2.16

161K 11.5K 840
                                    

"Lah kok kesini tih?"

Della menatap sekitar, saat ini motor fatih berhenti disalah satu pusat pedagang kaki lima. Surganya makanan! Della memekik senang dalam hati.

"Laper gue." saut fatih, ia berjalan meninggalkan della.

Jadi sebenarnya, hari ini entah kenapa dan ada angin apa sikap fatih sangat baik kepadanya, bahkan ia mengajak della untuk pulang bersama.

Della menyusul fatih. Fatih tidak langsung memesan makanan, ia memilih tempat terlebih dahulu. Fatih memilih tempat yang tidak terlalu ramai, della bergegas menghampiri fatih.

Saat della baru saja duduk, fatih sudah bangkit, namun tidak berlalu. "Mau makan apa nad?"

"Mau seblak deh, pedes ya"

Fatih mendelik. "Seblak? Lo belum makan siang, makan nasi dulu."

"Kok lo tau? Duhhh perhatian banget si tih."

"Y-ya, yaaaa ah serahlah, yakin mau seblak?"

Della tertawa kecil. "Yaudah nasi goreng seafood nya satu deh. Emmm minumnya mau es campur."

"Yaudah, gue pesen dulu."

"Tih" suara della membuat fatih mengurungkan langkahnya.

"Apa?"

"Pinjem hp dong."

Fatih dengan sukarela memberikan ponselnya. Kali ini ia memesan makanan tanpa della tahan lagi. Della sendiri menatap ponsel fatih yang ada ditangannya. Sebentar, fatih memberi ponselnya tanpa memberi tau sandi?

'Bener-bener' dumel della dalam hati.

Della menekan tombol dan terpampanglah lockscreen, tidak ada yang spesial, hanya foto laut yang membentang dengan Indah.

Della mencoba memasukkan tanggal lahir fatih, tapi salah. Tanggal lahirnya, salah juga. Akhirnya della mengetik tanggal jadian keduanya, dan benar. Kunci ponsel fatih terbuka, della terkesiap ketika menemukan fotonya dengan fatih yang dipasang sebagai wallpaper.

Della tak bisa menahan haru, matanya berkaca, fatih tak sedetikpun melupakannya. Salahkah della jika seperti ini? Haruskan della membuka semuanya saat ini?

Della beralih ke aplikasi pesan, fatih masih mengepin nomornya. Banyak spam yang fatih kirim, semuanya berisi kata rindu, maaf dan meminta della kembali.

Karna tidak tahan, della meletakkan ponsel fatih diatas meja. Ia menatap sekitar, berusaha menghibur dirinya. Della tidak boleh gegabah, sebentar lagi. Sebentar lagi tapi tidak hari ini.

Fatih datang sambil membawa nampan berisi makanan dan minuman. Della mengucapkan terimakasih ketika fatih menghidangkan sepiring nasi goreng seafood dan segelas es campur.

Della makan dalam diam, ia takut pertahanan nya goyah. Fatih sendiri merasa heran dengan della yang tiba-tiba diam.

Tangan fatih terulur ke kening della. "Lo sakit? Kening lo anget."

Della menahan nafas, ia melepas tangan fatih dan menggeleng dengan cepat. Della tak berani menatap fatih, ia yakin pipinya memerah saat ini.

Fatih tak menyerah, ia mengangkat kepala della. Tangannya mengusap pipi della. "Fix lo sakit, pipi lo merah gini."

Aduuuuuh, fatih ini emang ngga peka atau ngeledek sih? Della mendumel dalam hati. Lagi-lagi tangan della melepaskan tangan fatih. "Gue gapapa tih."

Raut wajah fatih tampak serius, "lo kalo sakit bilang nad."

"Sakit-sakit, gue sehat gini juga." della menoyor kepala fatih, ia tetap salah tingkah.

Never be aloneWhere stories live. Discover now