XI 🍁 Ke kelakuan si Kembar

1.3K 110 16
                                    

"Apa kau akan membiarkan seorang wanita pulang sendirian di malam hari?"

Blep, serasa ada setumpuk buku yang menghantam dadanya, entahlah akhir-akhir ini Ia tak peduli akan nasib orang karena pikirannya sudah penuh akan nasib dirinya dan PERI, dan tentu semenjak Ia di gosipkan gila dan mencurigakan akan buku terbang itu.

Baru terpikirkan jika dirinya sama saja membuat masalah
"T-tapi aku masih harus kerja" gumam Alaska samar.

Wajah Lala menatap pintu Cafe yang sudah di tempeli kata Close besar
"Ku pikir Cafe sudah tutup, kenapa kau masih akan bekerja?" wajahnya kembali menatap ekspresi Alaska yang serba-salah.

Sungguh tak mungkin jika Alaska mengatakan, bahwa bila Cafe sudah tutup maka Bar akan buka dan dirinya akan bekerja di Bar?, di mana para manusia amuradul berkawan dengan sebotol minuman keras, ya Alaska akan mengatakannya jika Ia sudah siap menerima gosip bahwa dirinya sering berada di Bar dan minum-minum.

Sesaat Alaska akan menerima resiko itu jika saja Ron tak datang dan menawari Lala untuk naik di mobil ayahnya dan mengantarnya pulang, wajah Lala dapat di pastikan terengah dan menolak tawaran dengan banyak alasan,
"Oh... Tak apa Ron aku bisa pulang sendiri ko, euuu-yah lagian rumah ku dekat sini di... Seberang sana ya, heh" tangannya mengayun tak karuan.

Bukannya melemas tapi wajah Ron malah bertambah cerah seolah mendapat kesempatan
"Wah, kebetulan dong! Kita juga akan lewat sana kan Roy?...ROY!" sentak Ron di susul suara pekikan, ternyata Ron menginjak kaki adiknya saat Roy akan mengelak, Roy memaksakan dirinya untuk tersenyum mengerti akan rencana kakanya.

Berasa ada seberkas cahaya yang menyinari niat Alaska
"Betul La! lagian ini udah malem, kamu pulang aja ama mereka" Alaska mendukung akan rencana Ron karena dengan begitu Ia bisa lembur kerja, Alaska lebih menyukai lembur atau lebih jelasnya bekerja di Bar sebab gajinya akan langsung di tangan saat dirinya akan pulang, tapi jika bekerja di Cafe upahnya akan di terima bila sudah satu minggu.

Akhirnya Lala menerima tawaran Ron dengan wajah pasrah dan melempar senyuman ke Alaska saat akan memasuki mobil.

.🍁🍁🍁

Semenjak ada PERI Alaska tak pernah kerja lembur, Ia lebih sering mengomeli PERI yang membanting ponselnya saat ada panggilan masuk, menyetel TV dengan volume Pull dan tentu Elisa mendatanginya sebab gara-gara TV itu burung kakak-tuanya bangun, dan hampir saja meledakan kompor dengan mengipasi Api kompor.

Tentu jika Ia tak bekerja lembur Alaska tak akan bertemu dengan Jeri,  orang yang memeberi buku kecil dengan paksa. Sepanjang waktu Alaska menegok ke arah ruangan Bar untuk memastikan apakah Jeri datang, tapi makin lama malam makin gelap dan waktu kerjanya makin sedikit hingga tanpa di ketahui ada seseorang yang menepuk pundaknya.

Seorang yang mengaku jagoan dan penjelajah kota, badannya sedang tapi tinggi dan rambutnya agak kucel tak terurus, umurnya mungkin 20 tahun ke atas
"Alas heh?! Jarang bertemu ya? Kemana saja kau?" tanya Jeri dan duduk di banku favoritnya, pojok ruangan.

"Jeri!" Alaska terperangah dan mengikutinya untuk duduk bersama.

"Yeah! Satu bungkus rokok nya?" ujar Jeri, replek Alaska beranjak dan membawa satu bungkus rokok.

Alaska kembali duduk di hadapan Jeri
"Aku ingin bertanya, kau dapat dari mana buku kecil itu?" tanya Alaska langsung ke inti percakapan.

Jeri menyalakan 1 rokok dan membuang asapnya ke atas udara
"Buku? Aku tak membawa buku!" tegas Jeri kembali menghisap rokonya.

Alaska mengamati setiap senti wajah Jeri berusaha mencari garis lelucon, tapi hasilnya nihil Jeri tampak menikmati isapan rokoknya
"Apa kau tak ingat? Saat kau menjejalkan buku keci ke saku ku? Pas hari terakhir kita bertemu" berusaha mengorek ingatan Jeri.

Jeri hanya mengangkat kedua alisnya
"Bahkan aku tak ingat pertemuan terakhir kita hari apa" kata Jeri sambil mengingat-ingat.

"Tap-"

"ALAS!!...." namanya di panggil dari ruang dapur. Jeri kembali menghisap rokoknya tak perduli Alaska meninggalkannya.

Sesosok laki-laki gemuk beda dengan kedua anaknya yang jangkung dan kecil, bosnya sudah menjega di awang pintu dengan wajah merah
"Kemana du bocah itu?" geram bosnya tampak marah.

"Mereka pergi! Memang ada apa?" tanya Alaska.

Bosnya berkacak pinggang
"Bocah ituuu! Mereka memberiku  sepotong coklat kesukaanku, tapi setelah itu perutku sakit dan berjam-jam aku nongkrong di closet, huh huh huh, pergi ke mana mereka?" terengah engah.

"Mengantar teman temannya, mereka memakai mobil" jelas Alaska.

"APA?! Pasti mereka mengantar cewe itu! Mengambil jasku, dan menyolong mobil! Kapan mereka dewasa..." raung Bos dan berjalan ke ruang khususnya.

Alaska menghela napas, ya memang benar ucapan bosnya kapan si kembar bersikap dewasa, meski umur mereka sudah 16 tapi kelakuannya macam bocah ingusan.

"ALAS!" bosnya kembali memanggil kini dalan ruang khususnya.

Alaska masuk dan menghadap bosnya.
"Ini gaji seminggu mu, dan ini untuk upah sekarang" jelas Bos memberi amplop dan selembar uang 50 ribu.

"Terima kasih bos..." tangannya memegang uang dengan erat.

"Pulanglah ini sudah tengah malam, huuuh... Kau anak yang baik" gumam Bos dan melambaikan tangan menyuruhnya keluar.

.🍁🍁🍁

Setelah menyadari bahwa Jeri memberikan buku itu dalan keadaan mabok, pantes saja dia tak ingat pas Alaska memaksanya mengaku, lalu bagai mana dia akan tau darimana Jeri mendapatkan buku itu.

Alaska membuka kunci pintu dengan  kunci cadangan, pelan tapi pasti Alaska melangkah menginjak tangga tanpa menimbulkan suara keras. Agar Elisa tak tau bahwa dirinya baru pulang, Elisa tak tau menahu tentang Alaska yang bekerja di Bar yang dia tau cuma kerja di Cafe ayah temannya.

Apa PERI itu sudah tidur?, Alaska menempatkan PERI tidur di kasur tapi dia harus men-transparankan tubuhnya, agar Alaska tak terganggu dengan keadaan bahwa, dirinya satu kamar dengan cewe walau tak satu ranjang karena Alaska memilih untuk tidur di sofa depan TV.

Tangannya memegang kenop pintu dan hati-hati membukanya
"Aissh! Huuh... " Alaska terperanjat karena pas pintu di buka PERI itu sudah ada di depannya, memamerkan senyuman, ada bunga yang menempel di belakang telinganya tampak kontras dengan rambutnya yang pirang.

"Aku dapat uangnya nih" PERI memampangkan uang 50 ribuan empat lembar.

Alaska melongo tak percaya dengan yang di lihat nya, bagaimana PERI ini dapat uang?.

🍁PERI NYASAR 🍁
vote komen
Kritik saran

Aku bawa dua Chap niiihh
Masih mau NEXT g?

Di mulmed contoh PERI nya yaaa

Salam sedih
🌟

Peri NyasarWhere stories live. Discover now