t h I r t y - f O U r

1.3K 155 16
                                    

Seorang wanita terlihat memasuki ruang bawah tanah dengan mengendap-endap. Ia memakai pakaian serba hitam untuk menyamarkan dirinya dengan ruangan yang tampak gelap. Ia melihat dua penjaga berjaga di depan sebuah pintu besi.

PRANG!

Bunyi pecahan kaca terdengar, membuat kedua penjaga tersebut bergegas pergi menghampiri asal suara. Ini kesempatan bagi wanita itu untuk menyelinap masuk, melewati pitu besi itu.

Di dalam pintu besi terdapat koridor di mana sisi kanan-kirinya ada beberapa ruang penjara. Wanita ity mengintip ke dalam ruangan satu per satu.

Kosong.

Ia melakukannya dengan cepat karena waktu yang ia miliki sangat terbatas. Sampai pada ruang penjara nomor empat di sisi kiri, ia mendapati wanita berseragam pelayan meringkuk merapat ke sudut ruangan. Tubuhnya penuh luka memar.

Tangan wanita itu bergerak mengambil kunci di saku celana hitamnya. Dengan cepat, ia arahkan kunci tersebut ke arah lubang kunci dan memutarnya, membuat pintu besi terbuka. Ia segera memasuki ruangan itu. Badannya membungkuk, tangannya terulur untuk membangunkan si pelayan wanita.

"Ann." Ia menggerakkan tubuh Ann, si pelayan wanita tadi.

"Ann," panggilnya lagi.

Ann membuka matanya. Ia menolehkan kepalanya dan mendapati seorang wanita di hadapannya.

"Nona?"

"Sstt.." Wanita yang dipanggil nona tadi meletakkan jari telunjuk di depan bibirnya, menyuruh Ann untuk diam.

"Jangan bertanya dulu. Kita harus segera pergi dari sini. Ikuti aku!"

Perempuan tersebut membantu Ann berdiri kemudian keluar dari ruang tersebut. Masih tetap waspada, kepalanya menengok ke kanan dan kiri saat sudah tiba di pintu besi, pintu utama.

Aman.

Dengan cepat ia menarik Ann untuk meninggalkan penjara itu. Sepanjang jalan ia terus merapal doa agar Tuhan melindunginya.

***

Ann duduk di sebuah ruang tamu di rumah wanita yang tadi menyelamatkannya. Ia sudah berganti pakaian dan mengolesi memar di tubuhnya dengan salep. Kini ia tengah menikmati kentang tumbuk dan ayam saus wijen untuk mengisi perutnya yang memang kosong dari kemarin.

"Maaf, kau harus makan di sini karena aku harus cepat mengirimmu ke desa."

Ann mengehentikan suapannya. Ia menatap wanita di depannya sambil tersenyum. "Tidak apa-apa, Nona. Saya malah berterima kasih pada Nona karena sudah menyelamatkan hidup saya. Tapi ... bagaimana nanti kalau Tuan tahu? Nona akan kena amukan Tuan."

"Entahlah, akan kupikirkan nanti. Sekarang yang terpenting adalah keselamatanmu."

"Sekali lagi terima kasih, Nona Cara."

Wanita itu mengangguk dan menampilkan senyum tulusnya. Ia sudah memikirkan dan menyusun rencana ini dengan matang.

Cara menggunakan kemampuannya dalam meretas data untuk memalsukan data Ann. Sungguh ia tak bermaksud mengkhianati sepupunya, tetapi ia harus melakukan ini sebagai rasa solidaritas sesama kaum wanita. Cara sudah mencari tahu tentang apa saja yang dilakukan Raja Zeus pada Zarya dan kenyataan itu seolah menghantam Cara.

Zarya adalah korban dari ketamakan paman dan saudaranya yang menginginkan harta warisan orang tuanya. Mereka kemudian menghubungi Raja Zeus untuk menyewa jasanya sebagai pembunuh bayaran hingga akhirnya Raja Zeus menyanggupi permintaan mereka. Namun, bukannya langsung melenyapkan Zarya, pria itu malah mempermainkan Zarya dan menjadikan Zarya bonekanya.

Caramella MykelWhere stories live. Discover now