XXXII 🍁 Kenyataan

964 84 2
                                    

"Evans?" hampir saja Alaska terjatuh ke belakang saat melihat Evans yang mematung di hadapannya.

Seketika saja PERI muncul di belakang Alaska
"Ada apa Al... Evans? Kau ada di sini?" Alaska tak dapat menjelaskan ekspresi yang nampak di wajah PERI, seperti bahagia tapi terkesan aneh.

"Pantas saja aku merasa kehangatan saat datang kesini, namun sedikit samar makanya aku tak begitu menyelidiki, tapi tadi aku mendengar jeritan yang melengking persis seperti Peri, dan... Yah, dugaan ku tak meleset!"  Evans berbicara begitu saja, menjelaskan hal yang belum sempat di pertanyakan.

Alaska sedikit mundur saat Evans memaksa untuk masuk keruangannya
"Dari mana kau tau rumah ku?" Tanya Alaska.

Evans melihat sekilas ke kamar dan berjalan menuju dapur
"Rumah kau? Aku rasa ini sebagian dari rumah Elisa" jawab Evans sambil duduk di kursi yang tadi di duduki PERI, lalu melahap jambu air yang tergeletak.

PERI hanya menjadi pendengar yang setia, kecuali Alaska yang masih di buat bingung
"Elisa? Kau kenal janda itu?" gertak Alaska dengan pelan.

Mata Evans mendelik saat ucapan itu terlontar dari mulut Alaska
"Jangan ucapkan kata itu di hadapanku!" sembur Evans dengan ganas.

Terdengar langkah  kaki di bawah sana
"Alaska! Kau berbicara dengan siapa?" Elisa berteriak dari bawah.

"Dengan ayah angkatnya!" jawab Evans mantap.

Suara langkah itu semakin cepat, Akhirnya Elisa berada di pintu
"Evans? Ka-kau..." tak ada lagi kata yang keluar dari mulut Elisa.

"Yeah! Dia tau tentang ku dan sepertinya dia punya teman di rumah ini" kata Evans santai sambil menunjuk PERI yang tepat di belakang Alaska.

Elisa terpekik saat melihat PERI dan menghampiri ketiganya di ruang dapur
"Kalian saling kenal?" tanya Elisa sesekali mencuri pandang pada PERI.

"Apa maksudnya dengan ayah angkat?" Alaska tak memperdulikan pertanyaan Elisa.

Evans mengangkat sebelah alisnya
"Kau tak memberi tau dia?" Evans bertanya pada Elisa.

"Karena dia tak akan pernah percaya!" tukas Elisa.

Tanda tanya besar tergambar di benak Alaska, apa yang terjadi dan...
"Apa maksud dari ucapan kalian?" Alaska sedikit berteriak.

Evans membuka mulutnya untuk berbicara tapi Elisa menghentikan nya dengan sedikit lirikan.

"Sudah saatnya kau tau ini! Aku dan Evans saling kenal seperti kau dan perempuan itu, saat kami sedang makan malam di rumah Ini  kami mendengar rengekan anak kecil dari luar, tadinya ku pikir itu hanya suara aneh di malam hari, tapi Evans membuktikannya dengan melihat ke luar..." Elisa terdiam untuk beberapa saat
"Selang beberapa menit Evans menggendong bayi laki-laki yang masih kecil ke dalam rumah, akhirnya kami mengurusnya dan menjadikan kau sebagai anak kami" ucap Elisa tapi kurang jelas menurut Alaska, sepertinya Elisa menyembunyikan beberapa fakta dari perkataannya.

"Apa aku anak yang tak di inginkan?" tanya Alaska selebihnya pada diri sendiri, kenapa sesosok orang tua yang di idamkannya membuat Alaska kecewa?! Alaska pikir ibunya meninggal dan Ia di angkat oleh Elisa dari panti, apa orang tuanya sekejam itu?

"Kau hanya berbohong kan?" tanya Alaska sedikit terguncang.

"Aku sudah bilang dia tak akan percaya" gumam Elisa dan menarik tangan Evans
"Biarkan dia istirahat! Dan kau Peri urus dia, nanti pagi turunlah ke bawah" perintah Elisa pada Evans dan juga PERI.

Elisa berjalan sambil menarik Evans ke bawah dan hilang di balik pintu.

"A... Alaska, kau" PERI tak berani berucap saat Alaska hanya terdiam seribu bahasa.

Peri NyasarWhere stories live. Discover now