Chapter 12

11.9K 1.1K 3
                                    

Chapter 12
Suku api

Perjalanan menuju suku api kembali di lanjutkan. Sepanjang perjalanan Yui hanya berdiri dari dek kapal memandang ke arah laut lepas sembari memikirkan sosok Shue. Mengapa semua orang harus berhati-hati padanya?

Beberapa waktu kemudian kapal telah berlabuh di dermaga suku api. Seperti biasa banyak penduduk menyambut kedatangan Yui.

Yui berjalan menuju ke arah penduduk suku api yang menyambutnya. Seorang gadis kecil datang padanya dan memberikan seikat bunga pada Yui.

“Untukmu,” serunya

“Terima kasih,” jawab Yui dengan tersenyum.

Para penjemput suku api mengantarnya menggunakan kereta kuda melewati pusat kota. Sepertinya kedatangan Yui tepat saat suku api sedang melakukan sebuah perayaan atau festival.

Kereta kuda itu pun berhenti di sebuah istana bewarna merah yang sangat megah. Beberapa orang yang terlihat seperti para tetua menyambut Yui di depan gerbang.

Mereka memberikan penghormatan pada Yui dan membibing Yui masuk ke dalam istana. Lalu membawa Yui ke sebuah aula yang cukup besar yang telah di penuhi oleh makanan.

Sebenarnya Yui masih kenyang namun karena ia tidak ingin membuat mereka kecewa. Yui duduk dan menikmati hidangan yang ada di depannya.

Selama makan siang. Para tetua memperkenalkan anggota keluarga kepala suku api. Kepala suku api sangat ramah pada Yui. Namun sayang istrinya telah meninggal 2 tahun yang lalu meninggalkannya dengan dua orang anaknya. Yaitu Shue dan adik perempuannya yang berusia 7 tahun bernama Shaon.

Ayah Shue berkata, Shue tidak dapat menyambut Yui karena ia harus pergi mengambil barang-barang untuk persiapan festival lentera yang akan di adakan besok malam. Ia minta maaf karena seharusnya Shue yang harusnya menyambut Yui.

Tentu saja Yui menjawabnya dengan bijak bahwa ia tidak masalah dengan penyambutan itu. Baginya kehangatan penduduk suku api padanya sudah cukup untuk menyambutnya.

Saat selesai makan siang Yui tidur siang di kamarnya di temani oleh dayang pribadinya Mio.

ToKk ... toKk

Terdengar ketukan dari arah pintu. Dayang Mio berjalan membukannya.

“Selamat siang, apa Putri Yui ada? ” tanya seorang gadis kecil

“Oh, kau pasti nona Shaon kan? Maaf ya Putri sedang tidur. Ia sangat lelah,” jawab Dayang Mio

“Oh, begitu ya?"

“Nona boleh datang kemari lagi beberapa jam lagi, aku yakin Putri pasti sudah bangun."

“Baiklah, tolong sampaikan salamku padanya ya,” ujar Shaon

“Baik Nona.”

Setelah beristirahat cukup lama. Yui terbangun dari tidurnya. Badannya serasa segar kembali.

“Mio, aku ingin mandi,” ujar Yui

“Baiklah, Putri tunggu sebentar ... aku akan menyiapkannya,” seru Dayang Mio.

Ia pun pergi menyiapkan bak mandi untuk Yui.

Setelah membasuh badannya. Yui kembali tampak segar setelah tidur siang dan mandi sore.

“Oh, ya Putri ... tadi Nona Shaon datang mencari anda," ujar Dayang Mio.

“Oh,ya, lalu di mana dia?" tanya Yui

“Dia pergi saat saya mengatakan anda sedang tidur tapi saya mengatakannya bahwa ia boleh kembali lagi,” sambung Dayang Mio

"Mmm, begitu ya. Mungkin sebaiknya aku menemuinya saja,” ujar Yui dengan tersenyum

The Legend Of Princess (End) /RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang