The Wilder the better

5.3K 744 81
                                    

Happy reading!

Suara balapan motor terdengar begitu kencang sampai ke seisi bangunan berbentuk lingkaran tersebut. Ada dua orang pembalap sedang bertaruh di dalam sana menggunakan motor masing-masing. Yang kalah akan mentraktir ayam dan soju nanti malam, begitu katanya.

"TSADESSS." seru seseorang dari samping dengan lantangnya. Dua orang pembalap itu belum tentu mendengarnya, tapi ia tidak peduli. Diam itu tidak ada di kamusnya.

"Nih, minum dulu, Chan." laki-laki itu menyerahkan sebotol air mineral kepada Haechan yang baru saja melepaskan helmnya. Ia menerima air tersebut dan meminumnya. Dia juga melakukan kebiasaannya sehabis balapan, menyirami kepala dengan air minumnya sendiri. 

"Buat gue gak ada, nih?" tanya seorang pembalap berambut coklat asal Jerman, Liu Yangyang. Keringatnya bercucuran akibat cuaca panas. Sesekali, ia mengusapnya dengan punggung tangan. 

"Mau panas atau dingin gan?" tanya Nakamoto Yuta, pria asal Jepang.

"Panas. Kalau bisa yang berasap, gan." 

"Gila lo, cuacanya panas malah minum yang panas."

"Bercanda doang, sih. Mana sini minumnya?"

"BELI." sembur Yuta.

Mendengar hal ini, Yangyang merotasikan mata, lalu berlalu melewati Yuta. Ia berlagak sedang marah kepada laki-laki berdarah Jepang tersebut, walaupun Yuta tidak begitu mempercayai akting anak laki-laki itu. Mereka sudah lama bersahabat, mana mungkin Yuta tidak tahu tingkah lakunya.

Tidak ada seorang pun dari grup masing-masing tahu kalau ketiganya sering bertemu di sirkuit. Sampai-sampai karena amannya tempat ini, mereka bertiga menjadikan tempat ini markas sendiri untuk sekadar bertemu dan balapan motor.

Bukan, mereka bukannya mengkhianati Wilder dan Daybreaker dengan memiliki gang sendiri. Dengan adanya markas ini, bukan berarti mereka membuat gang sendiri. Hanya saja, mereka tidak begitu peduli lagi melihat pertikaian antara kedua kubu itu.

Haechan tahu benar kalau Yangyang dan Yuta bukanlah dari pihaknya, tapi apa boleh buat. Ketiganya memiliki pemikiran sama, jadi tetap berteman. Tidak seperti anggota lainnya dari Wilder maupun Daybreaker.

Ketiganya memiliki satu niat yang kalau bisa, benar-benar jadi tujuan dengan akhir terwujudkan. Niat yang bersanding dengan rencana ini begitu besar dan cukup berat. Bisa saja ini menjadi mustahil untuk dilakukan. Yuta, Yangyang, dan Haechan mau perdamaian terjadi di antara grup mereka masing-masing.

"Lo udah bilang lagi ke Doyoung tentang Jaehyun, Chan?" Yangyang meletakkan helmnya di dalam loker. Haechan bungkam, wajahnya terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu. Bibirnya ingin berucap, tapi tidak tahu bagaimana cara menyampaikannya.

Ia menggeleng sebagai jawaban, membuat Yangyang mengangkat satu alisnya, kemudian menghela napas pasrah.

"Kemarin Jina ada di markas Wilder." jelas Yangyang sambil menyandarkan tubuh ke loker besi di belakangnya.

Mata Haechan membelalak kaget mendengar nama itu keluar dari mulut Yangyang. Jina ada di markas mereka? Bagaimana bisa? Dan lebih lagi, untuk apa?

"Kok bisa?" Haechan berusaha menyembunyikan rasa khawatir di dalam dadanya.

"Rumit kalo dijelasin. Intinya, Jina bisa aja mati kalo Lucas gak dateng tepat waktu."

"Lucas, ya? Gimana kabarnya?"

"Masih benci sama kalian."

"Gue gak kaget." balasnya, hambar.

Suara pintu loker dibanting tertutup terdengar dari belakang Haechan. Suara bantingan pintunya seakan penuh emosi, sehingga secara otomatis mereka berdua melihat ke sumber suara, Nakamoto Yuta.

IRREGULAR  | NCT mafia au [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang