Chapter 31

7.5K 670 11
                                    

Tersipu

Yui yang masih saja terpesona oleh senyum indah itu. Detik demi detik berlalu namun Yui masih tidak bisa mengahlikan pandangan matanya.

Shue merasa sedikit malu melihat Yui yang terus melihatnya tanpa berkedip. Shue pun sedikit bergumam untuk menyadarkan tatapan Yui yang meresahkan hatinya.

“ Ehem... ”

Namun gumamman itu belum juga menyadarkan tatapan Yui. Hingga akhirnya Shue kembali tersenyum dengan memunculkan kembali lesung pipinya dan menatap nakal ke arah Yui sambil bertongkah dagu pada tangannya dengan kepala yang sedikit miring.

“ Apa wajahku begitu menggoda di matamu Istriku..?? ” tanyanya dengan nada yang manja

“ Ehh...?? ”

“ A..apa yang barusan kau katakan..?? i...itu tidak benar...” jawab Yui dengan wajah yang merona. Sepertinya suara Shue mampu membuyarkan lamunannya

“ Kita belum menikah, Kenapa kau sudah memanggilku seperti itu..?? ” tambah Yui dengan malu-malu. Tangannya ia gunakan untuk menutupi setengah wajahnya namun Shue masih melihat rona pipinya yang memerah karena malu.

“ Hehehe,,, aku hanya sedikit menjahilimu Yui... ”

“ Dan juga kita kan memang akan menikah, sebaiknya kita membiasakan diri dengan panggilan seperti itu...”

“ Mmm,,, tapi aku lebih nyaman dengan panggilan yang biasa..”
Kali ini raut wajah Shue sedikit berubah.

Ia pun memperbaiki posisi duduknya. Tangannya menyentuh sebuah cangkir yang didepannya. Ia hanya memutar cangkir itu dengan menatap tajam.  

“ entah mengapa aku merasa pernikahan ini terlalu memaksa...”

Yui tertengun mendegar perkataan Shue. Ia menatap Shue dengan dalam lalu mengalihkan pandangan matanya kearah langit malam.

“ Apa kau ingin menemaniku berjalan-jalan sebentar..?? ” tanya Yui tanpa memalingkan wajahnya ke arah Shue. Shue pun mendonggak wajahnya kearah Yui.

“ Dengan senang hati... ” jawabnya

Yui pun membalikkan wajahnya pada Shue dengan tersenyum lalu beranjak dari kursinya. Melihat tuannya akan pergi Dayang Mio dengan refleks segera berjalan mengikuti Yui.

Namun sebuah isyarat di berikan Yui untuknya yang artinya ia dan rombongannya tak perlu mengikuti mereka berdua.

Yui pun berjalan berhimpitan dengan Shue menyusuri jalan setapak di Pavilum. Sebenarnya Yui belum terlalu menjelajahi seluruh istana. Ini di karenakan istana sangat luas bagi Yui sehingga ia terkadang kesulitan untuk berjalan sendirian. Baru beberapa tempat yang sudah ia benar-benar hapal.

Namun langkah kakinya membawa kesebuah sudut pavilium. Di situ mereka bisa melihat suasana ibukota dari atas tempak mereka berpijak. Kegerlapan cahaya warna-warni rumah-rumah penduduk memajakan mata mereka.

“ Indah bukan...?? ” tanya Yui

“ Ya, sangat indah Putri...”

“ Saat pertama kali melihatnya, aku ingin menyimpan keindahan ini didalam kotak berhargaku,,”

“ Berharap Keindahan ini hanya milikku seorang... ” ujar Yui

“ Tapi Putri...”

“ Maukah kau membagikan keindahan ini denganku..?? ” tanya Shue sembari menoleh ke arah Yui.

“ Tentu saja...”

“ Keindahan ini tidak bisa dimiliki oleh seseorang saja...”

“ Namun seluruh orang di Negeri ini berhak memilikinya...” jelas Yui

“ Seperti dirimu Yui..”

“ Kau sangat indah, kau Putri semua orang..”

“ Tapi kau akan menjadi milikku seorang...”

Yui tertengun mendengar pernyataan Shue padanya. Ia berbalik menatap Shue dengan wajah merona. Apa Shue baru saja menggodanya pikir Yui. Yui ingin membalas perkataan Shue. Namun yang ada justru ia malah tergagap.

“ Ahh,, itu Shue... aku... ini,, ”

Melihat Yui yang kebingungan. Shue seperti mendapatkan sesuatu dari apa yang baru saja dikatakannya. Gadis itu terlihat kikuk dan malu. Terlintas dipikiran Shue untuk menjahili Sang Putri.

“ Yui,,,” panggilnya pelan

“ Ya..??? ”

“ Apa kau siap...?? ”

“ Dalam beberapa hari lagi, Kau akan menjadi istriku dan juga kau akan menjadi ibu dari anak-anak kita...”

“ Apa kau siap..?? beserta semua tanggung jawabmu pada Kerajaan ini..?? ”

Lagi-lagi wajah Yui semakin merona mendengar kata-kata Shue. Ia tak pernah berpikir kenapa Shue bisa tiba-tiba seperti ini. Terus menerus berkata gombal padanya dan dengan malu-malu Yui pun menjawabnya.

“ Bersamamu, Kenapa tidak..?? ”

Kali ini kata-kata Yui mampu membuat Shue kalah telak darinya dan kini wajah Shue yang tampak merona. Menyadari wajahnya akan merona, Shue buru-buru memalingkan wajahnya.

Rasa bahagia yang sebelumnya tak pernah dirasakan Shue mampu membuat pria itu tak henti-hentinya menahan senyuman. Mereka terlihat bahagia. Namun kesedihan dan kemalangan sedang mengintip mereka dibalik sudut kegelapan.

💮💮💮
Komentar yuk...
Apa sih tanggapan kalian dengan cerita ini...
Bisa jadi hal itu akan membuat saya rajin Update...😅😅😅
Kalau gk ya..
Update tergantung mood dan ide..
😂😂

The Legend Of Princess (End) /RevisiKde žijí příběhy. Začni objevovat