Chapter 20

9.8K 833 1
                                    

Chapter 20
Mengenang Masa Kecil

Yui dan yang lainnya tengah duduk bersama di sebuah pavilium, kelimanya duduk di sebuah menjar bundar. Wangi sepoci teh sangat membuat suasana sangat menjadi nyaman namun tidak bagi keempat pria itu.

“Yui, apa kau ingin berlatih lagi?" tanya Joon memulai percakapan

“ Tidak, hari ini aku ingin menghabiskan waktu bersama kalian berempat,” jawab Yui dengan tersenyum ramah kepada keempatnya.

Minjae tampak cengar-cengir menyeruput tehnya sedangkan Jaeha tampak sangat cool menikmati tehnya walaupun dapat dilihat sekilas senyum tipis di garis bibirnya sedangkan Shue tetap dingin seperti sebelumnya.

“Apa kalian mau menceritakan tentang masa kecil kita? aku rasanya mulai tidak mengingatnya lagi,” bohong Yui pada keempat mereka

Aku pikir dengan membuat mereka kembali bercerita tentang masa lalu aku bisa menemukan hal baru untuk membantu misiku di dunia ini ” gumam Yui dalam hati

“Coba aku ingat-ingat,” pikir Minjae dengan jari mengetuk-ngetuk kepalanya sembari berpikir. “Kau anak yang sangat hiperaktif,” celutuk Minjae pada akhirnya


“Nenarkah? Hehehe. Aku tak tahu aku seperti itu di mata Minjae,” jawab Yui dengan sedikit tertawa


“Lalu apa yang biasa kita lakukan saat kecil? ” tanya Yui lagi

“Kita suka bermain bersama, apalagi main lempar bola. Itu sangat seru,” ujar Minjae, “lalu kita main perang-perangan dan ...,” Kalimat Minjae terpotong ingatannya mengingat seseuatu yang buruk di masa lalu. Joon dan yang lainya menunjukkan ekspresi yang suram


“Ada Apa Minjae?” tanya Yui yang heran dengan sikap Minjae yang tiba-tiba berhenti berbicara

“Mmm, aku ingin ke kamar kecil sebentar, ” ujar Minjae seraya beranjak dari kursinya di ikuti oleh Jaeha yang menyusulnya

“Aku juga ikut Minjae,” sambung Jaeha. Kini tingga Yui bersama dengan Joon dan Shue

“Shue,” panggil Yui

“Ya, Putri."

“Apa yang terjadi? Kau tampak muram dari kemarin? Apa kau sakit?” tanya Yui yang sedikit cemas melihat Shue sedangkan Joon menatap dalam ke arah shue.


“Tidak, Putri ... semuanya baik-baik saja. Tak ada yang perlu dikhawatirkan.,” jawab Shue dengan berusaha untuk tersenyum.

Yui meraih tangan Shue dengan lembut. Sekonyong-konyong hal tersebut membuat Shue tersentak dengan sentuhan tangan Yui


“Jika kau perlu teman bicara, aku akan mendengarkannya,” jawab Yui dengan menatap ramah Shue.

Tanpa keduanya sadari, sepasang netra yang masih duduk di situ. Menatap keduanya dengan tatapan cemburu.

The Legend Of Princess (End) /RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang