2

1.1K 49 0
                                    


Steve memakan dengan lahap nasi goreng special buatan Rindu. Kemudian memasukkan sesendok nasi ke dalam mulutnya, dan mengunyah dengan penuh perasaan. Steve seperti asyik dengan ritual makannya, hingga ia tidak menyadari kalau sedari tadi Rindu mengamati dirinya.

Rindu tersenyum menatap kekasihnya. Rindu meraih wadah kaca berisi air putih di mejanya dan menuangnya ke dalam gelasnya yang sudah kosong, kemudian meneguknya, sambil matanya tetap mengawasi Steve.

"Do you wants some more?" Rindu menawari Steve sambil menyendokkan nasi goreng dengan sendok nasi.

Sebenarnya Steve sudah kenyang, namun dia tak enak hati kalau menolak tawaran kekasihnya. Apalagi itu adalah nasi goreng istimewa buatan kekasihnya yang teramat sangat disukainya.

Steve pun menganggukan kepala sambil tersenyum. Steve pasrah membiarkan Rindu bersuka-cita menyendokkan nasi goreng ke piring Steve. Steve menyempatkan diri untuk menghabiskan sisa air putih di gelasnya sembari menunggu mamanya kelar menyendokkan nasi goreng.

Saat Rindu ingin menyendok nasi goreng untuk yang ketiga kalinya, Steve buru-buru berkata, "Thank you. I'm full..." Rindu pun mengangguk sambil tersenyum.

Hati Steve berdebar kencang Sesekali mata mereka beradu-pandang, dan saling tersenyum. Steve tak sabar ingin mengatakan kabar gembira pada Rindu. Tentang cuti panjangnya yang disetujui dan tentang rencana mudiknya ke Jakarta. Namun Steve bingung bagaimana harus memulainya.

"Beloved...."

"Cinta..."

Steve dan Rindu hampir berbarengan. Keduanya terkekeh.

"Ya udah kamu duluan aja..." Steve mempersilahkan.

"Ya udah kamu aja duluan..."

"Sebentar, saya habiskan dulu nasi gorengnya. Suapan terakhir penuh berkah."

Rindu tersenyum menatap Steve, melahap sendok terakhir nasi goreng buatannya. Tiba-tiba Steve bersendawa.

"Alhamdulillah..." Steve mengambil gelas berisi air putih yang tinggal setengah, kemudian meneguknya habis.

"Pokoknya nasi goreng kamu is the best lah. Enak! Gak ada duanya di jagat..." Rindu yang dipuji Steve tersenyum.

"Alah kamu ini kalau memuji begini pasti ada maunya deh..."

"Nggak sayang, ini jujur. Terima kasih ya istriku sayang..." Steve tersenyum sumringah menatap Rindu.

"Nah, terus tadi kamu mau bilang apa?" Rindu mengingatkan Steve.

"Oh iya hampir lupa. I have good news for you." Mata Steve berbinar-binar menatap Rindu.

"Oh ya?" Rindu penasaran. Matanya menaap Steve lekat-lekat. Steve mengangguk.

"Apa itu?" Tanya Rindu lagi.

"Insya Allah...minggu depan kita jadi mudik..." Steve menatap Rindu yang terkejut.

"Are you serious?"Tanya Rindu sambil matanya menatap Steve dengan pandangan menyelidik. Steve mengangguk sambil tersenyum.

"Alhamdulillah!" Rindu girang, iya pun menghampiri Steve dan segera memeluk Steve dan menciuminya.

"Thank you....my love"

"You're welcome beloved!"

"Bagaimana ceritanya bosmu mengabulkan cuti panjangmu?" Rindu bersemangat sambil melepaskan pelukannya, menarik salah satu bangku meja makan agar bisa duduk berhadapan dengan Steve.

"Hahahah siapa bilang bosku mengabulkan cuti panjangku..." Steve terkekeh.

"Jadi maksud kamu, resign?" Rindu penasaran. Steve tersenyum.

Steve menggeleng, "bosku minta aku tetap bekerja selama di Indonesia."

"Oooowww..."Rindu mafhum.

"Di sana ada internet kan?"

"Ngeledek kamu! Ada dong....rumah orang tuaku kan di Jakarta, ibu kota Negara bukan di dusun!", Rindu cemberut. Steve terkekeh.

"Aku sudah beli tiketnya untuk minggu depan. Jadi kita punya waktu seminggu untuk berburu oleh-oleh dan berkemas."

"Horeeee! I love you," Rindu memeluk dan mencium Steve. Namun kali ini pelukannya makin erat.

"Lalu kabar apa yang ingin kau sampaikan, sayang?"

Rindu melepaskan pelukannya namun dia masih duduk di pangkuan Steve. "Draft novelku tentang hujan diterima penerbit dan akan segera terbit." Rindu menjawab tanpa jeda dengan semangat empat lima. Matanya berbinar-binar.

"Awesome! Selamat ya! Sebentar lagi mimpimu jadi novelis kenamaan dunia akan jadi nyata! Semoga saat itu kamu tidak melupakan suamimu ini yang tidak setenar kamu."

"Ah lebay kamu!", Rindu mencubit gemas kedua pipi suaminya yang terkekeh. Rindu bangkit dan segera memberesi piring bekas makan mereka berdua.

"Thank you love..." Steve sambil melingkarkan tangannya kepinggang Rindu dari belakang. Rindu berbalik arah, hingga Steve mendaratkan ciumannya ke bibir Rindu. Setelah itu memeluk Rindu erat sekali. Rindu yang mungil tenggelam dalam pelukan tubuh kekar suaminya.

"Aduh bau..." Rindu berusaha melepaskan pelukan Steve.

"Yeah, I need to go shower!" Sambil menciumi keteknya sendiri.

"Sudah sana mandi!"

"Siap komandan!" Dengan tampang lucu, tangan kanan Steve diangkat hingga ke dahi seperti posisi hormat ala militer.

"Cepetan!"

"Oke boss," sebelum beranjak pergi, Steve mencium kening Rindu.

Ah, hidup Rindu seakan sempurna. Tinggal di New York, punya suami yang sangat mencintai, anak laki-laki yang manis juga karir yang membanggakan. Siapa yang tak iri dengan hidup Rindu.


Terima kasih

Saya kenyang

Aku punya kabar gembira untukmu

Kamu serius?

Terima kasih, cintaku!

Terima kash kembali cinta!"

Luar biasa!

Aku harus segera mandi

ANGIN RINDU (Completed)Where stories live. Discover now