2.9

166K 12.1K 409
                                    

Della mencoret bukunya karna merasa bosan, sebentar lagi jam pelajaran seni budaya akan dimulai. Fatih disampingnya sedang asik sendiri dengan ponselnya. Della menoleh ke seisi kelas, mereka juga sama seperti della tampaknya. Della menghela nafas, "fatih"

"Hm" saut fatih tanpa mengalihkan pandangannya.

"Bosen." della kembali mencoret buku nya.

"Bodo." cuek fatih.

"Ah fatih mah." della menelungkupkan kepalanya.

Fatih menghentikan permainan nya, rengekan nadine mirip seperti della. Fatih mengacak rambut della, della refleks mengangkat kepalanya, "jangan diberantakin woy."

"Katanya bosen."

"Yaemang, tapi lo nya juga asik sendiri kan." sinis della.

Fatih terkekeh, "ayo main game." ajak fatih.

Della tampak tertarik, ia mengangkat smartphone nya ke arah fatih, "ayo main hago."

Fatih melongo, ia kira della akan mengajaknya bermain mobile legend, FF atau lainnya. Ah iya fatih lupa, nadine kan perempuan. "Gue gapunya."

Della menarik ponsel fatih, ia segera mengunduhnya di ponsel fatih. Lima menit kemudian fatih menerima kembali ponselnya.

"Ayo main, yang kalah traktir makan."

Fatih mengangkat bahunya, "siapa takut."

Akhirnya mereka larut dalam game, sesekali della berteriak gemas, lain dengan fatih yang bermain dengan tenang. Teman sekelas yang menyaksikan interaksi della dan fatih ikut tertawa. Mereka senang karna nadine membawa pengaruh yang baik untuk fatih.

Tak lama bu Jessica, guru seni budaya mereka memasuki kelas. Fatih tersenyum mengejek ke arah della, sedangkan della memanyunkan bibirnya, ia kalah pemirsa. Ia kira fatih tidak jago karna baru pertama kali main tapi dugaannya salah. Ia kalah telak.

"Selamat siang semuanya." sapa bu Jessica dengan ramah, ia sudah berdiri didepan kelas. Tampaknya ia tengah terburu-buru.

"Siang bu." koor siswa kelas della.

"Untuk hari ini ibu hanya bisa ambil satu jam pelajaran, jadi ibu mohon kita serius dulu ya. Setelah itu kalian free karna ibu ada tugas luar."

Beberapa siswa memekik kesenangan, della juga seperti itu, lain dengan fatih yang hanya menunjukkan raut datarnya.

"Untuk bab ini ibu akan ambil nilai praktek, jadi kita buat kelompok. Satu kelompok itu isinya dua orang. Kalian akan nyanyi didepan, yang satu nyanyi yang satu ngiringin. Ibu kasih kalian waktu lima menit untuk nentuin kelompok sendiri, setelah lebih dari lima menit ibu yang akan tentukan."

Ucapan bu Jessica membuat kelas ricuh, mereka mulai mencari teman yang bisa diajak kerja sama. Della bingung sendiri, setaunya fatih jago main gitar, tapi ngga mungkin juga takut fatih menolak. Dengan teman kelas yang lain? Sebenarnya bisa saja namun della belum merasa klop.

Fatih yang menyadari raut kebingungan pun mengangkat tangannya. "Saya sama nadine bu."

Kelas yang tadinya ricuh langsung hening, mereka menatap tak percaya ke arah fatih, della juga. Fatih berdeham "kenapa? Kok hening? Kalian ngga buat kelompok? Tinggal tiga menit lagi."

Mereka mulai heboh sendiri, sedangkan della menatap fatih dengan tatapan bertanya. "Ya gue harap suara lo ngga jelek pas nyanyi." seru fatih.

Della tersenyum. "Siap."

Satu persatu teman kelas della mulai mengajukan kelompok hingga akhirnya dalam waktu lima menit seluruh kelompok sudah terbentuk. Bu Jessica tersenyum puas. "Bagus, semua udah punya kelompok ya. Sekarang kalian silahkan tentuin lagunya, kalo udah kumpul ke sekretaris, yang udah di kumpul ngga bisa diganti ya, mengerti?"

Never be aloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang