IV 🍁Pecahnya Pas Bunga

2.4K 170 17
                                    

Author POV*

Alsaka tertidur dengan lelap, seolah-olah tak perduli dengan dinginnya udara malam dan ganasnya nyamuk, bahkan Ia tidak perduli akan nasib wanita yang berdiri di sisinya dengan mimik bingung.

Wanita itu meneliti Alaska lalu menengadah ke atas di mana terlihat jendela yang terbuka dengan lebar
"Andai aku bisa terbang!!" gumamnya sambil mempersiapkan diri mencoba untuk terbang dengan sayap kanan yang melipat karena patah.

Dua menit berlalu sama sekali tak ada yang terjadi, wajahnya memperlihatkan kekecewaan ia kembali bersiap dan mmejamkan matanya.

Ada sedikit pergerakan di kedua sayap, sedikit lagi berusahalah batinnya dengan mata tertutup,
Wanita itu membuka kedua mata karena merasakan ada pergerakan di sekelilingnya.

Terlihat lah pas bunga dan daun-daun kering melayang bebas di sekeliling
"HAH!!...." teriakan keluar setelah menyadari apa yang telah terjadi, seketika benda-benda itu terjatuh dengan keras hingga membuat pas bunga itu pecah.

Ada sedikit pemikiran untuk mencoba apa yang tadi Ia lakukan, hatinya seperti berbisik jika kejadian tadi karena ulahnya sendiri.

Akhirnya Ia mencoba kembali tapi dengan mata terbuka, dia melakukannya tepat di sisi kursi yang di tiduri oleh Alaska, ada getaran di kursi Ia semakin memperkeras usahanya, senti demi senti kursi menjauh dari tanah yang di pijak, hingga akhirnya tepat berada di udara  kursi itu hampir jatuh kembali saat PERI itu merasa lelah, tapi Ia berniat untuk memasukan Alaska ke kamarnya dengan cara yang ia bisa.

Alih-alih masuk tapi kursi itu hampir berbenturan dengan genteng, namun akhirnya Alaska bisa berada di kamar meski harus di temani kursi yang di tidurinya.

"Kita impas!!" ucap nya setelah berhasil memasukan Alaska ke dalam rumah, lalu dia menjadi serbuk perak dan hilang, melakukan apa yang Alaska perintahkan.

Sebenarnya PERI tak tau kenapa dirinya bisa melakukan itu, tapi semua yang telah dilakukan berjalan dengan baik jadi Ia tak begitu mem-permasalahkan-nya.

🍁🍁🍁

Matahari sudah muncul beberapa menit yang lalu karena dengan senang hati jendela terbuka lebar, mempersilahkan cahaya masuk sepenuhnya ke dalam, tapi tak berhasil membangunkan seorang remaja yang masih tertidur di atas kasur, walaupun wajahnya sudah terbakar cahaya matahari-pagi.

Mungkin cahaya matahari semakin panas, buktinya Alaska mulai bangun dengan membuka mata terlebih dahulu dan menguceknya
"Aiiis....ada konser apaan sih silau amat" ucapnya dengan suara serak khas bangun tidur.

"Kenapa aku berada di kamar?" pekik Alaska setelah sadar akan di sekelilingnya, matanya berhenti tepat di kursi yang semalam ia tiduri kini berada atas kasur bersama dengan beberapa daun kering "sejak kapan angin bisa melayangkan manusia?" gumamnya dengan kening berkerut.

"Alaskaa...bangun sayang apa kau tak akan sekolah" terdengar suara teriakan dari luar pintu.

Alaska mendengus saat mendengarnya
"Apa janda itu tak punya pekerjaan? Bisanya hanya mengganggu ku saja" gerutu Alaska.

"Maaf Aku mendengar itu Alaska" sahutan itu menghentikan pergerakan tubuhnya.

"Baik tante aku sudah banguuun.." jawab Alaska dengan nada lembut, karena apa daya yang harus di lakukan sebab janda itu bersikap layaknya ibu kandung, meski kadang membuat Alaska stres akan kelakuan di setiap menitnya.

"Aku tak marah tapi agak sedikit kesal, karena kau telah memecahkan pot bunga ku, mungkin ke-kesalan ku akan berubah jadi marah jika kau tak membereskannya sekarang juga" mungkin nadanya lembut tapi ada ancaman di dalamnya.

"Bangke banget tuh janda gemuk!! Siapa juga yang mecahin pas bunga" gerutu Alaska.

"Maaf itu aku" suara itu hampir saja membuat Alaska mati-kaget.

Jelas karena ada suara di depannya tapi tanpa hujud apapun.

"K-kau se-"

"ALAAAS...AKU SUDAH MARAH!!" teriakan menggema di seluruh ruangan, akhirnya Alaska bangkit dan berlari terbirit-birit menuju asal suara.

Alaska berlari tanpa peduli apapun, Ia melewati wanita yang-di-anggapnya-Janda-gemuk dengan cepat
"Anak pintar!!" puji wanita itu "mungkin lebih tepatnya...Anjing pintar?!!...hihihihi" sambungnya dan berjalan ke tangga berniat ke rumahnya.

PERI berjalan mendahului wanita-janda dan merentangkan kakinya di tangga, mungkin ia bermaksud mencelakai wanita-janda 'kau berani memperbudak temanku? Ini imbalan nya gajah-buncit!!' Batinnya.

BRUK....TRUK...TRUK...TRUK...BRUUUUK...

"Awwww....."

Namun niat PERI tak berjalan sesuai rencananya...

"Apa yang terjadi?" gumam Alaska yang sendari tadi berada di luar.

🍁PERI  NYASAR🍁

Votment
Kritiksaran

Bagaimana chapter ini?
Gaje?
Garing?

Next?
Vote komen dulu...

Peri NyasarΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα