BAB42 : Selamat tinggal, Reyza.

38K 2K 130
                                    

"Saat mulutku tak mampu berucap, saat itu juga air mataku mengatakan bahwa diriku kecewa."

***

Jika kalian bertanya apakah Reyza sedih? Jawabannya tidak!

Marah? Ya...Reyza sekarang sangat marah dan benar-benar ingin melampiaskan amarahnya pada siapapun.

Tak henti-hentinya Reyza membersihkan bibirnya dengan air kran di wastapel, sambil memandangi wajahnya di cermin.

Sudah 1 jam Reyza berada di kamar mandi, sekali-kali Reyza menatap tajam ke arah cermin.

"Sialan." Umpatnya sambil terus mengusap-usap bibirnya dengan air.

Setiap Reyza teringat kejadian di sekolah, maka darahnya akan mendidih dan siap memukul siapapun yang bersedia.

Apakah kalian bersedia Reyza jadikan pelampiasan amarahnya? Tentu saja tidak mau, bukan?

"Bangsat!!!!"

Prankkkk.....

Reyza sudah tidak tahan lagi, pria ini membuat cermin di hadapannya retak. Dan kini tangan kanannya mulai mengeluarkan cairan segar berwarna merah.

Shenna yang kebetulan lewat di depan pintu kamar putranya, langsung menyelonong masuk ke kamar Reyza dan menemukan anaknya terduduk di pinggir ranjang dengan tangan yang berdarah.

"Ya Tuhan...Rey, kamu kenapa?" Tanya Shenna panik.

Dia pun lekas mengambil kotak P3K dan mengobati luka sang anak.

Shenna berjongkok di hadapan Reyza dan membalut luka Reyza dengan perban.

"Katakan pada mama, apa yang terjadi?" Tanya Shenna mulai panik.

Shenna mendongak dan menatap wajah Reyza yang terlihat datar, dan dengan pandangan yang ter arah ke tangannya yang sedang di balut.

"Reyza Anggara!"

Shenna meninggikan suaranya dan membuat Reyza tersadarkan dari lamunannya.

"Nggak ada." Jawab Reyza masih dengan ekspresi datarnya.

Selesai membalut luka Reyza, kini Shenna bangkit dari jongkoknya dan berdiri di hadapan anaknya sambil mengelus-elus rambut Reyza.

"Mama tau, kamu pasti ada masalah kan?"

Mendengar terkaan Shenna, Reyza hanya mengangguk singkat.

"Apa yang terjadi? Apa kamu dan Mysha ber...."

"Ma..."

Reyza memanggil pelan mamanya, dan membuat Shenna tersenyum.

"Iya?"

"Rey butuh pelukan..." pinta Reyza lemas.

Shenna mengangguk dan memeluk anaknya, memberikan kehangatan kasih sayang seorang ibu.

Semua kehangatan dan kenyamanan dari sang ibu, membuat Reyza merasa tenang walau hanya sementara.

##

Alex dan juga Tama sesekali melirik arloji yang terpasang di tangan kiri mereka, mereka berdua heran mengapa Mysha dan juga Reyza belum kunjung datang ke sekolah. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 08:30.

"Mereka berdua nggak masuk?" Tanya Tama menatap heran Alex.

Alex mengendikkan bahunya dan kembali bermain game di ponselnya.

ReyShaWhere stories live. Discover now