102

389 21 0
                                    


Ketika mata Rindu terbuka. Ia merasakan begitu lemas. Tak berdaya dan tak mampu bergerak. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali. Melihat ke sekeliling ruangan. Itu adalah rumah sakit. Ia berbaring di atas ranjang dengan infus yang ada di tangannya. Ia merasakan rasa perih di bagian tubuhnya.

Saat kepalanya menoleh, ia melihat wajah tampan suaminya Steve yang tersenyum tipis padanya. Kedua tangannya menggenggam tangan Rindu.

"Kau sudah sadar?" Steve berbisik. Berharap apa yang ia katakan bisa dicerna oleh Rindu.

Rindu mengangguk. Tenggorokannya terasa begitu kering hingga ia sulit mengeluarkan sepatah kata. Ia melihat ke arah lain, namun ia tak menemui Bara di sana.

"Steve...."

Steve terbelalak mendengar itu. Ia tak percaya, setelah setahun berlalu, Rindu akhirnya mengenalinya lagi.

"Kau mengenaliku?" Tanya Steve penasaran.

"Tentu saja....bagaimana aku bisa melupakanmu. Kamu suamiku kan?" Rindu terihat bingung melihat wajah Steve yang bahagia bercampur bingung.

"Bara mana?" Tanya Rindu lagi.

"Ba....bara di....di rumah eyang."

"Oh..." Pendek Rindu.

Steve tidak bisa menyembunyikan kegirangannya mengetahui ingatan Rindu telah kembali. Ternyata benturan keras di kepala Rindu saat jatuh di perkebunan teh itu berhasil mengembalikan ingatan Rindu yang sempat hilang akibat kecelakaaan parah setahunan lalu.

"Sebentar! Aku akan panggilkan seseorang." Steve penasaran apakah ingatan masa lalu yang kembali akan serta merta menghilangkan ingatannya saat amnesia.

Sebelum Steve keluar sebentar menemui Angin, Pak Sobari, dan Hendri. Steve sengaja menutupi rambut Rindu dengan kain.

Steve masuk kembali ke ruangan UGD tempat Rindu dirawat, kali ini Steve membawa Angin, Hendri dan Pak Sobari.

"Assalamualaikum...." Pak Sobari menghampiri Rindu yang terbaring di ranjang diikuti oleh Hendri dan Angin.

"Waalaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuhu." Rindu menjawab dengan wajah riang.

"Sehat bu?" Tanya Pak Sobari.

Rindu tersenyum, "Alhamdulillah Pak Sobari."

"Kamu juga mengenalnya?" Tanya Steve dengan tatapan heran. Rindu makin bingung.

"Tentu saja....dia kan ustadz, mitra kerja saya di Rumah Quran." Jawab Rindu sambil menatap Steve dan Pak Sobari bergantian.

"Hendri.....Angin...." Rindu menyebut nama Hendri dan Angin ketika keduanya maju mendekat ke ranjang Rindu.

"Allahu Akbar!" Seru Steve ia yang sama sekali tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya bersujud.

ANGIN RINDU (Completed)Where stories live. Discover now