2.18

150K 12.1K 1.4K
                                    

Bel pulang sekolah berbunyi lima belas menit yang lalu. Fatih memasukan barangnya dengan tak sabaran. Bahkan bukannya bertambah cepat malah memperlambat karna ada saja barang yang terjatuh atau yang tertinggal.

Terbukti, saat ini hanya ada della dan fatih didalam kelas. Della memegang tangan fatih yang tampak gemetaran, membuat fatih menoleh ke arahnya.

Della tersenyum, sarat akan menenangkan. Membuat fatih menghentikan kegiatannya. Fatih menghela nafas, kedua tangannya diletakkan diatas meja.

"Tenang, lo ngga usah buru-buru. Gue udah bilang sama viona buat nunggu lo sama gue"

Fatih bergeming, tangan della bergerak mengusap lembut bahu fatih. "Gimana lo mau nemuin della kalo lo nya kayak gini? Lo harus ngendaliin diri lo fatih, lo harus cari informasi tentang dia, okay?"

Merasakan usapan halus dipundaknya membuat fatih menoleh. Ia balas tersenyum ke arah della.

"Thankyou nad."

Della mengangguk, fatih segera memakai tasnya. Keduanya kini berjalan di koridor yang sedikit ramai.

Saat ini langkah keduanya mengarah menuju rooftop sekolah. Tentu saja tidak sembarang orang bisa kesana. Hanya mereka yang mempunyai koneksi dengan ketua yayasan yang boleh.

Ketika keduanya tiba di rooftop, angin kencang menyambut keduanya. Membuat rambut della yang bebas dari ikatan berterbangan dengan bebas. Tangan della segera terangkat untuk menyelipkan rambutnya di balik telinga. Ia tak ingin rambut menghalangi pandangannya.

Melihat viona yang berdiri tak jauh darinya membuat fatih menghentikan langkahnya sejenak. Ia berharap viona mempunyai informasi tentang della.

Ketika menoleh ke arah della, fatih melihat della yang mengusap usap tangannya sendiri. Fatih meraih tangan mungil della, berhasil membuat jantung della berdetak dua kali lebih cepat dari sebelumnya.

"K-kenapa?" della bertanya dengan nada canggung.

Fatih menatapnya, tangannya terulur memegang kening della. "Lo sakit? Lo kedingingan ya?"

Eh? Mata della hanya mampu mengerjap dan perihal tubuhnya yang kedinginan memang benar. Semenjak kemarin della merasa ada yang tak beres dari tubuhnya. Sepertinya ia masuk angin.

"Ah paling masuk angin biasa." della membuang pandangannya, tak mampu menatap fatih balik.

Fatih membuka tasnya, mengeluarkan jaket yang ia bawa ketika berangkat sekolah. Fatih menyampirkannya di bahu della.

"Sebentar keanginan gapapa ya nad? Gue mau cari info tentang della dulu, kalo ngga lo temenin gue takut." fatih menatap della penuh harap.

Della mengangguk kaku. Jika ia bukan seorang della, ia yakin pasti akan merasa sakit hati. Bagaimana tidak? Fatih memberikan perhatian untuk nadine tapi tak lama ia mengajak nadine untuk mencari informasi tentang della yang ia sayangi.

Paham maksudnya? Ya gitulah.

Della dan fatih kembali melanjutkan langkah mereka. Viona yang menyadari kedatangan seseorang menoleh. Ia tersenyum lebar.

"Fatih?" beo viona.

Fatih mengangguk dengan wajah datar, tapi tangannya entah sadar atau tidak memegang tangan della dengan erat.

"Gue denger lo minta ketemu sama gue, ada apa?"

"Lo tau kan della ilang? Apa lo ada sangkut pautnya dengan menghilangnya della?" tembak fatih langsung membuat della mencengkeram tangan fatih yang menggenggamnya.

Fatih menoleh, della menggeleng. "Jangan to the point banget napa." gerutu della. Ia terkejut sebenarnya mendengar pertanyaan fatih yang sangat tepat sasaran.

Never be aloneWhere stories live. Discover now