XXIX 🍁 Tak Ingin Ke Hilangan?

966 87 1
                                    

PERI menatap Alaska dengan gigi yang menggigit bibir bawahnya
"Maaf... Tapi ini demi kaum ku" bisik PERI.

Alaska memaklumi hal itu meski hatinya merasa dongkol karena selama ini telah di bohongi, tapi yang jadi pertanyaan adalah
"Kenapa kaum Peri memburu Evans yang telah di buang?" sekarang Alaska yakin bahwa PERI tak akan pura-pura tak tau lagi.

"Aku ingin kau menjelaskan dahulu kenapa kau bisa memainkan suling ini?" PERI balik bertanya sambil memperlihatkan benda yang bersinar kuning, Suling Emas.

Alaska sedikit membuang muka dari PERI, kesal karena pertanyaannya yang tidak di gubris
"Semua orang bisa melakukannya"  jawab Alaska malas.

Mata PERI kembali membesar
"Semua orang? Tidak! Aku tidak bisa melakukannya" sanggal PERI lalu mencengkram kembali suling itu.

Rasanya Alaska ingin tertawa tapi yang keluar hanya dengusan pendek
"Kau bukan se-o-r-a-ng! Tapi se-e-k-o-r!" ucap Alaska dengan mengeja perkataannya.

PERI mendelik
"Apa kau anggap aku hewan?" tanya PERI berang.

"Yeah, eh... Bukan. Aku hanya bercanda! Oke? Semua orang bisa melakukannya jika mereka mempelajari cara menggunakannya!" jelas Alaska perlahan agar ucapannya dapat di mengerti.

Wajahnya masih memampangkan keheranan
"Bagaimana kau bisa mempelajarinya?"

Alaska melongo, apa ni PERI masih pura-pura bego? Batin Alaska
"Aiissh... Bentar " kata Alaska dan melangkah menuju kamarnya, selang beberapa menit Alaska datang kembali sembari memegang buku kecil
"Aku tau cara memainkan suling, tapi pas tadi aku menciptakan suara dari nada-nada ini" gumam Alaska sambil membuka bukunya tepat di tengah.

PERI sedikit memekik saat buku itu mengeluarkan air yang lama kelamaan menjadi berbentuk bola dan mengapung di atas buku, lalu tangannya langsung bergerak berniat untuk merebut buku itu dari hadapan Alaska.

Tapi dalam waktu yang bersamaan Alaska merentangkan tangannya berhasil mematahkan niat PERI
"Aku sudah mengetahuinya! Jadi kau jangan coba-coba merebut dan menyembunyikan" tukas Alaska sedikit keras.

"Kau cukup melihat dan mendengarkanku! Aku akan menjelaskan semuanya jadi kau tetap diam!" perintah Alaska.

Tangan Alaska bersiap untuk menyentuh air yang berbentuk bola itu tapi berhenti seketika dan menatap PERI
"Apa kau tau, apa yang terjadi bila aku menyentuh air ini?" Alaska mencoba memastikan apakah PERI pernah melakukannya atau mengetahuinya.

PERI hanya menggeleng.
"Oke!" Alaska menyentuh air itu dan kejadian yang lalu kembali terulang. Airnya tumpah ke bawah tapi buku itu tak basah, malah berpuluh-puluh not angka muncul di setiap lembar buku.

Alaska menengadahkan tangannya
"Ke sini kan suling itu, aku akan mencobanya kembali" tak butuh waktu lama, PERI langsung memberikanny tanpa ada perdebatan.

Alaska bersiap untuk mengalunkan musiknya, dengan suling yang sudah berada di bibir dan jari-jari tangannya berjejer menutupi keenam lubang
"Jika kau ingin menghasilkan nada 1 atau Do, kau hanya perlu meniupnya dengan keadaan semua lubang ini tertutup, seperti ini" jelas Alaska lalu meniup serulingnya.

PERI terperangah saat ada bunyi yang keluar dari suling itu
"Dan jika kau ingin menghasilkan nada 2 atau Re, saat meniupnya kau harus membuka satu lubang yang berada di ujung bawah, seperti ini" Alaska kembali mencontohkan.

"Jadi seperti itu caranya menghasilkan musik dari suling?!" kata PERI sambil mangut-mangut.

Sebelum PERI sadar Alaska merengut kedua benda itu
"Sekarang jawab, kenapa kaum peri memburu Evans?" tanya Alaska tajam.

Mulut PERI membuka tanpa suara, seakan ingin bicara tapi kehilangan kata
"Sebab Evans membawa kedua benda ini ke dunia manusia saat dirinya di usir" jawab PERI tapi terkesan kurang jelas.

