2.1

256K 14.6K 886
                                    

Della duduk disebuah bangku taman yang terletak di pinggiran taman dekat apartemen nya. Sudah seminggu della tinggal di Indonesia. Tidak banyak yang berubah.

Suasana taman sore ini tidak terlalu ramai, ada beberapa anak kecil yang asik berlarian. Della membawa ponsel dan buku yang berada ditangannya juga kamera yang ia kalungkan dilehernya. Buku itu merupakan journal book. Buku yang berisi tentang perjalanan hidup della di Amerika. Didalamnya juga terdapat foto-foto hasil jepretan della.

Mata della menatap pemandangan Indah, sebuah keluarga yang harmonis. Tanpa sadar senyumnya terbentuk, ia mengangkat kamera dan menjepret nya. Della tersenyum puas melihat hasil jepretan nya. Kini matanya tak sengaja menatap seorang anak kecil yang berdiri tak jauh dari keluarga tersebut. Matanya terlihat sendu, apakah ia masih bagian dari keluarga mereka? Apakah anak kecil itu mempunyai nasib yang sama sepertinya?

Della bangkit, ia mensejajarkan tingginya dengan anak kecil tersebut. "Hallo" sapa della dengan nada ceria.

Anak kecil itu menoleh, "hallo, tante siapa?"

Della terkikik geli ketika dipanggil tante. "Nama tante, nadine. Kamu?"

"Ohh, nama yang cantik, sama kayak muka tante hehe, nama aku james. Ada apa menghampiriku?"

"Terimakasih haha, nama kamu juga Bagus. Tante liat kamu dari sana, itu keluarga kamu?" della menunjuk objek yang daritadi diperhatikan oleh james.

James menggeleng, "bukan, aku hanya iri aja sama mereka tante."

"Memangnya, keluarga kamu?" nada della sangat pelan, seperti tidak ingin menyinggung.

"Keluarga aku berantakan tante, mamah dan papah pisah, aku tinggal sama mamah sekarang. Aku rindu papah."

Della tertegun melihatnya, ia mengacak rambut james pelan, "papah kamu juga pasti kangen sama kamu, ayo tante anter pulang. Mamah kamu pasti khawatir sama kamu"

"Ngga usah Tan, rumah aku deket kok dari sini. Sampai jumpa tante."

James berlari meninggalkan della begitu saja. Inilah salah satu alasannya untuk bangkit. Banyak orang yang kurang beruntung darinya, jadi ia tidak merasa sendirian. Della kembali menarik kameranya, ia memotret james yang tengah berlari.

Ketika della tengah asik melihat hasil jepretan nya, seseorang tak sengaja menabrak pundaknya hingga membuat buku yang della bawa terjatuh. Orang yang tadi tengah berlari menghentikan larinya. Ia berdiri dihadapan della yang tengah meraih bukunya.

Saat della mengangkat kepala, mata keduanya beradu.

Deg.

Della segera menunduk, bersyukur ia memakai kacamata dan softlens nya. Orang dihadapannya masih menatapnya dengan lekat, seolah mengulitinya dengan tatapan yang sangat tajam.

"Sorry?"

Kini orang dihadapannya menggeleng pelan, "maaf, tadi gue lagi buru-buru. Buku lo ada yang rusak?"

"Ah ngga kok, lain kali hati-hati ya." della segera berbalik, jantungnya sudah terasa ingin copot sekarang.

"Tunggu."

Della meneguk ludahnya kasar, "ya?" tanpa berbalik della menjawab.

"Gue boleh tau nama lo?" Ngga mungkin della kan?

Della menghela nafasnya, tanpa berniat menjawab ia hanya berlalu begitu saja. Setelah dirasa ia jauh dari jangkauan orang tersebut della berhenti, matanya berkaca-kaca saat ini.

Kak Kevin...

°°°

"Udah jalan-jalan nya?" suara feli merasuk ke Indra pendengaran nya saat della membuka pintu apartemen. Memang saat ini ia tinggal di apartemen bersama feli. Haris dan rifki sudah harus kembali bertugas, jadilah kini giliran feli yang menjaga della. Terdengar berlebihan memang, tapi mereka tak keberatan sama sekali.

Never be aloneWhere stories live. Discover now