tiga

18.6K 719 12
                                    

"Sayang!" panggil Leon sambil menyambar pintu kamar berharap Indri tengah telengkup di atas kasur sambil membaca beberapa majalah pashion untuk menunggu kedatangannya.
Namun saat Leon masuk kamar wanita yang di carinya itu  ternyata tidak ada.  Leon kembali keluar dari kamar lalu mencoba mencari di setiap ruang sambil membuka satu persatu kancing teratas kemejanya.

"Sayang, aku sudah pulang nih." Leon kembali memanggilnya lalu melempar tubuhnya begitu saja ke sopa ruang tamu.
Leon memijit pangkal hidung dengan wajah menadah menatap langit langit rumah sambil membuang napas
Pendek. Ini memang bukan pertama kali Indri pergi keluyuran sampai pulang malam.
Namun wanita yang sudah menemaninya selama bertahun tahun itu tidak terlalu suka keluyuran sampai mengabaikan waktu jam pulang suaminya.

Indri istrinya, biasanya selalu stanbye menunggu kepulangannya, duduk manis di depan tv yang menyala, namun dengan wajah yang di tekuk menatap lembar demi lembar halaman majalah.

Mata Leon yang terpejam langsung terbuka saat suara deru mesin mobil yang memasuki garasi samping rumahnya.
Akhirnya pulang, seru Leon sambil bangkit dan melipat lengan baju sampai siku.

"Baru pulang?" senyum manis Leon terjungking, menatap Indri muncul di teras rumah dengan membawa beberapa paper bag tertenteng di kedua tangannya.

Indri hanya mengangguk pelan sambil bergumam, Hmmm!  Dia hanya berjalan melewati Leon tanpa mengucapkan beberapa patah kata pun. Kekesalannya masih menumpuk akibat honeymoon kemarin lalu mendadak minta pulang akibat sikap Leon yang membuatnya semakin jengah.

Leon hanya tersipu kikuk lalu mengunci pintu rumah sebelum mengekori Indri kedalam kamarnya.

"Belanja lagi?" tanya Leon sambil mendorong pintu kamar. Beberapa paper bag belanjaan terlihat di atas kasur, Leon membuka sepatu dan kaos kaki. Suara air yang berkeciprik keluar dari shower membuatnya tahu jika Indri langsung mandi.

Leon lekas membuka  baju dan celana kerja. Tubuhnya sudah kegerahan hingga membiarkan tubuhnya telanjang menyisakan celana pendek yang menempel.

Tidak lama, suara pintu di buka dari dalam menampilkan Indri dengan wajah yang dipenuhi bintik bintik air membuat Leon menelan ludah susah payah.

Leon beranjak, mengurung tubuh Indri yang tengah memilih milih pakaian di dalam lemari baju.

Kedua tangannya melingkar di pinggang yang hanya dibalut handuk kimono.

"Aku cape Leon!" Indri melepaskan kedua tangan Leon yang baru saja menempel di tubuhnya, di dekap dengan orang yang belum mandi membuat aura hambar ikut menempel di tubuhnya. 

"Kamu nggak kangen?" tanya Leon tidak peduli tangannya yang di tepis, dia terus mengeratkan dekapannya.

Menempelkan dagunya di atas bahu Indri, sebelah tangannya menarik kimono hingga bahu Indri terlihat.

Leon mengunci dua tangan Indri membuatnya tidak bisa melawan. Mendapati Indri yang susah melepaskan tangannya Leon langsung mendorong tubuh Indri hingga menyetuh lemari, bibirnya sudah menggelayap di leher Indri yang basah membuat aroma anggur dari sabun favorite istrinya langsung tercium lubang hidungnya.

"Leon lepasin!" hardik Indri, saat wajahnya kini saling berhadapan tanpa jarak namun Leon langsung menguncinya dengan dekapan bibir. Dan tubuh istrinya langsung berhasil dikuncinya.

Indri tercekat, bola matanya membulat terbuka saat merasakan  tali kimono berhasil dibukanya dan spontan kimono itu langsung tersibak jatuh di lantai.

Namun tangan Leon benar benar kuat memegangi tangannya untuk menolak, membuat Indri hanya memejami mata menikmati kecupan dan nakalnya sentuhan tangan Leon yang sudah berjalan di tubuhnya.

wanita lain ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang