V 🍁 Terlambat

2.2K 150 0
                                    

Elisa atau seorang janda-gemuk, jika itu yang Alaska bilang. Dia memang seorang janda yang entah sejak kapan mendapat status itu, dia cukup muda mungkin 30 ++ umurny, yang pasti dia gemuk dan aneh menurut Alaska, ia sangat menyukai Alaska tapi kadang juga memperkerjakanny dengan paksa, dia menanggung dan mengurus Alaska dari kecil hingga akhirnya besar, tentunya Alaska tak tau akan itu atau mungkin tak sadar, karena yang dia tau hanya 'aku hidup sendiri dan bertetangga dengan janda' juga 'aku hanya pesuruhnya dan pelampiasannya '.

Terkadang Alaska ingin tau asal-usul hidupnya tapi satu-satunya cara yaitu dengan bertanya pada Elisa, dan Alaska tak mau melakukan itu karena Elisa adalah orang yang selama ini ia hindari dari sejak SD, hingga akhirnya ia berpikir 'buat apa menguras masa lalu jika yang di hadapi adalah masa depan?'.

Tapi dia salah karena 'tanpa masa lalu kau tak akan tau siapa dirimu'.

"Awww....."

Apa yang terjadi? Suara itu terdengar nyaring tapi langsung berhenti, Alaska bergegas masuk ke rumah tanpa menyelesaikan pekerjaannya, setelah berada di awang pintu yang ia lihat hanya, Elisa yang memandang ke ujung tangga dengan wajah seperti terkejut dan bingung.

Dalam kesunyian
"Ada apa?" tanya Alaska serasa ada yang janggal.

Mulut Elisa hanya menganga seperti ingin berucap tapi tak mampu mengeluarkan suaranya
"A-a-ada apa...aku. . . aku tid-AAAA...!!" hanya teriakan yang dia keluarkan lalu berlari menuju pintu rumahnya yang berada tepat di ujung tangga berdekatan dengan pintu keluar.

Alaska hanya terdiam untuk beberapa saat hingga akhirnya...

"Maafkan aku" suara bisikan itu berhasil membuat Alaska terlonjak.

Mencoba menenangkan diri lalu
"Ikuti aku!!" perintahnya sambil berlalu menaki tangga.

Setelah berada di dalam kamar yang di kunci, Alaska menghadapi pintu dan memandang udara kosong karena ia tau PERI itu ada di hadapannya
"Apa yang kau lakukan tadi?" Alaska bertanya dengan nada pelan.

"Aku berniat menjatuhkannya di tangga tapi malah aku yang tersepak olehnya dan jatuh mengelinding ke bawah, ternyata dia bertenaga" alih-alih di depan tapi suara itu terdengar dari Arah belakang.

Alaska mendengus kesal karena nyatanya dia sepeti orang gila yang berbicara pada pintu, ia pun menghadap ke belakang tempat asal suara
"Bisakah kau tampakan dirimu? Aku merasa bodoh saat berbicara pada hal yang tak kulihat" gerutunya.

Bubuk keperakan bertaburan dan terbentuk lah Wanita yang mengaku PERI, tentu saja itu terjadi tidak di depan Alaska tapi di Balkon dimana jaraknya 3 meter dari hadapan Alaska, itu semua membuat gigi Alaska saling bergesekan hingga terdengar suara gemeretuk menahan amarah
" Aku hanya menuruti perintah mu 'jangan perlihatkan dirimu sebelum aku perintahkan itu'" ucap PERI dengan logat ucapan Alaska.

"Terserah. Aku harus sekolah" ujar Alaska lalu berjalan ke pintu wc. Rumahnya hanya terdiri dari 3 ruangan yakni wc, dapur, dan kamar, jika masuk ke rumah ini mata akan langsung berhadapan dengan kamar yang luas tetapi Alaska membagi ruangan itu dengan ruang TV, intinya kamar dan ruang tv bersatu tanpa palang.

.🍁🍁🍁

Di bawah deretan pohon yang menjadi sumber oksigen kota, Alaska berlari dia antara pejalan kaki, seakan tau apa yang terjadi semua orang menyingkir memberi jalan padanya.

Meski dalam keadaan genting bibirnya masih bisa tersenyum pada orang yang ia lewati, mungkin karena pekerjaannya sebagai pelayan Alaska menjadi anak yang sopan, bahkan berkat kesopanannya banyak sekali orang yang ingin berteman dengannya, walaupun tak pintar tapi jika berbudi halus bakalan banyak orang yang menyukai.

Sungguh melelahkan, berlari menuju sekolah demi mengejar waktu yang tak hentinya berjalan, bagai mengejar maling pikir Alaska.

Sesampainya di depan sekolah...
Gerbang tertutup dengan rapat dan mustahil untuk memanjat nya, karena sang Satpam memandang dari posnya dengan seringkai tajam.

Di tengah-tengah napasnya yang memburu
"Cih... Jadi gini rasanya kesel ama Satpam? Baru kali ini aku merasakannya, rasanya pengen beri dia uang dan biarkan aku masuk" sogok. Itulah yang ada dalam pikiran Alaska, baru kali ini ia terlambat sekolah dan mematung di depan gerbang yang di kunci.

Drrrt... Drrrt...

Reflek tangan Alaska merogoh sakunya, hanya ada deretan nomor yang terpang-pang di layar ponsel.

Tangannya menggeser notip warna hijau bermaksud menjawab panggilan
"Pergilah ke belakang sekolah sekarang!!... Jika kau ingin selamat" terdengar suara dari seberang sana...

Siapa? Hanya itu yang ada di benaknya.

🍁PERI NYASAR 🍁
Vote komen
Kritik saran

Maaf lama kuota y sekarat
Tapi aku bawa 2 chapter buat reads ku yg setia vote ama komen

Peri NyasarWhere stories live. Discover now