t w E l v E

3.4K 383 54
                                    

Yang penasaran isi kotak misterius, bisa ditemukan di chapter ini ^^

Happy reading! 사랑해 💋

***

Cara kembali melihat-lihat kotak itu untuk menemukan nama pengirimnya. Namun, tidak ada tulisan di sana selain tulisan tentang identitas dirinya.

Ia mengabaikan bingkisan untuknya dan menyibukkan diri untuk mencari barang yang tadi tidak ditemukannya di rumah. Lemari, laci, meja, sampe ke kolong tempat tidur tak sedikit pun ia lewatkan. Tetap saja barang itu tidak ada.

Dering telepon mengganggu kegiatan Cara. Ia mengambil ponselnya dari dalam tas kecil yang tergeletak di atas meja nakas. Ia menggeser tombol hijau pada layar sebelum menempelkan ponsel itu di telinganya.

"Halo."

"Kau di rumah?" Suara dari seberang sana terdengar di telinga Cara.

"Ya. Aku di rumah yang lama," jawab Cara sambil menghempaskan pantatnya di atas ranjang

"Apa?! Untuk apa kau ke sana?" Suara si penelepon di seberang sana terdengar penuh kekhawatiran.

"Aku mau mengambil dompet kecil yang berisi kartu ATM dan beberapa kartu penting."

"Dompet kecil? Ah iya, dompet itu ada di aku."

"Eh, kok bisa?"

"Kau memberikan beberapa berkas dalam sebuah map untuk mengurus kepindahanmu, termasuk kartu identitas, paspor, dan kartu yang lain juga."

"Astaga! Aku lupa." Cara menepuk keningnya agak keras dan itu membuatnya mengaduh.

"Ck! Kau ini. Sudah segeralah pulang."

"Ya ... mmm ... Reyes, apa kau mengirimkan sesuatu untukku?"

"Mengirim apa?"

"Bingkisan."

"Tidak. Ada seseorang yang mengirimkan bingkisan padamu?"

"Ya, dan aku tak tahu pengirimnya."

"Di mana dia mengirimkan bingkisan itu. Maksudku, kau mendapatkan bingkisan itu di rumah yang mana?"

"Di rumah lama."

"Cara, tinggalkan saja bingkisan itu. Aku khawatir jika isinya sesuatu hal yang menyeramkan untuk menerormu."

Cara tertawa mendengar penuturan Reyes. Siapa juga yang akan meneror dirinya? Meski akhir-akhir ini ia bermimpi buruk hingga membuatnya berhalusinasi, tetapi ia penasaran dengan isi kotak itu.

"Cara, aku tahu kau sedang berkonflik dengan pemikiranmu, tapi jangan bawa kotak itu bersamamu."

"Hmm...." Cara hanya bergumam kecil.

"Aku tutup teleponnya. Ingat! Jangan mempedulikan bingkisan itu. Kau mengerti?"

"Yes, Sir," ucap Cara disertai kikikan kecil sebelum ia memutuskan sambungan telepon.

Cara menatap bingkisan itu kembali sambil menempelkan tepi atas ponsel pada dagunya. Ia tampak berpikir dan menimbang apa yang akan dilakukannya pada bingkisan misterius itu. Karena rasa penasaran yang kuat pada dirinya, akhirnya Cara memutuskan untuk membawa bingkisan itu kembali ke rumah dan membukanya di sana.

Ia memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas kecil yang berada di atas meja nakas sebelum membersihkan kekacauan yang telah ia buat di kamar ini. Dengan cekatan Cara menata dan meletakkan kembali barang-barangnya ke tempat semula.

Caramella MykelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang