2.2

204K 13.2K 511
                                    

"N-nadine Namira, kalian bisa panggil saya nadine. Mohon bantuannya dan semoga kita bisa berteman." della tersenyum. Selamat datang nadine.

"WELLCOME NADINE." teriak salah seorang yang cukup kencang.

"Berisik." sentak fatih.

"Nadine, kamu duduk di samping fatih ya."

Della menoleh dengan tatapan 'yakin?'. Siswa lain juga terperangah. Mereka merasa kasian pada della. Akhirnya mau tak mau della melangkah ke arah dimana fatih duduk.

"Permisi" suara della sedikit bergetar. Kini fatih menatap nya dengan lekat.

Sadar akan keterpakuan nya, fatih bangkit dan mempersilahkan della untuk duduk dikursi kosong dekat jendela. Fatih merasa, mata yang ia tatap tak asing.

Della meremat rok yang ia kenakan ketika duduk disebelah fatih. Matanya terasa perih saat ini. Nafasnya memburu. Fatih. Ingin sekali ia menyapa lelaki yang kini kembali menelungkupkan kepalanya diatas meja.

Ada apa dengan fatih sebenarnya? Mengapa sikapnya menjadi sangat berbeda? Tampak lebih dingin dan tidak bersahabat. Pertanyaan itu terus berputar, hingga tanpa sadar bel istirahat berbunyi. Mata della mengerjap ringan, sudah istirahat?

Fatih juga ternyata sudah tidak duduk dikursi sebelahnya. Suasana kelas juga tampak sepi. Hanya ada beberapa siswa yang sedang asik dalam sebuah obrolan. Della merogoh hp nya.

Line

Feli

Feli, balik ke kafe dulu.

Yash, sorry gue lupa belum cerita tentang fatih.
Gue akan jawab semua pertanyaan lo nanti.

Ok.

°°°

Bel bunyi sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Della tetap berada dikelasnya, menunggu feli. Bagaimana pun della belum sepenuhnya siap untuk bertemu dan berinteraksi dengan orang-orang pada masa lalunya.

Tak lama feli menyembulkan kepala dari pintu, ia tampak mengintai ruang kelas della. Saat menemukan della yang terduduk sendirian dan menatapnya, feli menyengir. Ia berjalan masuk dengan sedikit tergesa. Ia mengambil posisi untuk duduk disebelah della.

"Hah, anjir untung aja gue ngga dicurigain bocah-bocah." feli mengusap dadanya lantas menoleh kearah della yang sedari tadi menatapnya. "Apa lo liat-liat? Belok lo?"

Della mendengus dan melempar serpihan penghapus yang ada digenggamannya. "Ngaco lo."

Feli memberengut, "ayo lah."

Della mengangguk, ia meraih tas nya lalu berjalan keluar diikuti feli. Sekolah tampak sudah sepi. Hanya ada anak osis dan beberapa siswa yang tengah hilir mudik, sibuk dengan kegiatan masing-masing. Ahh jangan lupakan siswa yang sedang ekskul.

Della masuk kedalam mobil penumpang, membiarkan feli mengambilalih kursi mengemudi. "Kafe mana del?" tanya feli, tangannya tengah sibuk memasang sabuk pengaman.

Della menoleh, "yang agak jauhan aja dari sekolah,"

"Siaaap" feli mulai melajukan mobilnya. Suara radio menjadi pengantar keduanya.

Sekitar lima belas menit kemudian mobil feli sudah terparkir di sebuah kafe. Tidak terlalu ramai. Della dan feli mencari kursi yang sedikit terpencil. Mereka memesan makanan lalu mulai berbincang.

"Jadi?" feli menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi.

"Lo tau lah maksud gue."

"Tentang fatih, yaa seperti yang lo duga, dia ngga naik kelas--"

Never be aloneWo Geschichten leben. Entdecke jetzt