"Jadi, kalian pikir Evans masih memegang kedua benda ini? Makanya kalian memburu Evans" Alaska menebak-nebak cerita kelanjutannya.

"Tidak juga!"

"Apa maksudnya?" Alaska terperangah.

"Aku sudah bilang, bahwa Evans adalah Peri yang berpengaruh besar di kerajaan, sekarang kerajaan sedang membutuhkan benda itu dan juga Evans, makanya beberapa Peri di kerahkan untuk mencarinya, pencaharian kami berlangsung saat tiga tahun yang lalu, jadi sekarang tau siapa Lala itu? tapi pencaharian di perkuat saat Ratu kami meninggal" ungkap PERI panjang lebar.

Lala? Alaska tak begitu peduli akan cewe itu
"Jadi, apa masalah yang sedang terjadi di kerajaanmu itu?" Alaska ingin menguras semua informasi tentang kehidupan lain selain manusia.

"Aku tak begitu yakin untuk mengatakannya" celetuk PERI, seolah menghindari pertanyaan itu.

"Ken-"

DUUUK...

Terdengar suara pintu yang di hempaskan di bawah sana, Alaska melihat jam yang kini menunjukan tengah malam
"Shuut! " desis Alaska pada PERI yang terperangah saat mendengar suara itu.

Tengah malan seperti ini, apa yang di lakukan Elisa? Apa dia mendengar percakapan dirinya dan PERI, Tapi dugaan Alaska salah saat suara pintu keluar terdengar seperti di buka, dan ada bisikan yang tak begitu bisa jelas di dengar.

Apa ada seseorang yang berusaha menemui Elisa? Selama ini Elisa tak pernah kedatangan tamu atau teman, Alaska akan heran jika Elisa mempunyai teman
"Jangan buat suara!" desis Alaska dan berjalan menuju pintu, menempelkan telinga kanannya di pintu, begitupun PERI yang menempelkan telinga kirinya.

Bisikan itu terhenti di iringi pintu yang di tutup dengan pelan, kemungkinan seseorang yang baru saja datang itu masuk ke rumah Elisa, siapa orang itu?
"Sebaiknya kita tidur!" keputusan Alaska saat tau jika Elisa belum tidur dan bahkan kedatangan tamu.

PERI yang tepat berada di depannya mengangguk pelan dan berjalan menuju ranjang sambil memegang kedua benda itu, sejak kapan PERI itu mengambilnya pikir Alaska.

Setelah seminggu akhirnya Alaska dapat melihat kembali sosok yang terbaring di ranjang, dan dirinya akan tidur di sofa kembali
"Apa kau akan kembali ke dunia mu?" bisik Alaska ke sosok yang memunggunginya.

PERI membalikkan badannya hingga punggung bersayap itu di ganti dengan wajah yang bersih putih
"Yeah! Memangnya kenapa?" PERI balas berbisik.

Apa harapannya kan kembali hangus? Tapi Alaska tak mungkin memaksa PERI untuk melanggar peraturan dunianya,
"Apa kau tak bisa di sini saja?" Alaska masih menanyakan itu meski Ia tau apa yang akan di jawab PERI.

"Aku sudah bilang tak bisa! Kenapa kau bersikeras agar aku tetap di sini?" tanya PERI kesal akan pertanyaan Alaska yang tak berubah meski sudah di beri tau.

Alaska terbungkam, apa harus Ia menjawab dengan jujur jika dirinya tak ingin kembali sendiri? Mungkin itu sama saja memberi tau kelemahannya, Alaska bukan takut sendiri tapi tak ingin sendiri! Tapi hal yang tak di inginkannya telah berlangsung selama 6 tahun kebelakang, dan mungkin akan kembali di alaminya jika Peri ini memang tak bisa hidup dengannya.

Alaska mungkin tidak sendiri karena Elisa selalu ada di sekitarnya, bahkan selalu mengingatkannya jika dia terlambat sekolah, tapi Elisa tak ada di kehidupanku! Batin Alaska.

"Aku hanya penasaran saja kenapa Peri tak bisa tinggal di dunia manusia! Tidurlah... Selamat malam" tukas Alaska  mengakhiri percakapnnya, Alaska tak begitu berani untuk mengatakan yang sebenarnya, apa dia malu? Atau hanya ingin dirinya saja yang tau?...

Bahwa Alaska tak ingin kehilangan wanita ini.

🍁PERI NYASAR🍁
vote Komen
Kritik Saran

Agak lebay y?
Gpp kan? Lagian udah hampir End makanya di sesuain alurnya biar pas Ending y nyambung...

Next?
Votmen ajj

Salamun
🌟

Peri NyasarWhere stories live. Discover now