XIII 🍁 HUTAN

1.4K 98 7
                                    

"Aku tak mencuri uang dia!" jawab PERI tenang, sampai Alaska tak bisa yakin jika PERI sudah melakukan kesalahan lagi.

Tapi jika bukan PERI siapa lagi yang ada di rumah pas sore kemarin? Karena Alaska dan Elisa tak ada kecuali PERI kan?!
"Kalau memang kau tak mencuri uang, bagai mana kau bisa mendapatkan uang?" tanya Alaska penuh selidik.

PERI menghentakan kaki dengan cemberut lalu pergi ke jendela yang di bukanya
"Kenapa semuanya menuduh ku mencuri uang? Padahal aku sama sekali tak mencuri!" gerutu PERI.

Semuanya? Apa maksud PERI perasaan cuma dirinya yang mencurigai dia
"Tapi apa kau merasa mencuri?" Alaska mendekati PERI sekejap melihat matanya melihat sayap macam plastik yang masih lemas tak berdaya.

Suara koakan burung masih saja terdengar, sepertinya makin lama burung itu makin semangat bernyanyi, nyanyian yang bisa membuat telinga mati rasa.

"Aku tak mencuri! Burung itu sepertinya ingin di bunuh!" dia tak berteriak tapi suaranya melengking.

"Diam! Acuhkan saja burung tua itu! Dari mana kau mendapatkan uang?" Alaska masih mempertahankan topik.

PERI membalikan badan menghadap Alaska
"Tapi burung itu memperolok ku! Dia masih saja seperti kau menuduh ku mencuri uang wanita gemuk itu!" geram PERI dengan menunjuk-nunjuk ke bawah dia mana suara burung itu berasal.

Sedangkan Alaska masih mencerna ucapan PERI berusaha memastikan apakah telinganya sedang bermasalah
"Apa kau bilang?... Burung itu memperolok? burung tua itu cuma berkicau!" Alaska merasa dirinya bodoh dan bingung mendengar semua perkataan PERI,

"Kami para PERI bisa mengerti bahasa hewan! Tentunya aku tau jika burung itu meneriakan 'PERI pencuri, PERI pencuri' " Dia menuruti suara khas burung, serak.

"Oke!" Alaska sadar jika cewe yang di depannya bukan manusia meski mirip, dan tentu cewe ini mempunyai hal yang istimewa "tapi kenapa burung itu mengakatan kau mencuri?" selidik Alaska.

"Burung itu melihat ku saat aku menemukan uang itu" terang PERI pelan tapi jelas.

Alaska terperanjat
"Kau menemukan uang di rumah janda itu? Terus mengambilnya?" jelas sudah bahwa PERI itu mencuri tapi kenapa PERI terus mengelak?.

"Yeah! Tapi aku tak mencuri tetapi menemukannya,saat kau berangkat kerja mencari uang aku pun beranjak ke bawah dengan transparan, pas di depan pintu rumah wanita itu terbuka akupun terdiam, sesaat aku merasakan kehangatan terpancar dari dalam rumahnya" lambat laun PERI mulai menceritakan semuanya.

"Dan kau masuk ke dalamnya?" tebak Alaska, yaa Ia yakin alurnya akan seperti itu.

PERI mengangguk
"Makin aku mendekatinya rasa hangat itu makin kuat dan menjalar ke tubuh ku, sampai aku tak sadar kalau wanita itu keluar dan mengunciku di dalam, lalu aku melihat beberapa benda yang kau sebut sebagai uang, tanpa peduli apapun aku langsung mengambilnya, setelah itu keluar lewat jendela karena burung itu mengataiku pencuri" ada nada kesal saat PERI mengakhiri ceritanya.

Alaska menahan engerangnya agar tak terlalu kencang
"Itu namanya mencuri!" geram Alaska.

"Aku tidak mencuri!" tukas PERI
" Tapi aku menemukan uang saat aku mencari uang!" kukuh akan pendiriannya.

Alaska melongo mulutnya menganga lebar dan terkekeh geli
"Peri...Peri..." ucap Alaska menggelengkan kepalanya,
"Nyari uang itu gak kaya nyari angin! Bisa di mana aja dan kapan aja" jelas Alaska menahan tawa.

Jelas wajah PERI kaku dan memandang Alaska dengan penuh minat
"Maksudnya?"

Tubuh Alaska terguncang
"Uang itu gak akan ada tanpa pemilik! Kau seolah berpikir uang itu bisa ada di sisi jalan ama puncak pohon. Susah jelasinnya sih, yaudah aku kasih contoh..." sebelum melanjutkan Alaska menatap wajah PERI lalu
"Nyari uang itu dengan bekerja dan berusaha bukan keluyuran! Seperti aku bekerja di Cafe dan di beri upah yaitu uang, kau tak akan dapat uang jika tak bekerja!" jelas Alaska pelan-pelan.

"Tapi aku menemukan uang tanpa bekerja contohnya pas sore!" Alaska hampir saja menjedurkan kepalanya ke dinding.

Alaska meletakan kedua tangannya di pundak PERI
"Sudah ku bilang 'tak akan ada uang tanpa pemilik', uang itu milik Janda dan kau mengambilnya jadi kau sama saja mencurinya! Mengerti?" Alaska menghentikan topik dengan bertanya.

Sekejam PERI melamun lalu menganggukan kepalanya
"Aku pikir nyari uang itu seperti mencari semut" celetuk PERi wajahnya merah merona karena malu.

"Kalo memang kaya gitu dari dulu juga aku gak akan kerja!" Alaska bersyukur penjelasannya langsung di mengerti.

"Kalo gitu aku gak punya uang dong? Terus aku gak akan makan?!" erang PERI.

"Sudahlah kau akan tetap makan, aku kan sudah di beri upah kita akan makan buah dan jalan-jalan!" ucap Alaska dan memasuki toilet sebelum kakinya menginjak lantai yang basah...

"Kau akan bolos sekolah?" mata yang tadinya berbinar kini meredup kembali.

Bibir Alaska tertarik ke atas
"Ini hari minggu dan sekolah itu libur" lalu masuk dan menutup pintu.

Mata PERI berkaca-kaca saat mendengarnya.

.🍁🍁🍁

Alaska membeli sekantong besar aneka buah, tentu PERI yang membisikkan buah apa yang di inginkannya karena dia tak menampakkan wujudnya, Yaa Alaska bersukur karena buah yang do inginkan PERI buah yang mahal, setelah membeli beberapa hal yang  Alaska pikir Ia membutuhkannya lalu Alaska berniat akan mengajak PERI ke taman kota, tapi taman itu akan ramai pengunjung yang pacaran atau cuma joging.

Hingga Alaska memutuskan akan
"Kita ke hutan yang ada di kaki gunung tepat di belakang gedung sekolah" gumam Alaska dan menarik hal yang bisa Ia pegang dari PERI meski tak terlihat tapi tak membuat dia jadi tembus bila di sentuh.

Sesampainya di padang rumput belakang sekolah  yang jarang pohonnya, tapi makin ke ujung mereka sampai di hutan yang asri dan damai
"Perlihatkan dirimu!" perintah Alaska setelah berada di hutan yang banyak di tumbuhi bunga liar.

Tempat di mana PERI berada, terlihatlah serbuk perak yang menyebar dan tampaklah PERI dengan muka penuh kegembiraan. Alaska yakin bahwa PERI akan menyukainya karena PERI hidup di perhutanankan?, tapi...
"Kenapa kau besar? M-masudku PERI itu kan kecil bahkan manusia tak akan bisa melihatnya!" baru ke pikiran batin Alaska.

PERI yang sendari tadi sedang meneliti setiap bunga kini menatap Alaska dengan alis terangkat
"Yeah! Kami kecil!" tampangnya seakan berpikir dengan keras
"Tapi aku tak tau kenapa diriku jadi bisa sebesar manusia, aku baru sadar Alaska" jawabnya jujur, terlihat dari matanya yang kosong akan pandangan.

"Oh ya! Tentu saja kau tak tau, karena kau pun tak tau kenapa kau bisa nyasar ke dunia manusia!"
Cemoh Alaska karena Ia tak bisa medapatkan semua jawab dari PERI ini, terlintas di benaknya mungkin PERI ini jenis PERI yang masih bayi, belum terlalu mengenal dunia di mana dia hidup.

Mata Alaska menatap PERI yang kini kembali asik dengan hamparan bunga, sayap tembus pandangnya mencuat ke atas seolah merasakan kebahagiaan tuannya,
"Cantik" gumam Alaska tanpa sadar.


"Apa yang sedang kau lakukan di sini!" seru seseorang dari belakangnya Alaska terperanjat, kenapa ada orang di hutan ini?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Apa yang sedang kau lakukan di sini!" seru seseorang dari belakangnya Alaska terperanjat, kenapa ada orang di hutan ini?.

🍁PERI NYASAR🍁
Vote komen
Kritik saran...

Berasa GARING

NEXT? votmen ok!

$salam sedih
🌟

Peri NyasarWhere stories live. Discover now