II 🍁 SIAL!!

3.1K 219 16
                                    

Wanita itu tampak kesusahan saat ingin keluar, dan aku hanya menonton nya tanpa menolong?! Tentu saja karena aku tak mau jika harus berurusan dengan bau sampah yang menyengat, baru saja di dekat kotak itu aku hampir mual, apalagi kalo harus menyentuh nya.

"Kau tak mau menolong ku?" tanya wanita itu setengah memelas, oke lah! aku tak bisa diam saja saat melihat dia sama sekali tak bisa memanjat kotak, apa aku terlalu mudah di hasut?! Entah lah.

Terpaksa aku menyimpan kembali ponsel ku dan berniat membantu dia meski dalam kegelapan, aku mulai melangkah mataku meneliti wajah wanita itu, dengan bantuan bulan aku bisa melihat wajah yang sangat kotor, rambut berantakan dan telinga yang meruncing ke atas?.

Hah!!. . .seketika langkah ku berhenti ku tatap wajah itu dengan lekat berusaha menyakitkan bahwa mataku sedang  bermasalah, tapi penglihatan ku benar telinga itu memang mencuat ke atas.

"Kenapa kau?" wanita itu membuat ku semakin risih.

Adakah hantu yang bisa terjatuh? Bahkan sampai nyungseb ke kotak sampah?
"Siapa kau sebenarnya?" ralat...wanita itu apa?.

Wanita itu terlihat melemaskan bahunya "Aku sudah bilang kalo aku adalah PERI!" tegasnya. Alaska kau tau jika sekarang sudah lewat tengah malam?! Dan pada saat itulah para hantu dan iblis berkeliaran, siap-siap untuk lari, aku sudah lupa jika aku bukan seorang penakut.

Baru saja aku akan berlari wanita itu kembali berbicara
"Kau tau seorang Peri bisa menyihir juga?!" terang ya enteng, dan aku kembali terdiam.

Oh...ku mohon hentikan semua ini!!, siapapun tolong aku, anggap dia wanita biasa, tolong dia dan pulang hanya itu Alaska hanya itu.

"Tolong aku" pintanya atau mungkin memaksa, mencoba menenangkan diri dan mendekatinya.

Anggap dia manusia biasa!.

Anggap dia manusia biasa!.

Setelah berada di depat kotak bau sampah  menyerang hidung ku,
"Apa yang harus ku lakukan?" tanyaku bodoh, semua membuat ku jadi bodoh.

"Bantu aku keluar dari sini" tangan nya terjulur ke depan, dengan ragu aku memegang tangan itu dan menariknya dengan kuat.

BRUUUG

"AWW. . .kenapa kau menjatuhkan ku?!" pekiknya saat ku lepaskan pegangan dan tubuhnya terjatuh dengan keadaan tengkurab, hingga aku bisa melihat sayap yang menempel di punggungnya.

Sudah selesai!! aku berjalan pergi setelah berkata bahwa aku sudah menolongnya, dan membuang semua ingatan tentang PERI itu.

"Apa ini bumi?" sontak aku menengok ke belakang, oh tidak! Kenapa dia mengikuti ku?!.

"Kenapa kau mengikuti ku?"

Dia mengerucut kan bibirnya
"Di tanya malah balik nanya" gumam wanita itu sambil meneliti suling yang bercahaya kuning.

Tunggu!
"Apa itu emas?" mungkin suling itulah yang membuat cahaya kuning saat dia terjatuh tadi.

"Emas? Apa itu emas? Ini hanya tongkat!!" dia sama sekali tidak tau apa yang berada di genggaman nya? Dia bilang tongkat?.

Aku sedikit menjauh saat dia menunjuk tengah pahaku dengan suling ya, apa yang wanita itu pikirkan?.

"J-jangan kau main-main dengan sihir mu itu!!" bentak ku agak gugup, ku rasa dia akan menunjukan bakat ya.

Dia memasang wajah polos yang hampir saja membuat aku ingin menaboknya, dia wanita Alaska jangan main kasar.

"Aku cuma ingin tau yang kau simpan di sana, yang bercahaya itu saat ak-" aiiis...bikin kaget orang aja.

"Ini maksud mu?" potong ku sambil memperlihatkan ponsel.

"Aha itu maksud ku!!" sorak ya dengan loncatan "apa itu?" sambung dia berhenti dengan kelakuan gila nya.

"Ini ponsel!! Cukup akan dialog nya, kau pergi ke dimensi mu!! Dan biarkan aku pulang!!" sungguh ini sudah jam 1pagi dan aku lupa membawa kunci cadangan, tempat tinggal ku di Apartemen yang...cukup bisa di bilang nyaman meski tetangga ku sering membuat onar dengan burung kakatuanya yang terus mengoceh dan koleksi hewan yang menurutnya unik, dia  janda tua yang sering menggoda ku.

Dan sialnya lagi aku tinggal tepat di atas tempat tinggal nya, yaa...aku sering merasa bahwa aku senasib dengan 'Mr.Bean', yang sering konplik dengan tetangga bawahnya,

Aku sedikit tertegun saat matanya berbinar dengan indah
"Pulang?! Aku ikut!!" ucapnya dan  mengedip-ngedip kan mata.

Replek tanganku menjambak rambutku yang pendek.
Owh...!! Apa yang harus ku lakukan? Jika aku pulang membawa mahluk ini? Baru saja punya burung bicara tetanggaku itu bangga, apalagi dengan wanita ini mungkin tetanggaku itu akan memajangkan nya di ding-ding!!.

Tarik napas dalam-dalam...
"TIDAK BO-" bentakan ku seketika berhenti saat seruling itu kembali mengarah pada muka ku, apa sekarang dia akan benar-benar menyihirku?!.

🍁PERI NYASAR🍁

Votekomen
Kritiksaran

Next? Komen and vote ok!!

Peri NyasarWhere stories live. Discover now