Dua puluh dua

8.1K 477 24
                                    

Entah waktu yg mendukung, atau moot aku yg lagi ada hehe aku update lagi.
Semoga bisa menemani pagi kalian.
_____________

"Da kamu ngidam ya?!" Hana sudah berkacak pinggang di belakang Ida yang tengah mencuci beberapa peralatan yang kotor.

Setelah bangun tidur karna haus tanpa sengaja Hana yang tengah membuka lemari es melihat buah melon yang di potong kotak di baluri bumbu rujak di atasnya.

"Kamu hamil sama siapa Da? Ya ampun jangan buat aib di rumah ini apa kamu mau saya pecat?!" lanjutnya lagi.

Dengan tangan gemetar Ida membersihkan tangannya yang penuh busa lalu mengelapnya sebelum membalikan badan menghadap mertua majikannya.

Ampun, kenapa aku harus ketemu nih kunti dulu sih!

"Anu Bu, itu ... punya Ibu. Kemarin liat siaran di televisi acara masak memasak gituh lo Bu terus Ibu liat buah buahan di pakein bumbu rujak gituh jadi aku bikinin!"

"Indri? ulang Hana dengan lipatan dahi membuat Ida mengangguk.

"Saya juga di kasih ko emang enak Bu, emang kalo orang ngerujak itu tandanya hamil aja?" Ida balik bertanya dengan ekspresi wajah datar.

"Indri nyuruh kamu beli tespek nggak kemarin kemarin?" tanya Hana yang nggak peduli penjelasan Ida.

Aduh mati aku, nih kunti bikin gue gereget juga lama lama. Ya allah tolong Ida?

Dengan kesal Ida mencoba mendatarkan ekspresi wajahnya agar Hana tidak lagi banyak bertanya.

"Engga Bu, kemarin malah belanja pembalut dua paks sama saya."

"Dua?" ulang Hana, merasa apa yang di dengarnya salah tapi Ida mengangguk kepala meng'iyakan jawaban jiga yang barusan di dengarnya itu tidak salah.

"Kemana Indri sekarang? Hana menadahkan pandangan mencari Indri yang biasanya santai santai di depan tv, di ruang tengah.

"Ngak ada, kemana Indri, Ida?" Hana kembali bertanya, kesal.

"Pergi Bu, tadi sama Mba Geisa."

"Pergi, kemana?"

"Saya tidak tahu."

Dasar istri mandul, biasanya keluyuran nggak jelas.

"Sudah sana kembali kerja, Saya mau siap siap pergi."

"Ia Bu." Ida kembali melanjutkan pekerjaannya yang barusan tertunda sambil mengkumat kamit ngoceh tanpa suara.

                          ••••••••

"Apa yang dibawa buat aku nih?" Indri terus mengulang pertanyaan yang sama beberapa kali dengan senyum lebar setelah cipika cipiki dengan Ilham di sebuah caffe di ikuti Geisa yang memang Indri ajak.

"Duduk aja dulu terus kamu sama Geisa pesen makanan atau apa kek!"

Ilham, laki laki tampan dengan pautan usia yang tidak jauh dengan Indri dan Geisa itu sengaja mengajak mereka bertemu di caffe dengan beberapa tas kertas yang di simpan di salah satu kursi yang kosong di samping kanannya.

Dengan setelan celana jans hitam di padukan kaos putih dan jaket kulit berwarna coklat membuat wajah tampannya semakin mempesona di setiap kaum wanita yang melihatnya termasuk Geisa.

"Aku mau nodong kamu dulu, mana!" Tangan kanan Indri terulur sambil sesekali melirik Geisa yang hanya di balas Geisa dengan senyuman kaku.

Memang sejak kepulangannya dulu di tempat libur pertama kali Geisa melihat Ilham sejak itulah entah perasaan senang apa yang muncul di hatinya, namun Indri atau Ilham sendiri tidak pernah mengetahuinya.

wanita lain ( End )Where stories live. Discover now