VIII 🍁 SULING & BUKU

1.6K 119 7
                                    

Mata PERI itu membesar dan berbinar, menyesal karena tak bisa melakukan apa yang Alaska perintahkan.

Orang yang membawa payung itu semakin mendekat, tak ada cara kah untuk menyembunyikan mahluk yang berada di sisinya?, tak ada cara lain selain menutupi apa yang akan menjadi sorotan, yakni telinganya yang mencuat runcing dan sayap yang telah patah sebelah.

Sebelum orang itu tau, mendadak Alaska menyandarkan kepala PERI ke bahunya dan meletakan sebelah  tangan di sisi kepala PERI, hingga seolah-olah ia sedang memeluk PERI,  ia merasakan PERI itu mencoba memberontak tapi tak mungkin karena ia mempererat dekapan tangannya
"Diam laah!!" desis Alaska memperingati.

Pasrah akan apa yang di lakukan Alaska, dia hanya diam dan mungkin hanya akan diam pula saat orang itu kini tepat dihadapan dan berkata...
"Ow...maaf mengganggu" ucap laki-laki matanya tampak liar melihat adegan yang Alaska suguhkan, Alaska percaya jika orang itu sengaja datang hanya untuk mengganggu.

Alaska merespon ucapan maaf itu dengan dengusan.
"Saya cuma mau nawarin..." berhenti untuk bersiap dan "mau ojek payungnya? Saya akan antarkan anda ke tempat teduh yang anda inginkan, di jamin selamat sampai tujuan, tanpa ada kecelakaan ataupun kesesatan, tapi jangan lupa keluarkan uang sepuluh ribuan" terang tukang ojek payung di iringi gerak badan dan memutar patung.

Mata PERI tak berkedip begitupun Alaska, ini teh nawarin ojek payung ato lagi promosi?.
"Gak terimakasih!!" tukas Alaska dan melambaikan tangannya memberi kode untuk pergi, anak laki-laki itu mencibir lalu menyentakan kakinya ke genangan air.

CREEET...

Lantas pergi tak memperdulikan teriakan Alaska yang terkena cipratan air kotor.
"Aisssh...anak tak sopan!!  Kau sudah bisa berjalan lagi kan?" tanya Alaska setelah menyeretnya menjauh.

PERI itu mengangguk
"Tapi masih hujan, kenapa Alaska tak menerima tawaran ojek payung itu?" sedikit hati-hati karena dia tau situasi nya tak baik.

Terdiam sejenak, PERI itu tau namanya?, mungkin karena sering mendengar orang memanggilnya
"Uang ku habis... Lagian hujan nya tak begitu lebat, dan sepertinya kau tak kuat akan hawa dingin" ucap Alaska teringat akan bantuan si kembar yang berhasil membuatnya berada di area sekolah, tapi mereka minta bayaran,  matanya berhenti di tangan PERI yang putih dan gemetar, bajunya mungkin panjang ke bawah tapi bagian lengannya tak ada ke utas kain sama sekali.

"B-bagaimana dengan sayap ku? Orang akan heran melihat nya" keluhny dengan wajah yang nyaris pucat.

Alaska membuka seragam sekolah dan kedua sepatunya lalu menggantungkan kedua sepatu itu di lehernya.
"Ku harap tak akan ada yang perduli pada orang gila sepertiku" gumamnya
"pakai ini tepat di punggung mu coba tutupi sayapnya" tangan Alasaka memberikan baju seragam yang di terima PERI dengan sedikit canggung.

"Sudah cukup pantas kah?" ucap Alaska memamerkan dirinya yang hanya memakai kaos dalam, celana panjang biru, dan dua sepatu yang menggantung di leher.

Alaska mendengus saat PERI  menertawakannya tanpa henti.
"Sudahlah, diam biar aku bisa menilai dirimu" Alaska mengacak rambut PERI dan menutupi kedua telinga nya.

"Siap. Tak akan ada yang tau jika kau adalah mahluk aneh, karena mereka akan berpikir kita adala-"

"Orang gila!!" sambung PERI dengan senyuman.

"Ooh...jangan terlalu bangga mendapat julukan itu" elak Alaska
"Bersikap lah aneh supaya orang-orang tak begitu curiga!" pesan Alaska.

Mereka berdua beriringan dan memaksakan diri untuk tertawa di sepanjang jalan, orang yang mungkin kebetulan melihat mereka tampak merasa jijik dan bahkan ada yang terang-terangan mengucapkan 'bocah-bocah gila', mungkin Alaska sedikit merasa tersinggung hingga melontarkan mata tajam pada orang yang mengucapkan itu, berbeda dengan PERI yang terus tersenyum meski wajah dan badannya tak mengisyaratkan jika dia bahagia.

Hujan terus mengguyur mereka meski tak sederas tadi tapi mampu membuat badan gemetar dan menggigil.

.🍁🍁🍁

Setelah merasakan air hujan yang merembes ke kulit hingga membuat tubuh putih pucat, akhirnya mereka sampai ke rumah beruntung Elisa tak ada di rumahnya
"Apa kau tak akan ganti baju? Baju ku bakal muat ko!,Yaa... mungkin tak akan persis pas" Alaska menimbang-nibang ucapannya.

"Aku hanya butuh sedikit penghangat" pinta PERI matanya melirik ke atas kasur.

"Tidak, tidak, tidak... aku tak mau jika nanti harus tidur dengan selimut basah!!" tolaknya sambil merentangkan tangannya.

"Baju ku akan kering tanpa membasahi selimut mu" terangnya.

Kening Alaska mengerut
"Hoh...Ok tapi awas aja kalo basah" Alaska menganggukan kepalanya lalu berjalan ke meja belajarnya.

PERI mengeluarkan semua barangnya sebelum akhirnya menutup diri di gulungan selimut.
"Sebenarnya kau ini dari mana" tiba-tiba saja Alaska berpikir ingin tau asal-usul PERI itu.

"Dari dunia ku... Kami mempunyai dunia tersendiri" jawabnya setengah berpikir.

Merasa tertarik akan jawaban PERI dengan kata kami berarti banyak pikir Alaska
"Terus kenapa kau bisa ke dunia? Dan di mana kawanan mu?" tanya Alaska.

PERI itu kembalikan badannya menghadap Alaska
"Entahlah... Bahkan aku sendiri tak tau, aku sendirian dan aku sangat bersyukur bisa bertemu dengan orang seperti mu" jawabnya antusiasi.

"Terus bagamana kau pulang? Kau tak akan selamanya dengan ku" wajah Alaska nampak bingung.

Tangannya menggaruk belakang telinga Alaska yakin jika itu tak gatal
"Mungkin jika sayap ku kembali sembuh... Tapi bahkan aku tak bisa melakukan keajaiban seperti PERI lainnya".

Mata Alaska berhenti pada seruling emas dan buku tebal yang tergeletak di sisi PERI
" Tunggu!" ucapnya dan meraihnya "terus apa gunanya suling ini? Kenapa kau mencoba menyihir ku dengan suling ini pas malam di mana kita pertama bertemu?" curiga dengan pernyataan PERI.

"Sebenarnya itu bukan milikku, aku menemukan itu pas saat akan ke istana, dan berkat itu pula aku berada di sini" ucapnya pelan.

Alaska memalingkan wajahnya dari 2 benda itu
"Suling itu tergeletak di hutan, akupun mengambilnya karena aku yakin, bahwa suling itu sebagian dari benda yang sedang di cari para penghuni istana, tapi belum sempat aku mencapai pintu Istana aku merasakan badan ku tersedot oleh suling itu" jelasnya panjang lebar.

"Sebagian benda? Memang nya ada berapa benda yang di cari Istana mu dan untuk apa?" Alaska semakin penasaran dengan cerita Dunia PERI.

"Dua benda, suling emas dan buku kecil. Aku tak tau kenapa penghuni istana mencari benda itu tapi me-" mulutnya berhenti berucap karena Alaska memberinya isyarat untuk diam.

Alaska berjalan pada tempat di mana baju kerjanya tergantung, lalu tangannya mengambil buku kecil yang pernah Jerri  (pelanggan setia bar) berikan padanya
"Apa buku seperti ini?" tanya Alaska.

🍁PERI NYASAR🍁
Vote komen
Kritik saran

1010 kata banyak g?
Soalnya aku kalo up cuma 700 lebih.

Next votekomen ok!

Salam sayang ajj, dari orang yg belajar mbuat fantasy

🌟

Peri NyasarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang