan ku? Ku pikir kita sedang bicara" cemoh lelaki itu.

"Oh ayolah... Aku ingin membicarakan sesuatu tentang dunia kalian" rengek Alaska dengan puppy eyes.

Lelaki itu memandang Alaska dengan ekspresi seperti melihat sampah
"Sudahlah! Ayo ikut aku" bentak lelaki itu dan memimpin perjalanan.

Alaska mengikuti jejak orang di depannya, sekejap Alaska berpikir jika dirinya merasa pernah ke jalan sini
"Kau akan membawa ku kemana?"

Dengusan geram keluar dari mulut lelaki itu
"Rumah ku, dan tentunya kau akan bertemu temanmu'" ada sedikit nada aneh di kata terakhirnya.

Seperti ada yang bergerak riang di dalam perut Alaska
"Apa dia baik-baik saja?" seketika saja pertanyaan itu terlontar dari mulutnya.

Sedikit gumaman dengan gerakan seperti mengangguk membuat lega dan tenang, entah kenapa tapi informasi itu begitu berpengaruh pada dirinya.

Sampailah mereka di tempat dimana ada beberapa pohon yang kering dengan daun-daun berserakan di sekitarnya, membuat cahaya matahari menembus hutan tanpa ada hambatan, Alaska masih ingat jika tempat itu adalah tempat  PERI berpisah dengannya selama seminggu ini.

Alaska sedikit terperanjat saat ada tangan yang keras memegang pergelangan tangannya
"Jangan lepaskan! Jika kau melepaskannya kau tak akan biasa masuk ke tempat di mana temanmu itu berada" bisik lelaki itu seakan tak ingin ada orang yang mencuri dengar.

Sebenarnya Alaska engan untuk menurutinya tapi jika tidak berarti Ia tak akan mendapatkan jawaban dari pertanyaanya sendiri.

Lelaki itu menarik tangan Alaska ke semak belukar di mana kanan dan kirinya pohon kering berdiri dengan menyedihkan, pohon itu seakan menjadi tiang pintu yanga akan mereka masuki.

  Sekejap Alaska merasakan ada sensasi dingin yang meresap ke tubuhnya hingga akhirnya mereka bukan lagi di hutan yang banyak pohon keringnya, tapi tepat di depan rumah tua bertingkat dua temboknya di tumbuhi dengan tanaman yang merayap, kesan pertama Alaska saat melihat ya adalah tak terawat.

🍁PERI NYASAR🍁
Vote komen
Kritik saran

Yok masih UP niiih....

Next lagi gk?
Votmen ajj biar semangat UP y
Tapi maaf banget klo UP y telat.

Okek bye-bye... see you
salm Author amatiran

🌟

Peri NyasarWhere stories live. Discover now