ALDISYA: MELATIH HATI

27.7K 1.2K 21
                                    

Mulmed : Marsha Zulkarnain - Hati Terlatih

Kau tau aldi, aku sangat menyukai hujan tapi aku sangat membenci petir

-Veronica Alexandra Alasya

⛈⛈⛈⛈⛈⛈⛈⛈⛈⛈🌩🌩🌩🌧🌧

1 tahun setelah hari itu, setelah Aldi memutuskan untuk belajar memahami sebuah rasa dan apa itu cinta. Kini, Aldi dan Alasya menjadi dekat sebagai sahabat tidak ada kata pacar dalam persahabatan nya. Tidak ada juga julukan si kulkas jalan atau si es kutub untuk Aldi, karena Aldi telah mencair. Apa banget dah :v

Hidup Alasya kini menjadi sangat berwarna, dimana Aldi selalu menyapa dan menemaninya. Alasya pun belajar membagi waktu dengan Aldi dan TheMOBIAC.

Keputusan Alasya sejak hari itu adalah mencoba melupakannya dan belajar melihat kedepan, dimana ada seseorang yang selalu menunggunya.

Sekarang, Alasya menginjakan kaki dikelas 12 dan 1 bulan lagi akan mengadakan Ujian Nasional.

Keadaan keluarga Aldi pun membaik, terlebih lagi dengan Aldi. Diusianya yang sangat muda yaitu 18 tahun ia sudah mempunyai perusahaan seperti Bram.

Aldi yang mengetahui Alasya anak bosnya, Bram . Pada waktu itu pun kaget, tapi sebiasa mungkin Aldi akan menjaga dan membalas semua jasa-jasa Pak Bram padanya juga pada keluarganya.

Athala? Athala kini memasuki SMA Nusa Cahya. SMA yang dimana tempat Alasya dan Aldi bersekolah.

Dan sekarang, di minggu yang cerah ini di rumah Alasya sedang diadakan kerja kelompok. Yang dimana anggota nya TheMOBIAC dan Gucci Geng. Entah ini suatu kebetulan atau tidak mereka bisa 1 kelas dan bisa 1 kelompok.

"Alasya"

"Apa Di?" Alasya yang masih berkutat pada layar ponselnya pun enggan melirik kearah Aldi yang memanggilnya

Aldi yang tak suka di peanuts in pun langsung mengambil ponsel Alasya secara paksa.

"Ihh Aldi sinii balikin, Alasya kan ada perlu" Aldi yang tak menghiraukan perkataan Alasya terus berlari, mereka sekarang berkejar kejaran di halaman rumah Alasya seperti Tom n Jerry.

Tak terasa langit mulai mendung, langit yang dari pagi biru dan terang kini menjadi abu abu dan gelap. Rintik demi rintik hujan turun membasahi isi bumi. Seperti menangis.

"Kau tau Aldi, Aku sangat menyukai hujan tapi aku sangat membenci petir" Ucap Alasya disaat mereka meneduh di gazebo halaman rumah Alasya.

"kenapa? " tanya Aldi

"Jika hujan adalah wujud awan menangis, lalu apa itu petir? Wujud awan marah? Alasya sangat membenci orang yang pemarah. Itu menakutkan" Ucapnya parau

"Alasya, lo kenapa nangis? "

"Di, bisa gak Aldi berjanji sama Alasya?" entah kemana arah pembicaraan ini, Aldi tetap setia mendengarkan sahabatnya bercerita.

"Apa dulu ??"

"ihh Aldi, janji dulu dong " Alasya merengek sambil sesegukan

"huu , iya iya" Aldi yang hanya bisa mengalah pun mulai memasang telinga, ia takut janji janji yang diberikan Alasya sama seperti tempo lalu seperti janji dibelikan nasi goreng padahal Alasya bisa bikin sendiri. Pokoknya janji janji gak penting deh.

Alasya menatap Aldi serius, digenggamnya tangan Aldi. Aldi yang mulai bingung dengan sikap Alasya pun susah meneguk salivanya.

"Ka-kalau nanti salah satu diantara kita ada yang pergi entah kemana itu, janji ya akan selalu mengenang dan kalau ketemu jangan sombong" Aldi tercekat dengan ucapan Alasya

ALDISYA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang