f O U r t y

1.6K 129 43
                                    

Selamat membaca. Makasih ya udah nunggu 😁

Blaise melepaskan pegangannya pada pinggang Cara sehingga membuat wanita itu terhuyung, tetapi Cleon dengan cepat menangkap tubuhnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Blaise melepaskan pegangannya pada pinggang Cara sehingga membuat wanita itu terhuyung, tetapi Cleon dengan cepat menangkap tubuhnya. Ia mengalihkan pandangannya dari dua orang yang sama-sama menatapnya dengan suasana hati campur aduk. Tanpa berkata apa pun ia pergi begitu saja meninggalkan mereka berdua.

"Are you OK?" tanya Cleon dan hanya dibalas anggukan kepala oleh Cara.

"Ayo kita ke butik!" Cleon menarik lengan Cara pelan, tetapi wanita itu hanya bergeming.

Ia yang melihat reaksi Cara hanya bisa mengembuskan napas pelan sebelum kembali mendekati sahabatnya dan berdiri tepat di hadapannya.

"Kau kenapa, Cara?"

Cara mendongakkan kepalanya, menatap pada Cleon yang tampak bingung harus berbuat apa. "Aku ingin pulang," ucapnya.

Bibirnya tersenyum tipis. Ia mengangguk dan mengajak Cara untuk pulang. Tanpa diberitahu pun ia sudah tahu apa yang dirasakan oleh Cara.

Ketakutan.

Ya, itu terpancar jelas dari mata wanita itu. Pertemuan mereka dengan sesosok malaikat maut tadi membuat Cara terkejut dan sangat takut.

"Ya, kita pulang," ucapnya sambil membimbing tubuh Cara masuk ke dalam mobil.

Sementara itu, di dalam sebuah mobil Blaise memukul setir mobilnya sambil menatap kepergian Cara dan Cleon. Tadi sekuat tenaga ia menahan diri untuk merengkuh tubuh wanitanya dan membawanya pulang, mengurung wanita itu di kediamannya. Namun, karena kekalahan yang ia terima setelah berduel denga Raja Zeus, ia harus membiarkan wanitanya pergi. Ia harus bersikap seolah-olah ia tidak mengenal wanitanya.

"Berengsek!" makinya lagi sambil menyugar rambutnya dengan kasar.

"Mungkin kau harus mencari wanita lain," ujar seseorang yang duduk di sampingnya yang sedari tadi hanya diam memerhatikan.

"Hanya dia yang kuinginkan," desisnya tajam.

Pria tadi mengembuskan napas lelahnya. Ia menoleh pada Blaise dan menatap penampilan Blaise yang sudah kacau hanya karena seorang wanita. Ia juga dapat menangkap sinar kekesalan dan kesedihan di mata Blaise.

"Jika kau tidak bisa mendekatinya, kenapa kau tidak membuatnya datang padamu?"

Saran dari rekannya membuat Blaise sejenak bergeming sebelum ia menoleh dan menatap bingung pada pria yang sudah menangkap dan memahami ekspresi wajahnya.

"Be a gentleman," jawab rekannya sambil tersenyum penuh arti.

***

Setelah pertemuannya dengan Blaise yang membuat rasa takut itu kembali hadir, Cara hanya mengurung diri di kamarnya dan mendapatkan perawatan dari psikiater yang dipanggil oleh Raja Zeus ke kediamannya. Sudah seminggu Cara tidak keluar dari kamar dan setiap malamnya ia selalu mendapatkan sebuket bunga hyacinth dan tulip putih di depan pintu kamarnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 09, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Caramella MykelWhere stories live. Discover now