Background

9.2K 553 17
                                    

Cara terus berjalan dengan cepat menyusuri bangunan yang sudah terbengkalai. Apakah ia harus masuk ke sana lagi? Padahal baru saja ia bernapas lega jika saja saudaranya, Moza, tidak merengek kepadanya untuk membebaskan kekasihnya.

Saudara sialan! Kenapa ia masih memikirkan laki-laki yang tidak tegas dan tidak bertanggung jawab itu? Pakai acara mengancam akan kembali ke dalam bangunan ini pula. Sungguh merepotkan!

Cara melihat sekitarnya. Masih aman. Berarti penculik itu tidak menyadari kalau satu tawanan mereka kabur. Sayup-sayup terdengar suara langkah kaki yang berat, berasal dari sepatu pantofel atau mungkin sepatu boot. Dengan gesit, Cara merapat ke tembok dan bersembunyi di sudut yang terlihat gelap.

Langkah sepatu itu terdengar semakin jelas disertai dengan degupan jantung Cara. Gadis itu berdoa sambil menutup matanya, meminta pertolongan pada Tuhan agar melindunginya.

Si pemilik sepatu itu melewatinya. Cara menahan napasnya agar tidak terdengar oleh sosok itu. Suasana memang sangat menegangkan saat ini, seperti di film-film horror. Baginya yang masih berusia tujuh belas tahun, ini merupakan suatu pengalaman yang memacu adrenalinnya selain menaiki wahana di taman hiburan yang membuat orang pusing bahkan sampai muntah.

Setelah menahan napas cukup lama, akhirnya ia berhasil menghembuskannya secara perlahan ketika sosok itu sudah menjauh. Jantungnya masih berdegup kencang sisa dari ketakutan yang masih merayapi tubuhnya.

Kalau ia nekat masuk ke sana dan menyelamatkan kekasih Moza, bisa-bisa ia yang akan tertangkap. Ia menggelengkan kepala, mengurungkan niatnya untuk kembali ke sana.

Sebaiknya aku keluar dari sini. Batinnya.

Cara membalikkan tubuhnya dan terkejut ketika menabrak sesuatu yang keras. Itu tubuh seseorang. Ia mendongakkan kepalanya untuk melihat sosok yang kini berdiri menjulang di hadapannya.

Manik biru dengan kilatan tajam menatap tepat di manik matanya. Napasnya tercekat saat sosok itu menyunggingkan seringaian iblisnya, terlihat seram di mata Cara.

"Halo, gadis kecil. Kau ingin kabur dari sini?"

Cara menggeleng keras. Ia mundur secara perlahan sebelum kakinya berayun, berlari dengan cepat menjauhi pria itu. Namun, lagi-lagi ia gagal karena pria itu mampu menyusul dan sekarang mencengkeram tangannya, membuatnya meronta untuk dilepaskan.

Gadis itu menginjak kaki si pria dengan kuat kemudian menyikut perut pria itu dengan kencang. Tak lupa kaki jenjangnya bergerak dengan lincah, menendang pria di depannya. Namun, pria itu mampu menghindari serangan Cara.

Cara menyerangnya lagi hingga ia sendiri kehabisan tenaga dan sekarang berada dalam kungkungan pria itu. Tubuhnya terkunci. Ia tidak bisa melakukan serangan lagi.

"Hanya segini kemampuanmu, gadis kecil?" Pria itu berbisik. Bibirnya menempel pada daun telinga Cara.

Cara menoleh ke samping. Menatap pria itu dengan murka. Namun, ia tidak bisa melawan lagi. Ia tertangkap.

Kau tidak bisa lari kemana pun, gadis kecil. Aku akan mengurungmu di sini.

Caramella MykelWhere stories live. Discover now