2.23

141K 9.9K 836
                                    

Hari kamis, della menyambut pagi ini dengan senyuman. Ia mengencangkan tali sepatunya lalu berjalan meninggalkan apartemen. Feli dan viona berangkat bersama pagi-pagi sekali.

Della berjalan menuju lobby apartemen. Ia melambaikan tangan ketika fatih menyadari kedatangannya. Fatih menaikkan kedua sudut bibirnya, membalas lambaian della dengan senyuman manisnya.

Fatih segera memasangkan helm di kepala Della. Keduanya saat ini sudah bergabung dengan banyak kendaraan di jalan raya. Della memeluk pinggang fatih lalu menyandarkan kepalanya di punggung fatih. Rasanya selalu sama.

Hangat.

"Del, pulang temenin gue cari buku yuk?" ajak fatih dengan suara sedikit kencang.

"Ngga deh, gue lagi punya misi hehe."

"Misi?"

Della mendengus.

"FATIH KALAU LAGI DI MOTOR NGOMONG TUH YANG KENCENG, LO TAU NGGA, LO BILANG APA YANG MASUK DI TELINGA GUE CUMA AJGWJYEIE, APA COBA?"

Fatih terkekeh, Ia menaikkan laju motornya.

"MAKSUDNYA I LOVE YOU DEL."

°°°

Setelah kejadian di motor, entah kenapa suasana saat ini terasa canggung. Della sendiri merasa gugup tak karuan.

Ituloh kata-kata i love you itu. Kan Della jadi lemah.

Fatih yang melihat tingkah della turut merasa canggung. Ia menepuk mulutnya yang sangat lancang secara diam-diam.

"E-em anu, eh apa ya?" della menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "eh kok apa ya, maksudnya anu. Ih apasi. Maksud gue, gue ke kamar mandi dulu ya. Bye."

Della melesat secepat kilat di ujung koridor. Fatih menghela nafas lega. Ia merasa baru lari marathon ratusan kilometer.

Della sendiri saat ini tengah berdiri di depan kaca. Matanya melotot lucu menatap pantulan dirinya sendiri di kaca. Beruntung hanya ada della di kamar mandi saat ini.

"Fatih bego, kan jadi kayak orang kenapa tau gue di depan dia." gerutu della sambil mengeluarkan ponselnya.

Ia baru saja mendapat notifikasi kalau hari ini guru mengadakan rapat sampai jam istirahat pertama. Mata della berbinar.

Guru rapat,
          ⇩
Surganya siswa.

Della langsung tersenyum cerah dan cabut ke perpustakaan. Ia masih enggan bertemu dengan fatih.

Malu.

Ya maklum saja, keduanya-- tidak, lebih tepatnya fatih baru mengetahui identitas della, dan della tidak ingin buru-buru.

Istilahnya, let it flow aja.

Tapi kalau gini lama-lama, Della ngga sanggup. Della juga cewe, mau dikasih kepastian yang sejelas-jelasnya.

Della duduk di meja yang disediakan perpustakaan yang tepat berada di ujunga. Ia mengambil satu buku yang akan digunakan untuk menutupi ponsel. Klasik.

Ketika merasa ada orang yang berdiri disampingnya, della mengangkat kepala. Matanya membulat seketika.

"Fatih?" seru della setengah berbisik.

Bukan karna gugup, masalahnya ini perpustakaan, padahal della ingin sekali menjerit kaget seperti tengah berada di hutan. Belebihan sih.

Fatih tersenyum meledek, tampaknya ia sudah bisa menguasai diri saat ini. Ia meletakkan buku bacaan di meja della lalu mendekatkan wajahnya pada della.

Never be aloneOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz