XXVII 🍁Memainkan Suling

1K 85 2
                                    

BRUUK...

Replek Alaska dan Evans membalikan badan ke belakang dengan kepala terlebih dahulu, terlihat lah oleh mereka PERI yang ambruk terlentang di lantai.

Otomatis mereka berdua segera mengangkat tubuh itu ke tempat di mana Ia sempat terlelap, wajah PERI tampak pucat seperti tak akan keluar darah jika kulit itu di kuliti.

Setelah tangan Evans membilas sayap PERI hati-hati dengan... Entah apa itu yang pasti bubuk keperakan itu meresap di sayap PERI
"Sepertinya dia telah menghabiskan tenaga yang baru saja di dapatkannya, Aku tak menyangka dia telah menyelamatkan kita" ucap Evans membuka pembicaraan.

"Lebih tepatnya menyelamatkan kau!" koreksi Alaska sedikit menekankan di ujung kalimatnya.

Sontak Evans menatap Alaska, keheranan
"Apa kau tak merasa terselamatkan?" tanya Evans menyipitkan matanya.

Mata Alaska menyorot tajam
"Mereka mencari kau! Bukan aku. Aku bisa saja memperlihatkan diriku karena aku tak punya masalah dengan mereka, lagian mereka juga akan menghindariku agar aku tak mencurigai mereka sebagai peri kan?!" terang Alaska ada sedikit dengusan di ujung suaranya.

Evans hanya menghembuskan napas beratnya, sepertinya dia engan untuk membenarkan perkataan yang baru saja di katakan oleh Alaska.

"Kapan dia akan bangun?" Alaska terpaksa mengganti topik.

"Tak akan lama, dia hanya kehabisan tenaga" jawab Evans tak begitu berminat untuk berbicara.

Hening.

Hanya ada suara helaan napas dan pergerakan dari Alaska yang sendari tadi cuma memainkan sepatunya dengan di mengetukan ke lantai.

Setelah keheningan yang sangat mencengkram, Evans kembali membuka topik pembicaraan
"Dari mana kau tau tentang suling dan buku?" tanya Evans.

Tak ada lagi hasrat untuk mempermainkan orang yang ada di sisinya, mungkin jujur lebih baik batin Alaska
"Dia yang mengatakannya padaku" jawab Alaska sedikit menggerakan dagunya ke arah PERI.

Ada sedikit ekspresi lega dari wajah Evans setelah mendengar jawaban Alaska yang terkesan singkat itu.

"Kenapa para Peri itu mencari kau?" Alaska sedikit menggeser duduknya agar bisa berhadapan dengan lawan bicaranya.

Evans sekejap memandang Alaska lamun langsung berpaling kembali ke sayap PERI
"Itu privasi ku!" tukas Evans "apa cewe yang bernama Darla itu kawan kau?" tanya Evans mengalihkan pembicaraan.

Alaska hanya menggeram.

"Sepertinya kau harus tau," kata Evans di tengah-tengah keheningan.

Alaska langsung menatap wajah Evans
"Tentang?"

Tangan Evans mengelus sayap PERI
"Sayap dia tidak seperti pada umumnya... " jelas Evans sengaja membuat Alaska penasaran
"... Dia bisa merubah bentuk sayapnya sesuai keinginan, dia Peri yang istimewa!" jelas Evans dengan  kekaguman yang tampak jelas di matanya.

Selama beberapa saat Alaska hanya terdiam berusaha meresap ucapan Evans
"Apa semua Peri tak bisa melakukannya?" tanya Alaska.

"Dia bisa transparan, bisa mengubah sayapnya, itu kemampuan yang tak pernah di miliki oleh kaum Peri setelah Ratu pemimpin kerajaan meninggal" Alaska hanya mengerutkan keningnya, tak mengerti akan maksud Evans
"Dulu Ratu kerajaan peri mempunyai kemampuan seperti dia, tapi tak lama dia meninggal ada yang bilang Ratu meninggal karena penyakit" jelas Evans.

"Tapi kenapa kau bisa tau jika dia bisa mengubah sayapnya?" Alaska kembali bertanya, tak begitu perduli dengan cerita Evans tetang Ratu itu.

"Saat dalam proses pengobatan sayapnya berubah setiap harinya, awalnya aku pikir itu epek dari ramuan, tapi setelah ku pikir kembali ramuan tak bisa mengubah hal seperti itu" Evans tak hentinya berbicara, seakan lupa rasa jengkelnya terhadap Alaska.

Alaska memperlihatkan rasa kagumnya lewat senyuman, lalu tiba-tiba berdiri
"Sebaiknya besok aku kesini lagi" ucap Alaska setelah sadar jika langit sudah mulai gelap.

Evans terhenyak dan menengadah melihat Alaska
"Tidak bisa! Kau harus membawa dia sekarang" tegas Evans.

"Kenapa? Lagian dia belum sadar" kata Alaska santai.

"Aku tak bisa tinggal di sini setelah sekelompok Peri mengetahui keberadaan ku, sebenarnya aku harus pergi sekarang juga, karena kemungkinan kelompok peri itu akan mendatangi kembali tempat ini" ada sedikit guncangan dalam suaranya.

Alaska sedikit mengangkat alisnya
"Kau akan pergi kemana? Dan... Bagaimana aku bisa membawa dia?" tanya Alaska.

.🍁🍁🍁

Alaska menempatkan tubuh PERI di ranjang dengan posisi menghadap meja belajar, tadinya Alaska tak yakin akan rencana Evans bahwa Ia harus menggendong PERI sampai di rumahnya, karena itu mempunyai resiko besar, apa yang harus Ia lakukan jika ada orang yang melihat dirinya membawa mahluk yang bersayap? Tapi untung saja pemikiran itu tidaklah terjadi. Ya... Meski semuanya berjalan dengan lancar tapi Alaska harus merasakan tulang punggungnya yang serasa patah.

Alaska menekan tangannya di sela-sela tulang punggung berharap bisa mengurangi rasa sakitnya, bukannya berkurang tapi malah bertambah
"Aaw... Aku tak bisa bekerja kembali" pekik Alaska.

Matanya menangkap dua benda yang sedang dalam pencaharian para Peri, Alaska memungutnya dari bawah meja dan meletakannya di atas meja belajar.

Sedikit melirik ke arah badan yang masih tak sadarkan diri, setelah itu tangannya membuka buku kecil itu tepat di tengahnya, selang beberapa lama air yang berbentuk bola telah terpampang di hadapan Alaska, dengan sejumput keberanian Alaska menyentuh bola air itu yang langsung pecah dan membasahi setiap lembar bukunya.

Sedikit terkejut bahwa buku itu tidak basah, melainkan sebuah keajaiban terjadi dalam seketika, kata demi bukan! Itu bukan kata tapi not angka yang sekarang telah memenuhi bukunya.

Replek tangannya mencengkram suling yang tepat di sisi tangannya
"Apa aku harus memainkan suling? Membuat suara nyanyian?"

Pelan-pelan Alaska menempelkan ujung suling di bibir, jari-jari tangannya menutupi keenam lubang suling berjejer seakan sudah siap untuk menciptakan suara.

"Bagaimana cara mainnya?" ucap Alaska dengan nada dongkol.

Mungkin bisa pikir Alaska, karena di sekolahnya pernah di ajari cara memainkan alat musik dalam pelajaran SBK, meski Alaska tak pernah mencoba untuk memainkan alat musik, tapi matanya pernah meneliti tangan yang lincah saat memainkan suling di iringi suara yang menggelitik telinganya.

Alaska tau dasar-dasar cara bermain suling, seperti ketika ingin menghasilkan nada 1 (do) cukup meniup suling dengan keadaan semua lubang yang berjejer tertutup, dan jika ingin menghasilkan nada 2 (re) bukalah satu lubang yang barisan paling bawah, bila ingin mendapat nada 3 (mi) buka dua lubang paling bawah, semuanya di awali dari bawah cukup mudah, tapi Alaska belum pernah mencoba.

Mata Alaska menyipit saat berusaha mengingat not angka dalam buku
"Akan ku coba" ucapnya dan mulai meniup.

Alunan yang masih kasar keluar dari lubang-lubang yang di buka, jarinya masih kaku dan kadang salah menutup, Alaska terus melakukannya mengikuti not angka yang ada di buku, meski Alaska tidak melepaskan atau mengencangkan tiupannya sebab tidak ingin membuat masalah bersama Elisa, lama kelamaan jari-jarinya menjadi terbiasa dan sedikit demi sedikit alunan suara itu dapat di nikmati.

Jarinya terus menari bergantingan menutup lubang, sesekali berhenti untuk menghapal not angka dan menghirup udara.

Tanda sadar  sepasang telinga telah mendengar alunan musik itu
"Apa yang kau lakukan?"

🍁PERI NYASAR🍁
Vote komen
Kritik saran

Tinggal bbrapa Chapter lagi...

Peri NyasarWhere stories live. Discover now