[5] Telat

1K 73 3
                                    

Aku menyipitkan mataku ketika merasa silau. Duduk dan meregangkan tangan kemudian menatap jam weker sambil mengucek mata. "Oh, baru jam 8."

Aku mau berbaring lagi ketika sadar ini bukan hari minggu. Meloncat ke kamar mandi, aku mandi 10 menit lalu memakai seragam dan menuruni tangga dengan tangan yang sibuk memasang dasi. "BUNDA KOK GAK BANGUNIN APRIL?!"

Aku kembali ke kamar karena lupa menyiapkan buku. Mengambil asal tas dan memasukkan buku pelajaran hari ini, aku berlari sambil memasang ikat pinggang. Sampai di meja makan, aku tak melihat siapa-siapa. Pasti Ayah dan Sisi sudah berangkat dan Bunda? Aku tak tau. Kuambil selembar roti dan menggigitnya sambil melangkah menuju rak dan memasang sepatu.

"Bangun juga kamu?" pertanyaan yang membuatku mengerucutkan bibir.

"Bunda kok gak bang--"

"Bunda udah bangunin kamu, bahkan Ayah sama Sisi juga nyoba bangunin kamu, tapi kamunya tetep molor. Tidur mati gitu mana bisa dibangunin."

Aku cengengesan lalu menyalimi tangan Bunda. "Yaudah, April berangkat dulu. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam. Baru tau Bunda, masuk sekolah jam setengah sembilan begini." ucap Bunda yang kubalas dengan ringisan.

Keluar rumah, aku langsung berlari menuju sekolah. Untung saja sekolahku dekat ya tapi tetap aja sih aku telat. Ini juga udah jam pelajaran pertama. Aku sampai di depan gerbang yang sudah tertutup. "Gimana masuknya ni?" tanyaku lesu.

Aku bersender di pagar. Mau minta bantuan Rama tapi aku lupa membawa hp akibat buru-buru tadi. Lagian kukira dia menginap jadi kita akan berangkat bersama eh paginya dia gak ada. Pasti tadi malam dia pulang. Suara langkah kaki yang mendekat membuatku membalikkan badan dan tersenyum lega ketika satpam menancapkan kunci ke gembok pagar. Ia melirikku tajam. "Saya bukan mau persilahkan kamu masuk ya." ucapnya reflek membuatku melirik 2 orang siswa dibelakangnya.

Salah satu diantara mereka membawa selembar kertas. Pasti mau fotocopy. Aku cemberut. "Yah pak, saya udah niat belajar masa gak diizinin sekolah sih?" tanyaku dengan muka melas.

Satpam itu menghela nafas. "Saya kasihan sama kamu. Tapi terlambatnya kamu ini tidak bisa ditolerir. Kamu tau kan di sekolah ini masuk jam berapa?"

"Jam 07.15."

Satpam mengangguk. "Lalu sekarang jam berapa?"

Aku menunduk. "Yah saya kesiangan karena ngerjain tugas tadi malam, Pak."

"Beneran?"

Aku mengangguk. "Tugasnya harus dikumpul hari ini. Masa Bapak tega menghancurkan saya dengan tidak membiarkan saya mengumpul tugas yang sudah saya kerjakan semalaman hingga telat seperti saat ini?"

Aku menahan tawaku yang mau meledak. Satpam itu akhirnya mengangguk dan membiarkan aku masuk. Aku langsung berterima kasih dan berlari di koridor. Kukira drama pagi ini hanya dengan satpam tadi tapi ternyata dugaanku salah. Saat melangkah di koridor ada seorang guru bertubuh gempal yang kini melotot padaku. Mampus. Ini namanya keluar kandang buaya masuk kandang harimau + singa. Aku tersenyum lebar lalu berniat menyalimi Bu Danti --guru bk-- yang berakhir aku mendapatkan jewerannya.

"April April, kamu itu udah kelas tiga loh, nak. Kok masih telat-telat begini sih?"

Aku meringis. "Tadi malam saya begadang buat ngerjain tugas, Bu."

Bu Danti melepas telingaku. "Benar seperti itu?"

Aku mau mengangguk ketika sebuah suara menyebalkan menginterupsi. "BOHONG BU, ORANG DIA SEMALAM BEGADANG NONTON DRAMA, BU!"

Aku menatap tajam Rama yang kini memeletkan lidahnya. Kenapa juga dia keliaran di koridor ipa? Untungku sayang. Aku cengengesan lalu berniat kabur ketika Bu Danti kembali menjewerku. "Hukuman kamu akan ibu tambah karena selain terlambat, kamu juga sudah berani membohongi ibu."

Menyimpan RasaWhere stories live. Discover now