t w O

3.5K 310 16
                                    

Aku telah kehilangan arah

AKu tak bisa melanjutkan

Aku terlalu lelah

Bawalah aku pergi

Karena rasanya sulit tuk bernapas

(Bobby IKON - Runaway)

***

Di sini ia berada, di dalam sebuah bangunan terbengkalai dalam kondisi diseret paksa oleh seorang pria. Tubuhnya begerak, terus melakukan perlawanan, tapi pria yang ada di sampingnya semakin mempererat cengkeraman di kedua pergelangan tangannya yang menyatu di belakang tubuhnya.

"Lepaskan aku!"

Pria itu hanya diam saja tanpa bersuara. Langkahnya semakin cepat, membuat Cara kesulitan untuk menyamakan langkahnya.

Jika ia berhasil lolos dari sini, ia akan melaporkan tindakan pria ini. Sayangnya, ia tidak bisa mengetahui wajah pria yang menyeretnya karena tertutup oleh topeng. Ia hanya mengenali iris biru dan suara pria ini.

Aahhhh, sial!

Tubuhnya didorong secara kasar hingga tersungkur ke lantai yang terasa keras, membuat tubuhnya sakit. Bukan lantai marmer, tetapi lantai yang terbuat dari semen yang sudah mengering, terasa kasar dan keras di kulit Cara.

"Moza!" Teriakan seorang laki-laki yang memanggil nama saudara kembarnya, membuatnya menoleh.

Cara dapat melihat seorang laki-laki berusia tiga tahun di atasnya terikat di dinding dengan dua buah rantai yang membelenggu masing-masing tangannya. Tubuhnya terduduk lemas di lantai dengan kondisi wajah yang penuh lebam.

Matanya menatap dalam kekasih saudaranya yang bernama Pedro. Ia masih bergeming, tidak mau mengeluarkan sepatah kata pun. Pandangannya kemudian beralih, menelusuri ruangan.

Ini bukan ruangan tempat Moza disekap tadi. Sepertinya ruangan ini ada pada bagian dalam bangunan. Hal itu dapat ia rasakan dari lembabnya udara di sekitar dan pencahayaan yang kurang, apalagi sinar matahari mulai meredup karena akan pulang ke peraduannya.

"Kekasihmu ingin melarikan diri. Jadi, aku membawanya ke hadapanmu." Ujar pria bermata biru pada Pedro dengan tangan yang masih mencengkeram kedua pergelangan tangan Cara.

"Lepaskan dia!" Pinta Pedro.

"Serahkan dulu barang bukti itu dan aku akan melepaskan kekasihmu."

"Tidak akan. Barang bukti itu akan menyeretmu ke penjara."

Cara tidak mengerti pembicaraan kedua orang ini. Dia memutuskan untuk diam dan hanya mendengarkan.

"Begitu? Bagaimana kalau aku sedikit menggores kulit kekasihmu?"

"Kau jangan macam-macam padanya!" Bentak Pedro yang hanya mendapatkan decakan dari pria bermata biru.

"Bukan aku yang macam-macam, mungkin teman-temanku." Ucap pria bermata biru dengan santai.

Ucapan pria itu memberi efek pada Cara. Ia tidak bodoh. Ia tahu maksud pria itu. Cara menggerakkan tubuhnya dan melakukan perlawanan hingga akhirnya cengkeraman pria itu terlepas. Namun, hal itu tak berlangsung lama karena tubuh Cara dibanting ke lantai.

Cara mengerang kesakitan. Ia jatuh telungkup di lantai. Kepalanya ditekan dengan kuat hingga dahinya bertemu dengan kasarnya lantai.

Pria bermata biru berjongkok. Ia menumpukan sebelah lututnya di punggung Cara. Posisi seperti ini membuat tubuhnya benar-benar terkunci.

Caramella MykelWhere stories live. Discover now