2.28

88.3K 5K 235
                                    

Della menyandarkan tubuhnya pada sandaran jok mobil yang ia duduki. Berulang kali menghela nafas berat, ia terlihat ragu. Kevin yang duduk disebelahnya menggenggam erat tangan della, ia tersenyum pada della.

“kalau belum siap, jangan di paksa.” Tutur kevin.

Della menggeleng, ia menguatkan tekatnya. “ayo turun.”

Keduanya saat ini tengah berada di rumah keluarga della. della sudah keluar dari rumah sakit sejak kemarin. Semalam ia menghubungi kevin bahwa ia akan datang berkunjung ke rumahnya.

Kevin membawa tangan della ke dalam genggamannya. “santai aja.” Bisiknya.

“I try.” Della balas berbisik.

Kevin membuka pintu rumah. Della terpaku sejenak, rumah ini, rumah yang penuh dengan kenangan mengerikan, tidak banyak mengalami perubahan. Della melangkah perlahan, matanya mengedar sekitar. Sudah lama rasanya.

Della memejamkan matanya sejenak. Rumah yang katanya menjadi tempat pulang, merupakan saksi dimana della di tolak untuk pulang.

Membuang fikiran yang mulai bergelayut, della membuka matanya.
Kini pandangan della berganti dengan ketiga orang yang disayanginya. Papah, mamah dan dilla. Mereka tersenyum hangat pada della, seolah mengatakan selamat datang kembali pada della. mata della berkaca, ia membiarkan laras menghambur memeluknya.

Laras memeluk della dengan erat. Isakannya terdengar begitu memilukan. Ia berulang kali mengucapkan kata maaf di sela-sela isakannya. Della tak kuasa menahan tangisnya. Wanita yang memeluknya erat.

Wanita yang sering mengatakannya seorang pembunuh. Wanita yang seharusnya memberikan pelukan hangat bukan perlakuan kasar, adalah ibunya. Adalah ibunya yang tampak tak berdaya dengan kata maaf yang terus terucap saat ini.

Dilla yang menyaksikan interaksi keduanya menunduk, ia berusaha menyamarkan isakannya. Kevin yang menyadari tingkah dilla mendekat, ia membawa dilla ke dalam dekapannya, mengusap pelan punggung adik satunya ini.

“jangan cengeng, dellanya udah di depan mata tuh.”

Dilla mengangguk, ia berusaha mengusap jejak air mata di pipinya. “makasih kak kevin.”

°°°

Della saat ini tengah duduk di apit dilla dan kevin. Kelimanya tengah berkumpul di ruang keluarga. Tadi, setelah laras menyudahi tangisnya, alif langsung berkata tegas bahwa mereka perlu berbicara.

Kedua tangan della saling terpaut, ia merasa canggung dengan suasana saat ini.

“del,” panggil alif dengan nada lembut.

Della terperangah, belum pernah mendengar ayahnya memanggil nama della dengan lembut sejak tiga tahun terakhir. “ya?”

“kemana kamu satu tahun ini?” tanya alif masih dengan nada lembut, tidak ada nada menuntut dalam ucapannya.

“aku tinggal di amerika.”

Alif tersenyum, “bisa cerita selengkapnya?”

“bisa.” Della menyanggupi. “setelah malam aku dinyatakan koma, kak viona, feli, bang rifki dan om haris bawa aku pergi ke amerika –setidaknya begitu cerita kak viona karena saat itu aku masih belum sadar. Satu bulan kurang tiga hari, akhirnya aku sadar. Setelah itu, mereka menuntun aku untuk sembuh dengan perlahan. Mereka sabar banget ngejaga aku sampe akhirnya aku berhasil bangkit, tersenyum dan kembali punya mimpi.”

Alif, laras, dilla dan kevin menyimak setiap kata yang keluar dari mulut della. rasa bersalah kembali muncul. Merasa mereka sudah terlalu jauh melepas tanggung jawab atas della.
Laras bangkit, ia berjongkok di hadapan della, membuat della merasa sungkan.

“m-mah jangan gini.” Lidah della terasa kelu untuk menyebut ibunya.

Laras menggeleng, ia membawa ke dua tangan della ke dalam genggamannya. Mengusap pelan, lalu mengecupnya. “tinggal di sini ya sayang? Izinkan kami memenuhi tugas kami sebagai orang tua.”

Della menarik satu tangannya, ia mengulurkannya untuk mengusap lembut pipi ibunya. “maaf mah. Untuk kembali, della masih butuh waktu. Tapi perihal memaafkan, della sudah mulai bisa memaafkan kalian.”

Mendengar ucapan della, laras merasa kecewa. Namun ia tidak bisa memaksa della. laras akan menunggu hingga della sanggup. Laras akhirnya tersenyum, ia bangkit.

“ayo, mamah udah masak banyak untuk della.”

°°°

Dilla mengetuk pintu kamar kevan dengan pelan. Tadi selepas makan della pamit untuk mengunjungi kamar kevan.

“masuk aja,” seru della dari dalam.
Mendapat izin dari della, dilla masuk lalu kembali menutup pintu. Della membalikkan tubuhnya, menemukan dilla berdiri mematung tak jauh darinya. Della mengukir senyumnya.

“sini dil.” Della meminta dilla mendekat.

Dilla melangkah perlahan, melihat itu della gereget sendiri. akhirnya ia maju, dengan cepat membawa tubuh dilla ke dalam dekapannya. Bisa della rasakan tubuh dilla yang menegang dalam dekapanya.

Perlahan tangan dilla terangkat untuk membalas pelukan della. Ia memeluk della dengan erat. Menumpahkan rindu yang selama ini menyiksanya. Dilla tidak menyangka saat-saat seperti ini akan datang. Dilla kira, della tidak sudi untuk memaafkannya. Namun ia salah, rupanya ia tidak mengenal della dengan baik.

“g-gue k-ki-kira l-lo hiks, g-ga mau maafin g-gue hiks.” Dilla terisak pelan dalam dekapan della.

Della mengusap pelan punggung dilla. Della juga tidak menyangka perasaannya selega ini. Seperti beban berat yang selama ini menimpanya hilang begitu saja. Della menumpukan kepalanya di pundak dilla.

“gue di sini dil. Bantu gue sembuh ya?”

Dilla mengangguk. Ia melepas pelukan keduanya. Della tersenyum ramah pada dilla, tangannya terangkat untuk mengusap jejak air mata dilla.

“udah jangan nangis terus. Pantes aja kak kevin bilang lo makin cengeng.” Della terkekeh, berusaha mencairkan suasana.

“emang dasar kak kevin. Awas aja.” Dilla mendengus, ia kembali memeluk della dengan erat. “kangen dellaaaaaa.”

Della menepuk nepuk punggung dilla seperti bayi. “puk puk puk, kangen dilla juga.”

“del.”

“hm?” gantian della yang melepas pelukan keduanya.

“malem ini, tidur di sini ya?” minta dilla dengan wajah memohon.

Della tampak berfikir, akhirnya ia mengangguk membuat dilla memekik kesenangan.

°°°

Mau kasih bocoran versi novel nihh

Upssss hehe.

Iyya, jadi, cerita ini juga alhamdulillah banget bisa naik terbittt

Kalian akan menemukan ending secepatnya di never be alone versi buku.

Cuma mau bilang jangan lupa nabung, apalagi yang nunggu moment bahagia della hehe. Soalnya, bentar lagi open PO.

Drop a question here kalau ada yang mau di tanyakan <3

Ijin pamit lagi, sampai jumpa next part!

JANGAN LUPA NABUNG YAAAAA<3

Chelseakarina

Senin, 20-01-2020

Never be aloneWhere stories live. Discover now