2.11

181K 12.4K 932
                                    

"Hari ini latihan?"

"Iya."

"Dirumah gue kan?"

"Iya."

"Bareng atau masing-masing?"

"Iya."

"Nad."

Della menoleh ke arah fatih. "Apa si?"

"Lo kenapa?" fatih menatap mata della.

Della gelagapan, ia menatap ke arah lain, "kenapa apanya si?"

Fatih mengendikkan bahunya. "Hari ini jadi latihan kan?"

"Disekolah aja ya?" usul della.

"Yakin mau disekolah sampe sore?"

"Iya disekolah aja, biar lo ngga bulak balik."

"Yaudah, nanti gue pinjem gitarnya Angga." final fatih.

Della mengangguk dan kembali menulis catatan. Setelah kemarin, ntah kenapa della merasa canggung, fatih juga. Tadi pagi mereka tidak berangkat bersama dan della tidak membuatkan bekal untuk fatih.

"nadine?" guru yang mengajar memanggil della.

Della mengangkat tangannya. "Saya bu."

"Saya bisa minta tolong?"

Diam-diam della menghela nafas lega, ia kira ia harus maju mengisi soal-soal yang sudah ditulis di papan tulis. "Bisa bu, minta tolong apa?"

"Tolong ke ruang guru, ambilkan daftar nilai kelas ini."

Della mengangguk dan berjalan keluar. Baginya keluar kelas disaat seperti ini adalah suatu keberuntungan. Della berjalan menuju ruang guru, ia mengambil daftar nilai kelasnya. Ia tersenyum sopan pada guru yang berada di ruang guru. Setelah menemukan apa yang dicarinya della kembali ke kelas.

Dalam perjalanan menuju kelas, ia tak sengaja menabrak seseorang. Della meraih buku milik orang tersebut yang tidak sengaja jatuh. "Maaf -"

Perkataannya terhenti saat tau siapa yang ada dihadapannya. Della tersenyum canggung, ia menunduk, "maaf pak, saya permisi."

Orang itu menatap della dengan tatapan heran. Ada gelenyar tak asing yang merayap di hatinya. Della sendiri berlari menuju tempat yang sedikit sepi. Ia memegang tembok dengan erat, nafasnya memburu. Della merasa tercekik hanya dengan melihat orang itu saja.

Rasanya seperti mimpi, jujur della belum siap bertemu dengan papahnya, namun takdir berkata lain. Ia harap papahnya tidak mengenalinya. Della hanya ingin menjadi nadine untuk saat ini. Nadine yang tidak mengenal mereka dan nadine yang tidak menderita.

Della meneguhkan hatinya, mood nya turun drastis saat ini. Ia kembali kekelas, bisa diliat bu nani, guru yang tadi menyuruhnya menatap della dengan sangar. "Kamu ke kantin dulu ya?"

Della menggeleng, kepalanya menunduk.

"Ini ibu didepan kamu loh, ngga ada dibawah."

Della menatap bu nani dengan mata memerah, bu nani gelagapan. Ia menangkup wajah della. "Kamu kenapa?"

Sekali lagi della menggeleng. Bu nani bingung sendiri. "Sakit? Yaudah ke uks aja ya."

Akhirnya della mengangguk, ia memutar langkah menuju uks. Teman kelas della menatap della dengan pandangan penasaran. Raut wajah della terlihat sangat kelelahan. Memangnya della habis lari maraton atau dikejar anjing? Pikir mereka.

Fatih terdiam. Nadine keliatan berbeda dari sebelumnya. Raut wajah nadine mengingatkan nya pada della. Berusaha tak peduli, fatih memperhatikan bu nani yang tengah menjelaskan materi.

Never be aloneWhere stories live. Discover now