XXX 🍁 Pembimbing

1K 80 0
                                    

Pagi terasa cepat menyapa dan malam begitu cepat berlalu, semuanya serasa sebentar dan cuma sekelebat saja, seperti angin yang menggelitik tubuhmu dan pergi begitu saja tanpa mengucapkan kata perpisahan, tak ada yang kekal di dunia ini kecuali diriNya menghendaki akan itu.

Pemandangan di pagi hari yang mendung di ruangan atas terlihat seperti pasangan yang sedang bersiap-siap untuk melakukan aktivitas
"Apa kau benar-benar akan pergi?" tanya PERI pada Alaska yang sedang memakai dasi sekolahnya.

Sedikit melirik dan kembali pokus pada dasinya
"Yeah, sepertinya tak lama lagi aku akan lulus... Itu juga kalo lulus" gumam Alaska lalu duduk di kursi dapur menghadap PERI.

PERI memakan mangga yang telah di kupas
"Ku pikir kau akan tetap di sini dan membantuku mencari Evans" gerutu PERI.

Alaska sedikit menaikan alisnya
"Kau ingin menemui Evans?" tanya Alaska ke heranan untuk apa PERI ingin menemui Evans.

"Aku hanya ingin sedikit membujuknya agar dia mau kembali ke Dunia Peri" gerung PERI dengan mulut sibuk mengunyah.

Yeah, Alaska tak mungkin memaksa PERI untuk tinggal di sini, jadi Ia harus sedikit ikhlas dengan apa yang akan terjadi nanti
"Apa kau sama seperti Peri lainnya, memburu apa yang mereka buru?" tangannya mengambil sepotong mangga di atas piring.

Sekejap PERI termenung lalu kembali memakan mangga
"Bisa di bilang begitu..." respon PERI sedikit tak jelas.

Kening Alaska melipat
"Jika kau memburu Evans, kenapa kau menyembunyikan dia saat para Peri menerobos masuk ke rumahnya?" tanya Alaska intens.

PERI menatap wajah Alska dengan mimik malas
"Aku berusaha membalas budinya dia telah mengobatiku, setidaknya aku memberi dia 1 kesempatan agar dia bisa menimbang keputusan" setitik rasa kagum timbul di hati Alaska.

Mengambil gelas dan meminum air dari dalamnya
"Akan ku antar kau sampai ke belakang sekolah, dan kau... Tak apakan masuk ke hutan sendirian?" membuat rencana yang sederhana.

PERI menggeleng menandakan jika dia tak beratan akan pendapat Alaska
"Tapi apakah Evans akan ada di sana?... Ku pikir dia akan pergi setelah kejadian kemarin itu!" gumam PERI.

Untuk sekian lama Alaska tak memakan buah, membiarkan buah itu ludes oleh PERI
"Itu benar, karena Evans pergi bersamaku dari dalam hutan dan berpisah di belakang sekolah, tapi kemungkinan kecil dia akan kembali ke rumahnya karena dia tak membawa perbekalan saat pergi" ujar Alaska mengungkapkan apa yang di lihat nya saat malam itu.

Tapi sepertinya PERI tak memperhatikan ucapan Alaska, Dia hanya menatap tangan Alaska yang tergeletak di sisi piring kosong yang beberapa saat tadi masih berisi potongan buah mangga
"Hari ini aku tak melihat kau makan?" lebih ke pernyataan dari pada pertanyaan.

Alaska hanya mengerjap dan membuang muka.

"Kenapa kau tak makan? Maaf aku sudah menghabiskan bagian kau..." ada senyuman lemah tersisip di ujung kalimatnya.

Alaska menggeleng pelan
"Tak apa, itu sudah bagian kau! Lagian aku tak seharusnya makan buah, makanan ku nasi dan lauk" Alaska menggapai piring kosong itu untuk di cuci, sudah jadi kebiasaanya mencuci piring kotor sebelum berangkat sekolah.

Tapi...
"Kenapa kau tak makan? Tangan kau tampak mengecil!" PERI menginterogasi Alaska dengan  mencengkram pergelangan tangan Alaska.

Untuk beberapa saat Alaska tertawa pelan
"Kecil? Sudah dari lahir badanku kecil!" Alaska mengibaskan tangannya hingga cengkeraman PERI terlepas.

PERI terdiam dan tak menayai kembali Alaska, dia hanya memperhatikan gerak-gerik Alaska saat mengusap piringnya dengan spon berbusa.

.🍁🍁🍁

Peri NyasarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang