2.12

189K 12.7K 1.2K
                                    

Hari kamis, hari yang paling ditunggu oleh della, tanpa sebab yang pasti. Tapi sepertinya tidak untuk hari ini, fatih tidak menampakan kehadiran nya disekolah.

Della menatap hampa kursi yang biasa ditempati oleh fatih. Hari ini fatih tidak hadir tanpa keterangan. Della sudah mencoba menghubungi fatih tapi hasilnya nihil.

Ia bersandar pasrah, menyerah untuk mencari tau kabar terbaru fatih. Tangannya mengetuk-ngetuk pulpen yang dari tadi digenggamnya. Della mulai menggambar random untuk mengatasi rasa jenuhnya.

Setelah menyelesaikan satu gambar, della menyelipkan nya diantara lembaran buku tulisnya. Karna guru kimia tidak masuk maka kelas della kosong hingga pulang, della memutuskan untuk pergi ke kantin. Sebagian murid dikelasnya juga tidak berada dikelas jadi tidak perlu repot.

Della memesan minuman dingin dan duduk di sudut kantin. Matanya memperhatikan lalu lalang siswa dihadapannya. Ia tidak memainkan ponselnya. Tangannya kini mengaduk sedotan yang berada dalam gelas plastik.

Della sedikit bungkam ketika teman lamanya berjalan ke arah dirinya. Della mengusap wajahnya sekali lalu membalas senyuman killa yang diarahkan padanya.

"Hallo nadine, sendirian aja." sapa sindi.

"Hehe iya nih, ngejomblo hari ini." della tertawa renyah.

Satu persatu dari mereka duduk disamping della dan dihadapan della. "Fatih kemana nad?" tanya feli, ia mengedipkan sebelah matanya pada della.

Della meneguk minumannya lalu mengangkat bahu, "ngga tau ngga ada kabar."

Feli hanya mengangguk tanda mengerti. Mereka mulai menyantap makanan yang tadi dibawa. Hanya della yang tidak memesan makanan. Della menatap mereka satu persatu, lalu senyumnya terbit tanpa di komando.

Saat ini, temannya tengah melempar canda gurau yang membuat della merasa kehangatan pertemanan kembali. "Kalian lucu," celetuk della yang membuat mereka mengerutkan kening.

"Makasih emang gue lucu." Bella menunjukan raut imutnya yang sangat.... Aneh?

Mereka hanya terdiam dengan wajah datar, lalu tak lama raut wajah Bella berubah masam. Ia mengumpat pelan. Lima detik kemudian tawa keempatnya pecah.

Feli menoyor kepala Bella, "makanya jangan sok imut, jijik anjir."

"Iya nggapapa nistain aja gue."

Lalu guyonan lainnya terus dilontarkan. Sesekali saling menghina walau masih dalam konteks bercanda dan tidak berlebihan.

Tiga puluh menit berlalu bel pulang berbunyi, della menatap jam tangan yang bertengger manis di pergelangan tangannya. "Gue duluan ya, thanks untuk hari ini."

Mereka mengangguk dan melambaikan tangan. Ketiganya memperhatikan punggung della yang menjauh, lain dengan feli yang kembali menyantap makanannya.

"Sikap dia ngingetin gue sama della masa." kini sindi kehilangan semangatnya.

"Iya, gue ngerasa dengan adanya nadine, ada della disini." balas Bella.

Killa sendiri hanya menunduk, memainkan jemarinya. Feli tersenyum, ia menepuk meja pelan membuat teman-teman nya menatap feli.

"Jangan anggap nadine sebagai della, kasian dianya. Bayangin kalo dia hadir cuma sebatas pengganti, nanti kalo si pemilik asli udah balik kalian mau buang si pengganti?" ceramah feli yang membuat mereka seakan tertampar kenyataan.

Benar, della dan nadine memang berbeda.

°°°

Della memegang erat kedua tali tasnya. Ia tengah berjalan menuju gerbang sekolah. Matanya menangkap sosok yang tak asing. Ia berjalan mendekat, dan menepuk pundak orang tersebut.

Never be aloneWhere stories live. Discover now