All My Wounds

15.4K 2K 119
                                    

"Mark, sini!" Ten membuat gestur memanggil menggunakan tangannya

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

"Mark, sini!" Ten membuat gestur memanggil menggunakan tangannya. Mark yang baru saja ingin masuk ke kamar tidur, menutup kembali pintunya sebelum ia sempat masuk.

"Gak mau, ah," tolaknya.

"Loh, kok gamau? Itu ada cewek cakep, woy!"

"Awas ketahuan Doyoung kalau ngintip-ngintip, goblok."

"Bacot."

Ten tidak dapat mendengar apa perbincangan orang-orang di dalam ruang tahanan, tapi ia dapat melihat jelas hal kejam yang Doyoung lakukan di dalam sana.

"Eh-eh, anjir, itu cewek diapain?!" Ten langsung membuka pintu sehingga yang tadinya hanya ada sedikit celah, sekarang terbuka lebar.

Mark menyusul. Ia berdiri di samping Ten karena rasa penasaran yang dominan.

"Kalian berdua, keluarkan yang satu lagi dan antar dia pulang!" perintah Doyoung. Kedua tangan pria bermarga Kim itu membopong teman si gadis yang masih di dalam sel ala bridal style. Dia tidak sadarkan diri sebab Doyoung menyuntikkan obat tidur kepadanya.

Tidak dapat dipungkiri kalau mereka-Ten dan Mark bingung luar biasa. Peraturan Daybreaker benar-benar ketat. Salah satu peraturan yang paling mereka hapal, yaitu jika ada orang asing masuk, pastikan orang itu tidak bernyawa setelah keluar dari markas.

Orang-orang asing memang tidak dapat dipercaya. Satu isi grup mafia yang terkenal akan kekejamannya ini bahkan tidak mau repot-repot mempekerjakan asisten rumah tangga. Mereka memiliki jadwal piket masing-masing. Dengan begitu, mereka dapat berjalan santai di bawah pancaran sinar matahari sebab tidak ada yang tahu identitas Daybreaker.

"Pastikan juga dia tidak luka sama sekali. Aku akan mengurus yang ini," sambung si ketua.

***

"Nama lo siapa?"

"Gak perlu tau." Harin membuang muka.

Ckit!

"Dengar, yah, bos kasih gue perintah buat anter lo sampe ambang pintu Rumah lo tanpa ada luka sekecil apa pun, but you know what? Gue bukan tipe penurut," bentak Mark.

"Mark, udahlah, nanti dia nangis lagi." Ten memegang bahu Mark, si pengemudi.

Sesuai tebakan Ten, Harin menutupi wajahnya dan menangis lagi. Kali ini, dua kali lipat lebih keras.

"Apa kata gue? Sana, pindah ke belakang terus minta maaf. Gue aja yang nyetir."

"Fuck." Umpat Mark seraya turun dari mobil. Karen hal ini, Ten akhirnya mengambil alih kemudi.

IRREGULAR  | NCT mafia au [✔️]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن