BAB33 : Marah-marah

36.7K 1.9K 58
                                    

Reyza Anggara♡

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

Reyza Anggara♡

"Jangan pernah katakan hal yang membuatku menangis! Karena itu akan sangat menyakitkan."

***

Jarang-jarang mereka bertiga bisa makan bersama...

Yang kumaksud adalah keluarga kecil yang retak karena kesalah pahaman dan juga kebencian.

"Bagaimana sekolah kamu Rey?"

Mr.Robi bertanya pada anaknya yang terlihat acuh tak acuh kepadanya.

Yang terdengar hanya suara dentingan piring dan sendok yang saling bergesekkan, Leon menatap tajam ke arah Reyza yang duduk berhadapan dengannya.

"Rey! Papa...."

"Sudahlah Leon! Jangan memulai pertengkaran!" Perintah Mr.Robi tegas.

Leon hanya mengangguk dan kembali fokus pada makanannya.

Reyza mendongak dan menatap Leon tajam.

"Kalau Rey buat masalah? Emangnya kenapa?" Tanya Reyza cuek.

Mr.Robi mendongak dan menatap datar anaknya.

"Papa bakal pindahin kamu ke London! Ini peringatan papa yang terakhir kalinya, Rey."

Reyza berdecih dan kembali memakan makanannya. Bagi Reyza ancaman seperti itu membuatnya muak!

"Rey nggak takut."

"Rey!"

Leon meninggikan suaranya hingga membuat dirinya mendapat sorotan tajam dari adiknya.

"Leon!"

Suara lantang dan tegas dari Mr.Robi mampu membuat Leon bungkam.

"Sebaiknya kalian cepat berangkat ke sekolah."

##

Dalam perjalanannya menuju sekolah, perkataan papanya masih terngiang di pikiran Reyza.

Perkataan Mr.Robi sepertinya bukan hanya ancaman semata saja. Dan Reyza sangat yakin bahwa perkataan papanya bukan main-main.

"Sial!" Umpat Reyza kesal sambil memukul stir mobilnya.

Seketika di pikiran Reyza terbesit wajah gadis itu, wajah yang sangat menggemaskan dan mampu membuat mata Reyza tak berkedip saat memandangnya.

"Ulang tahun, ya?"

Reyza bergumam hingga salah satu sudut bibirnya terangkat dan membentuk senyum sinis.

Akhirnya Reyza sampai di International High School. Sebuah sekolah yang bangunannya menjulang tinggi.

Reyza turun dari mobilnya dan membanting pintu mobilnya cukup keras. Sudah kebiasaan Reyza selalu membanting pintu mobilnya hingga menimbulkan suara yang cukup keras, dan sudah menjadi kebiasaan murid-murid disana untuk memakluminya.

ReyShaWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu