Dua puluh tiga

7.9K 437 17
                                    

"Bagai mana keadaan temen saya Dok ?"

Ada  kekhawatiran besar yang terlihaat saat Ilham mengucapkannya. Ilham menatap sekali lagi Indri yang saat ini tengah terbaring belum sadarkan diri di atas ranjang rumah sakit, sebelah tangannya terpasang  jarum infus

"Kondisi pasien cukup mengkhawatirkan pak. Sudah berapa kali pasien selalu nggak sadarkan diri seperti ini?" seorang wanita berjas putih khas  dokter dengan rambut sebahu sedikit pirang tengah berdiri berhadapan dengan Ilham di samping Indri.

"Saya kurang tahu Dok." Ilham melangkah mendekat di ikuti dokter.

Dokter itu menepuk sekali bahu Ilham, "Saat pertama kali pasien memeriksa kandungannya di sini, saya pernah wanti wanti jika dia jangan sampai bestres."

Ilham menoleh sekilas Dokter sambil mengangguk anggukannya pelan. Sebelah tangan kirinya tersembunyi di dalam saku celana dan sebelah tangannya lagi tengah menggenggam tangan Indri yang bebas infus.

Aku yakin ... Kamu pasti kuat Ri, kamu adalah wanita yang kuat!

"Apa ini tidak akan membahayakan kondisi kehamilannya Dok?

"Justru ini yang paling saya takuti Pa, saya takut keduanya tidak tertolong jika sampai ini terulang lagi."

Ilham berbalik sempurna menatap Dokter yang ternyata tengah ikut menatap Indri.

"Lakukan apa pun untuk menyelamatkan keduanya Dok, saya mohon. Berapapun biyaya'nya saya akan bayar!"

"Ini bukan masalah biyaya Pak, kondisi pasien yang akan membaik itu dari kekuatan pasien sendiri. Dari moot dia dan kesetresan dia sendiri.."

Ilham mengusap kasar wajahnya.

Klek

Suara pintu yang di buka di luar memunculkan Geisa yang baru selesai administrasi di depan. Membuat Dokter dan Ilham menoleh bersamaan.

"Bagai mana keadaannya Indri Dok?" Geisa langsung duduk di kursi kosong yang terletak di samping ranjang. Menggenggam tulus tangan Indri dengan tatapan khawatir.

"Kondisi pasien buruk, tapi dia akan segera sadarkan diri. Saya sarankan kasih mood dia yang baik baik. Saya sudah bicara dengan teman pria anda!" dokter menatap Geisa.

"Tolong segera hubungi suami dan keluarganya. Saya ingin berbicara serius dengan suaminya, dan segera temui saya di ruangan! Saya permisi dulu."

Baru saja Dokter akan melangkah pergi Ilham dan Geisa mencegatnya dengan permintaan yang sama.

"Tolong rahasiakan kehamilan pasien pada suami dan keluarganya Dok!"

Dokter yang baru saja melangkah beberapa langkah lalu menghentikan kakinya, menoleh dengan dahi di lipat menatap Ilham dan Geisa bergantian.

"Kenapa?"

"Saya tidak bisa menjelaskan sekarang, tapi saya mohon kerja samanya Dokter!"

Dokter itu terdiam sesaat, sebelum kemudian menganggukan kepala, "Baik."

"Ges, tolong jaga Indri! Saya tidak mungkin ada di sini lama lama karna Leon bisa memergoki keadaan saya."

"Jangan khawatirin dia Ham, aku akan sungguh sungguh menjaganya."

"Kasih tahu saya terus tentang keadaannya ya Ges!"

"Ia pasti nanti aku kabari perkembangannya."

      
                   •••••••••••

Kring... kring... kring....

wanita lain ( End )Onde histórias criam vida. Descubra agora