t w E n t y - s I x

2.2K 292 33
                                    

Sudah lima tahun berlalu. Masa-masa sulit karena depresi yang dialaminya telah berhasil dilalui dan kondisinya kini sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Pada saat itu Cara memang terlihat diam seolah-olah mati rasa, tetapi setelah dia bertemu dengan psikiater untuk melakukan pemeriksaan awal, ia berteriak histeris dan mencoba untuk bunuh diri.

Sering kali setiap malam Cara mengalami mimpi buruk hingga menyebabkan ia enggan untuk tidur. Hal itu mempengaruhi pola makan dan tidur Cara, menyebabkan berat badan Cara menurun drastis dengan kondisi kesehatan yang memprihatinkan. Segala upaya dilakukan oleh Raja Zeus dan psikiater untuk mengobati trauma yang dialami Cara, mulai dari terapi kognitif hingga hipnoterapi.

Selama setengah tahun Cara menjalani terapi secara rutin tanpa melakukan aktivitas apa pun. Setelah itu, Cara melanjutkan studinya meski masih melakukan terapi. Berangsur-angsur kondisi Cara semakin membaik dan kembali normal. Bukannya ia lupa akan kejadian yang menimpanya beberapa tahun lalu, tetapi ia berusaha mengubur ingatan buruk yang bersarang di otaknya.
Cara tidak ingin masa lalu yang buruk terus-menerus menghantui hidupnya karena hal itu bisa membuat impian dan cita-citanya kandas. Dengan mengubur itu semua, ia bisa melanjutkan studinya.

Cara meletakkan sikunya di atas meja dan menumpukan tangannya pada dagu. Ia duduk sambil menatap pemandangan di luar jendela yang tersaji di depannya. Sengaja ia menata meja belajar tepat menghadap dan menempel pada jendela agar ia bisa menyegarkan pikirannya dengan mengamati jalanan dan taman saat suntuk belajar.

Ponselnya berbunyi, menandakan adanya pesan masuk. Cara segera mengambil ponselnya yang sedari tadi menganggur di atas meja belajar. Ia segera membaca pesan yang dikirim oleh sepupunya.

Kau sudah siap? Dua jam lagi anak buahku akan menjemputmu.

Cara membalas pesan itu dengan menuliskan bahwa ia sudah siap untuk pulang. Bukan pulang ke Thailand, tetapi pulang ke kediaman Raja Zeus di London.

Tiga tahun ia habiskan di Finlandia untuk menempuh pendidikan jenjang strata satu dan mendapatkan gelar B.Sc dengan mengambil program studi Teknologi Informasi di Tampere University of Technology. Setelah lulus dari sana, Raja Zeus langsung merekrutnya menjadi anak buahnya di bagian IT.

Jangan salah, Raja Zeus bukan pembunuh bayaran abal-abal. Jasa Raja Zeus hanya bisa dipesan melalui website khusus yang dibuat di dark web. Pembayarannya pun dengan bitcoin, bukan dengan mata uang yang beredar di dunia nyata. Pengolahan yang begitu rahasia dan rumit membuat Raja Zeus membutuhkan tim khusus yang bisa mengurus semua keperluannya.
Mendengar sepupunya meminta untuk meneruskan studinya dalam bidang IT, membuat Raja Zeus menawarkan pekerjaan itu pada Cara, dan Cara menyanggupinya. Sekarang, setelah Cara mendapatkan ijazahnya, ia kembali mengurus kepulangannya ke London.

Cara berdiri dari duduknya. Ia berjalan mengitari kamar yang sudah tiga tahun ini ditempatinya selama ia menempuh pendidikan di jenjang sarjana. Tangannya terangkat, merabai stiker-stiker lucu yang dulu ia tempelkan di dinding kamar. Sungguh rasanya tiga tahun begitu terlewati dengan cepat meski ia telah memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.

"Rasanya damai sekali di sini," ucapnya dengan pandangan yang menyorotkan kebagiaan sekaligus kesedihan karena akan meninggalkan tempat ini.

Ponsel Cara berdering kembali. Refleks Cara menarik tangannya dan berjalan cepat mendekati meja sebelum menyambar ponselnya.

"Halo."

"Halo, Cara. Sudah siap pulang?"

"Tentu saja. Aku sudah mengemasi barang-barangku. Dua jam lagi orang suruhan sepupuku akan datang menjemput."

"Masih dua jam lagi. Lama sekali. Apa perlu aku menjemputmu?" gerutu Reyes.

"Kau mau menjemputku di mana? Di sini? Tidak! Jemput aku di bandara saja."

Caramella MykelWhere stories live. Discover now