Tiga puluh lima

8.9K 421 29
                                    

"Lepaskan gue!!" teriak Gebi. Kedua tangan dan kakinya terikat kuat pada kursi kayu di bawah remang remang cahaya lampu 5 wath.


"Bos kita belum kasih kabar Nona manis! laki laki dengan kepala botak dan tubuh kekar itu tersenyum mengalihkan pandangan pada temannya yang duduk dengan kaki terangkat di sopa merah kumal di sisi pintu masuk yang tertutup.


"Siapa? Siapa yang menyuruh kalian?"

Haha... haha!

Bukannya menjawab, kedua laki laki itu justru tertawa lepas saling melempar pandangan.

"Siapa yang nyuruh kalian tangkap gue?!" Gebi kembali teriak di posisinya. Menggoyah goyahkan kursi berharap ikatan tali tambang itu terlepas dari rubuhnya.

Salah satu laki laki itu menghentikan tawanya. Mendekatkan wajahnya sambil sedikit menundukan tubuhnya.


Sebelah tangannya terulur menyentuh wajah Gebi. Membuat tubuh Gebi menegang gemetar.


Tidak ada yang bisa dia lakukan kecuali menolehkan wajahnya pada sisi lain saat wajah laki laki itu mendekat.


"Kamu pingin tahu siapa bos kita?" tanya laki laki itu tepat di depan wajah Gebi yang hanya berjarak 5 centimeter dari wajahnya.


Gebi mengangguk menatap wajah laki laki itu dengan tatapan penuh harap. Keringat halus mulai memenuhi pelipis dan wajahnya.


"Kamu yakin nona?" laki laki itu menegakan tubuhnya.

"Cepat bilang siapa yang nyuruh kalian! deru napas Gebi mulai tidak beraturan. "Apa yang dia mau dari gue?" Gebi menajamkan tatapan matanya.

"Kalo dia minta uang tebusan apa lo bisa kasih?" seseorang yang sejak tadi hanya diam memainkan pentul korek kayu di mulutnya menyahut. Melangkah mendekati posisi Gebi dan rekannya yang memainkan kedua alis matanya.

Gebi tersenyum masam. "Pacar gue orang kaya. Dia punya perusahaan di kota ini jadi jangan remehin gue!"


Haha...haha...

Keduanya melepas tawa kembali. Mengangguk angguk kepala sebelum kemudian orang yang memainkan pentul korek kayu membuang pentulannya pada sembarang arah sambil berseru.


"Oo, yah? ... Lalu menurut lo dia akan menebus dan membebaskan lo lalu melaporkan kita kita ke kantor polisi?"

"Tanpa gue jawab nyatanya lo, lo sendiri tahu jawabannya bukan?" Gebi tersenyum yakin.


"Oh..!" laki laki itu bertepuk tangan di atas kepalanya sambil berseru. "Namun keberuntungan itu tidak sedang berpihak kepada anda!"

Sedangkan laki laki yang satu lagi yang berkepala botak itu menjauh, merogoh saku celana jeans panjangnya dan mengeluarkan kotak putih. Mencabut salah satu isinya yang kemudian dia apit di bibirnya bersiap menyalakan sebatang rokok.


Gebi melipat kening. "Maksudnya?"

Tidak langsung menjawab. Laki laki itu menatap rekannya yang mulai menikmati isapan nikotil di sopa bekasnya tadi duduk. Meminta jawaban atas pertanyaan gerak wajahnya.

Seakan akan paham maksud tatapan temannya laki laki itu mengangguk sebagai jawaban.

"Anda tahu siapa yang menyuruh kita?" Oke akan gue kasih tahu sekarang! ... Bos yang menyuruh kita buat sekap lo itu adalah pacar yang lo agul agulkan. Yang lo bilang pemimpin perusahan itu! Puas lo?" laki laki itu tersenyum masam di ikuti tawa yang lebih menggelegar dari yang tadi. Tawa yang memenuhi setiap sudut kosong ruangan gelap itu.

wanita lain ( End )حيث تعيش القصص. اكتشف الآن