n I n E

3.8K 387 89
                                    

Cara membuka kelopak matanya dengan perlahan. Ia mengerjap beberapa kali untuk memperjelas pandangannya. Langit-langit rumah berwarna kuning pastel menjadi pemandangan pertama yang ia lihat.

Ia menolehkan kepalanya, tetapi rasa pusing tiba-tiba menyerang hingga membuatnya meringis dan memejamkan kembali mata indahnya.

"Air putih." Suara seorang wanita terdengar jelas di indera pendengaran Cara.

Ia membuka kembali kelopak matanya. Seorang wanita paruh baya kini berdiri di sampingnya, mantapnya dengan raut kecemasan yang tampak pada wajah keriputnya.

"Kau sudah sadar? Ini minum dulu."

Wanita itu membantu Cara untuk bangkit ke posisi duduk dengan punggung Cara yang bersandar pada kepala ranjang.

Cara menerima segelas air putih dari wanita itu. Ia meneguknya sampai habis kemudian menyerahkan gelas yang sudah kosong kepada wanita tadi.

"Istirahatlah dulu. Kau mungkin kecapekan hingga membuatmu pingsan di jalan."

Cara mengerutkan keningnya. Gerak-gerik Cara tak lepas dari pengamatan wanita itu.

"Jangan berpikir keras. Pejamkan saja matamu, tenangkan dirimu. Nanti aku akan memberitahu apa yang sudah menimpamu kalau kau memang ingin tahu."

Wanita itu tersenyum. Tangan keriputnya mengelus kepala Cara sebelum ia meninggalkan gadis itu di sebuah kamar.

Entah kenapa gadis itu menurut saja. Ia kembali dalam posisi berbaring dan memejamkan matanya, mencoba untuk merilekskan diri.

Cukup lama Cara terbaring dengan mata terpejam hingga telinganya menangkap suara pintu yang dibuka. Ia turut membuka matanya, menolehkan kepalanya ke samping.

Wanita tua itu terlihat membawa nampan berisi makanan dan minuman. Ia berjalan mendekati ranjang Cara. Gadis itu bergerak, memposisikan dirinya untuk duduk di ranjang.

"Makanlah," titahnya yang segera dituruti oleh Cara.

"Kau bisa memanggilku Bibi Kim. Namamu siapa?" tanya wanita itu setelah melihat gadis di hadapannya menghabiskan hidangan yang ia sajikan.

"Aku Cara." Gadis itu meletakkan gelas kosong ke atas nampan setelah ia meneguk isinya.

Bibi Kim meletakkan nampan itu di atas nakas kemudian ia kembali duduk di dekat Cara.

"Apa yang terjadi, Bi?" tanya Cara yang terlihat tidak sabaran untuk mengetahui apa yang telah menimpa dirinya.

"Kau tiba-tiba pingsan setelah pergi meninggalkan kios ikan. Awalnya orang-orang berusaha membawamu ke rumah sakit, tetapi aku menyuruh mereka membawamu ke rumahku yang jaraknya dekat dengan pasar dan memanggilkan dokter untuk memeriksa kondisimu. Dokter mengatakan bahwa kau kecapekan, stress, dan terkena anemia."

Cara mencoba mencerna apa yang dijelaskan oleh Bibi Kim sebelum ia bertanya, "Apakah aku pingsan di depan kios buah?"

Bibi Kim menggeleng. "Kau pingsan di sekitar kios ikan. Bagaimana bisa kau sampai ke kios buah?"

Cara terdiam. Ia mencoba mengingat-ingat apa yang telah terjadi padanya. Hal itu membuat beberapa kerutan muncul di keningnya.

"Jangan berpikir terlalu berat. Kondisimu masih lemah." Bibi Kim menggenggam tangan Cara, mencoba menenangkan gadis itu sebelum ia terkesiap.

"Astaga! Hampir saja lupa. Minum obatmu dulu."

Bibi Kim melepaskan genggaman tangannya. Ia meraih beberapa bungkus obat di meja nakas. Diserahkannya obat itu pada Cara.

Caramella MykelWhere stories live. Discover now